36🐣

2K 388 19
                                    


Author pov.

"Nanti malam ayo pergi berkencan, kita dinner setelah itu menonton bioskop" ajak Lisa menatap Jennie yang tengah melipat kain di ruang tamu.

"Bersama Lili?" Tanya Jennie tanpa melihat Lisa.

"Tentunya sayang" Lisa mengecup paha mulus Jennie yang terekspos.

Jennie tersenyum mengelus pipi Lisa.

"Mau nonton film apa?" Tanya Jennie sambil melipat kain.

"Film tentang keluarga bahagia, itu film yang aku sutradarai sayang" bangga Lisa.

"Proud of you honey" senyum Jennie lalu mengecup bibir Lisa.

Lisa menahan kepala Jennie dan melumat bibir tipis itu sebentar.

"Ngomong-ngomong di mana anakku? Dari pulang bekerja tadi aku belum melihatnya" Lisa mencari-cari keberadaan Lili sekarang.

Jennie memutar matanya.

"Bersama siapa lagi kalau bukan bersama si centil"

"Hahahaha calon menantu mu itu ya"

"Yaak jangan katakan itu Manoban" Jennie melototi Lisa.

"Hehehe maaf sayangku" Lisa ciut menenggelamkan wajahnya di perut Jennie.

"Jemput putrimu, sudah menjelang sore belum pulang-pulang juga. Huh betah sekali bermain bersama si centil itu"

Lisa langsung bangkit.

"Tidak papa sayang, yang penting Lili senang. Lagian Lauren baik hanya saja kamu tau sayang dia genit dan centil" Lisa terkekeh.

"Ya aku tau"

Chup

Lisa mencium kening Jennie.

"Aku menjemput Lili dulu" Lisa berlalu dari hadapan Jennie.

"Cepat jangan lama-lama, awas saja jika kamu menggoda janda di sana, aku akan memotong jari-jari mu"

"Iya sayang" Lisa sedikit berteriak di ambang pintu.

Tujuan Lisa langsung ke taman bermain, dia sudah hafal anaknya dan Lauren pasti bermain di sana.

Dan benar saja Lisa bisa melihat Lili yang tengah berjongkok menggali pasir sedangkan Lauren membentuk kue dengan cetakan mainannya.

Lisa menghampiri kedua bocah itu.

"Chagiya mau kue lasa apa, stawbelly atau coklat?" Tanya Lauren, mendengar itu Lisa mendengus.

"Chagiya chagiya, heh bocah bau minyak telon, belajar dulu yang benar jangan asik pacaran saja" tegur Lisa.

"Dadda!" Lili berdiri memeluk paha Lisa.

"Eh calon Dadda meltua disini ya, sungkem" Lauren tersenyum manis mencium tangan Lisa.

"Anak ini benar-benar" Lisa hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Dadda gedong" Lili merentangkan tangannya.

Lisa langsung mengangkat Lili ke gendongannya.

"Laulen juga mau di gendong calon Dadda meltua, up up" Lauren melompat-lompat kecil.

"Tidak, jalan saja sendiri. Kita pulang ya nak" Lisa mengusap pipi Lili.

"Eum" angguk Lili.

"Baby kucel ya, lihat mukanya berpasir dan bajunya ada sisa coklat. Tadi habis makan coklat ya, sudah kasih tau Mommy belum?" Lisa melangkahkan kakinya menghiraukan Lauren yang terus-terusan meminta di gendong.

"Belum Dadda, baby makan sedikit kok tidak banyak-banyak"

"Sedikit atau tidaknya baby harus mengatakannya dulu pada Mommy. Nanti giginya sakit dan berlubang bagiamana? Siapa juga yang menangis mengerang sakit, hmm"

"Maaf Dadda"

"Lain kali kasih tau Mommy dulu ya" Lisa mencium kening Lili.

"Iya Dadda. Baby love you" Lili mencium pipi Lisa.

"Dadda love you more" Lisa tersenyum menggesekkan hidung mereka.

"Huwaaaa calon Dadda meltua jahat!" Lauren menangis keras karena dia capek di abaikan Lisa.

"Dadda kasian Laulen" Lili tidak tega melihat Lauren menangis.

Lisa menghela nafas lalu berjongkok menyamakan tingginya dengan Lauren.

"Hikss Laulen sedih" Lauren terisak-isak mengucek matanya.

"Sssh aku tidak bermaksud mengabaikan mu, aku minta maaf ya" Lisa memeluk Lauren dan Lili secara bersamaan.

"I-iya hiks tapi gendong Laulen juga" Lauren memeluk leher Lisa.

"Hem, aku akan menggendong kalian berdua kalau begitu" Lisa menggendong keduanya, Lili di tangan kanan sedangkan Lauren di tangan kiri.

"Terimakasih calon Dadda meltua" Lauren mencium pipi Lisa.

Lisa kaget.

"Yaak Laulen jangan cium cium Dadda, nanti Mommy malah" Lili menghapus bekas ciuman Lauren di pipi Lisa.

"Kalau cium Lili boleh?" Lauren tersenyum manis.

"Tid-"

Chup

Lauren langsung mencium pipi Lili.

"Yaak pipi anakku" Lisa meringis, kesal ingin mencubit pipi Lauren sampai merah.

"Xixixi Laulen sukaa" Lauren terkikik menutup mulutnya.

Lisa berjalan terburu-buru memasuki halaman rumah Lauren.

"Sana masuk, Lili di larang bertemu dengan mu selama seratus tahun" setelah mengucapkan kata itu Lisa berlari kecil membawa Lili pulang ke rumah.

"No way!" Pekik Lauren.

•••

Tbc

31/05/24

Kencannya harus ikut anak ya mom, wkwkwk Lauren ada aja tingkahnya.

Vote komen lanjut.

Fam[L]ili✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang