12🐣

4.6K 648 10
                                    



Author pov.

"Dadda bangun!" Lili membangunkan Lisa yang masih asik dengan mimpinya.

Lisa sudah pulang ke rumah, dua hari adalah waktu yang singkat sehingga dia bisa cepat-cepat pulang menemui istri dan anaknya.

"Dadda ini sudah siang tenapa lama sekali bangunnya" bocah cerewet itu melipat kedua tangannya sambil menatap Lisa yang masih terpejam.

"Rrrggh~" Lisa mendengkur.

"Issh ish ish" Lili geleng-geleng kepala.

Ceklek

Jennie masuk dengan susu coklat di tangannya.

"Mommy liat Dadda lama bangun" adu Lili cemberut.

Jennie hanya tersenyum meletakkan segelas susu coklat di atas nakas.

"Dadda capek nak, kan baru tiba semalam" Jennie memberikan pengertian mengelus sayang kepala Lili.

"Tapi sudah siang mom.. baby mau main sama Dadda" Lili mempoutkan bibirnya memeluk pinggang Jennie.

"Nanti ya nak biarkan Dadda istirahat dulu. Main sama Lauren dulu hemm" lembut Jennie mengusap pipi Lili.

Lili menghela nafas dan menganggukkan kepalanya.

"Jangan cemberut, smile baby" Jennie menarik sudut bibir Lili ke atas.

Lili akhirnya tersenyum begitu melihat senyum manis Mommy nya.

"Love you Mommy"

Chup

Lili mencium bibir Jennie.

"Love you more baby"

Chup

Balas Jennie mencium lama bibir Lili.

"Kiss Dadda" suruh Jennie.

Lili mengangguk, melepaskan pelukannya dan menunduk untuk mencium bibir Lisa.

Chup

"Love you Dadda" kata Lili setelah mencium bibir Lisa.

"Love you more and more baby" balas Lisa dengan mata terpejam.

"Eum. Baby main dulu ya Mommy" izin Lili dan turun dari kasur.

"Nee jangan nakal ya nak" peringat Jennie.

"Otey! Pyee Mommy.." Lili mendadah lalu berlari keluar dari kamar.

"Bye bye baby" balas Jennie mendadah sambil memperhatikan punggung Lili yang semakin menjauh.

"Mommy uyyu" Jennie menelan saliva nya saat mendengar suara serak Lisa.

"Ini susu coklat" Jennie mengambil susu coklat dari atas nakas.

"Susu mu" Lisa merebut gelas dari tangan Jennie, meletakkannya di atas nakas kemudian menindih tubuh Jennie.

"Y-yaak bukaannya tadi kau tertidur honey" Jennie menjadi gugup.

"Hemm tapi aku ingin uyyu mu" Lisa masuk kedalam kaos kebesaran Jennie.

"Hon- aahh yaaak pelan-pelan ngilu, sssh" Jennie meringis.

"Hem" dehem Lisa memelankan hisapannya.

Jennie mengintip Lisa dan dia malu sendiri melihat bagaimana bibir tebal Lisa mengulum putingnya.

"Anak sama Dadda sama saja. Maniak uyyu" gumam Jennie sambil mengusap kepala Lisa.

-

"Yaak Balon, jangan ganggu Laulen" Lili kesal karena bocah laki-laki itu menjahili Lauren.

Baron bocah berusia empat tahun itu menekuk wajahnya tidak suka dilarang Lili.

"Apa, aku hanya mengajak Lauren bermain. Iya kan Lauren?" Baron tersenyum menatap Lauren.

Lauren memutar matanya malas.

"Kau nakal Balon. Kau menalik-nalik lambut ku" sebal Lauren melipat kedua tangannya.

"Tan, mau Lili putul eoh" Lili menunjukkan tinju kecilnya.

"Aku tidak takut" Baron menatap sinis Lili.

"Cih, sana pelgi jangan ganggu Laulen lagi" Lili seperti pahlawan melindungi Lauren di belakangnya.

"Tidak!" Baron menolak.

"Aku suka Lauren" kata Baron lagi.

Lili menggertakan giginya kesal melihat tingkah Baron.

"Minta di putul telnyata" Lili menyeringai licik, saat hendak melayangkan pukulannya ada tangan seseorang yang menahannya.

"Tidak boleh nakal Lili"

"Haejin unnie?" Lili membulatkan matanya.

"Lili" Haejin tersenyum memeluk tubuh mungil Lili.

Lili ikut tersenyum membalas pelukan Haejin.

Lauren mendengus, dia kurang suka melihat Lili berpelukan dengan Haejin.

"Lili ayo lanjut main" tanpa memperdulikan Haejin Lauren menarik tangan Lili menjauh dari Haejin dan Baron.

"Hai cantik boleh kenalan?" Baron mengulurkan tangannya.

Haejin memutar mata malas dan berlalu pergi mengikuti Lili dan Lauren.

Baron jadi Sad boy utututu kasian.

•••

Tbc

09/09/23

Bocah-bocah bikin gemesss.

Vote komen lanjut.

Fam[L]ili✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang