Lisa pov.Malam yang kami tunggu-tunggu akhirnya tiba, sekarang Jennie tengah bersiap-siap bersama Lili sementara aku sudah selesai dari sepuluh menit yang lalu.
Jika sudah berdandan Jennie akan lama, meskipun aku wanita aku tidak terbiasa bersolek terlalu lama, itu membuatku risih.
"Mom baby tidak mau di kepang dua" Lili merengek saat Jennie mengepang dua rambutnya yang mulai memanjang.
"Wae, itu menggemaskan baby"
"Tidak mau, baby mau kuncil satu saja"
"Kenapa makin kesini baby makin meniru gaya Dadda hmm?" Jennie menekan kedua pipi Lili dengan telapak tangannya.
"Karena dia anakku sayang" sahutku lalu menghampiri keduanya di meja rias.
"Lili juga anakku" Jennie mendengus.
Aku tersenyum menundukkan tubuhku mencium pipi kedua kesayangan ku.
"Kenapa baby tidak mau kepang dua?" Tanyaku.
"Tellalau gilly, baby tidak suka. Baby sukanya sepelti Dadda, cool" aku terkekeh sementara Jennie mengelus dadanya.
"Sabar sayang, putri kita memang dominan mirip denganku" aku menepuk-nepuk punggung istriku.
Jennie memberikan tatapan sengitnya.
"Diam Manoban, lain kali aku akan mencetak yang mirip denganku" celetuk Jennie sambil menguncir rambut Lili menjadi satu.
"Jadi kamu menginginkan anak kedua, Mommy" aku menggodanya dengan mencolek perutnya.
"No! Baby tidak mau adik. No no no" Lili terlihat kesal menggerakkan jari telunjuknya.
"Aniya baby Mommy hanya asal bicara" bantah Jennie panik Lili akan marah dan menangis.
"Kenapa tidak mau hemm, baby jadi punya teman bermain di rumah. Nanti kita membuat adik kedua untuk Lili kan, mom" godaku memanas-manasi Lili.
"Tidak!" Pekik Lili kemudiannya aku merasakan telapak tangan kecil memukul wajahku.
"Aah sakit, wajahku" aku menutup wajahku mengerang sakit.
"Lasakan. Tidak ada adik pokoknya, titik"
"Ck sudah tau anaknya sensitif jika mendengar adik, masih saja kamu menggodanya honey. Kemari aku lihat wajahmu" Jennie memeriksa wajahku.
"Memerah kan jadinya" Jennie menghela nafas mengusap area pelipis ku.
"Tidak papa sayang, nanti juga hilang sendiri merahnya. Sekarang lebih baik kamu bersiap dan biar aku yang mengurus Lili"
"Kamu malah akan membuatnya kesal nantinya"
"Tidak sayang aku janji"
"Baiklah, ingat jika Lili menangis kamu yang akan aku tendang dari rumah ini"
"Yes Mommy"
"Bersama Dadda dulu ya, Mommy mau ganti baju" Jennie membujuk Lili.
Lili merengek menggelengkan kepalanya.
"Tidak mau Mommy Dadda menyebabkan"
"Hei sweet heart, kemari bersama Dadda" aku menggendong Lili, Lili memberontak menendang-nendang perutku.
"Mommy hanya sebentar nak, tunggu ya" Jennie seger masuk kedalam walk in closet.
"No Mommy.." Lili mengepak-ngepakkan kakinya dan menarik bajuku.
"Maafkan Dadda, iya tidak akan ada adik untuk baby. Promise" aku menyatukan kening kami.
Lili akhirnya tenang.
"Promise Dadda?" Lili menatap mataku.
"Yeah baby" aku tersenyum mengecup hidungnya.
"Sambil menunggu Mommy, ayo main game" aku duduk di sofa bersama Lili duduk di pangkuan ku.
"Ayo Dadda" Lili bersemangat mengangkat kedua tangannya.
Aku gemas mencium puncak kepalanya.
•••
Tbc
04/06/24
Lili tomboy girl.
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fam[L]ili✓
Fanfiction"pelan-pelan pak cupil" start : 15/08/23 end : 10/06/24 hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 9.