05🐣

5.5K 741 24
                                    


Jennie pov.

"Hiksss Dadda.." Lili terus menangis setelah kepergian Lisa.

Aku menghela nafas berat, mengusap pipinya kemudian mengangkat tubuh Lili ke pangkuanku.

"Sudah baby Dadda pasti baik-baik saja" aku mengecup puncak kepalanya.

"Itu nyata mom.. Dadda benal-benal kecelataan" lirih Lili meremas bajuku.

"Sst tidak baik berkata seperti itu nak, pamali"

"Hiks baby juga ndak mau itu teljadi Mommy, baby cayang Dadda mestipun Dadda jelek" aku tertawa kecil mendengar kata terakhir Lili.

"Aniya itu tidak akan terjadi baby. Untuk menghilangkan pikiran buruk baby bagaimana kalau Mommy menceritakan awal pertemuan Mommy dengan Dadda?"

Lili mendongak menatapku, aigoo lihat pipi dan hidung putriku memerah.

"Hmp eum" Lili akhirnya mengangguk.

Sebelum memulai ceritaku aku mencium pipi Lili dan membuka kancing kemeja ku.

"Sambil uyyu hemm" aku mengeluarkan payudaraku dan mengarahkan puting ku ke arah mulut Lili.

Lili mengangguk menerimanya dengan baik.

Pcck.. pck

Kkkh putriku kehausan.

"Ekhm, dulu waktu Mommy jadi artis Mommy mempunyai sutradara yang misterius yaitu Lalisa Manoban, Dadda Lili. Saat syuting Mommy pernah membuat rekan Mommy kesal, Mommy terus melakukan kesalahan dan tidak bisa fokus karena waktu itu grandma sakit dan Mommy memaksakan syuting karena di tuntut harus profesional"

"Karena tidak fokus akhirnya Mommy di marahi oleh Jisoo, manager Mommy. Mommy sedih baby, Mommy memutuskan menyendiri dan menangis di toilet"

Lili menatapku dengan kerutan di wajahnya.

"Chu malah sama Mommy, baby atan putul dia" Lili marah mendengar Jisoo mantan manager ku yang kini menjadi sahabatku, memarahiku.

"Kkkh masa lalu nak, lagian itu salah Mommy karena tidak bisa fokus. Mau lanjut?"

"Issh tetap saja Chu jahat memalahi Mommy. Eum lanjut mom" Lili mendumel dan kembali menyusu.

"Saat mommy menangis tiba-tiba saja orang masuk ke dalam toilet, dia memakai Hoodie topi dan lengkap dengan kaca mata hitamnya. Mommy mengacuhkannya tapi dia mendekati Mommy dan memberikan sapu tangan warna kuning nya pada Mommy. Mommy mengambilnya untuk menghapus air mata Mommy, lalu Mommy mengucapkan terimakasih karena sudah memberikan sapu tangan itu. Dan baby tahu siapa orang itu?" Aku menatap Lili sambil tersenyum.

Lili ikut tersenyum lalu melepaskan kulumanya sebentar.

"It's Dadda!" Pekik Lili.

"Bingo" aku mencolek hidung kecil Lili.

"Xixixii" Lili terkikik lucu.

"Ternyata dia sutradara misterius itu, dia Lalisa Manoban yang sudah memiliki istri dan anak saat ini"

"Waktu Dadda membuka tudung jaketnya Mommy terkejut dan terpesona, Mommy menganga melihat bagaimana rupawan nya wajah Dadda. Jujur Mommy ingin pingsan saat Dadda membuka kaca mata beserta maskernya, bayangan saja baby, bayangkan saja Mommy seperti orang bodoh memandangi wajah cantik dan tampan Dadda!" Aku begitu bersemangat menceritakan tentang ini pada putriku.

Lili tersenyum sampai matanya ikut tersenyum.

"Terus baby, Dadda memegang pundak mommy lalu membuka suaranya. Dadda memberikan motivasi dan semangat, Dadda juga sangat peka dan mengerti terhadap Mommy. Semenjak dari situ Mommy dan Dadda jadi dekat baby, kami saling bertukar kabar dan memberikan perhatian satu sama lain" aku senyum-senyum sendiri membayangkan betapa manisnya seorang Lalisa Manoban.

Lili manggut-manggut menyimak dengan baik.

Tapi aku rasa sebentar lagi Lili akan tidur, matanya sudah berat ingin terpejam.

"Lama kelamaan kami semakin akrab, tidak terasa hubungan tanpa status yang kami jalani terjalin selama tiga bulan. Sebagai wanita Mommy butuh kepastian, Mommy berbicara serius dengan Dadda dan saat itu juga Dadda mengeluarkan cincin dan menyodorkannya pada Mommy"

"Dadda mengatakan dia tidak mau berpacaran, Dadda ingin langsung menikah karena menurutnya pacaran itu buang-buang waktu dan tenaga. Mommy masih diam dan Dadda kembali membuka suaranya"

"Dadda ingin Mommy menjadi istrinya, Dadda juga mengatakan kalau tidak bersedia maka hubungan kami harus selesai saat itu juga. Tidak boleh saling menghubungi dan bersikap seperti orang asing yang tidak saling mengenal"

"Disitu Mommy cemas, takut kalau kami saling menjauh. Jadi Mommy meminta satu hari untuk memikirkan semuanya, Dadda setuju dan memberikan waktu untuk Mommy"

"Dan baby tahu? Dadda brengsek membuat Mommy rindu setengah mati padanya" aku mengerucutkan bibirku mengingat kejadian itu.

Mata Lili yang awalnya terpejam kini kembali terbuka menatapku.

Hehehe mianhe baby.

"Seharian itu Dadda tidak memberikan kabar apapun, dia menghilang bak di telan bumi. Mommy mencoba menghubunginya tap-"

Aku berhenti saat suara ponsel mengalihkan perhatian ku.

Ddrrtt..

Dadda Lili ❤️

"Ya honey" aku berkata dengan manis.

"H-halo Mrs Jennie, ini aku Joo-hyuk. Emm PD nim mengalami kecelakaan"

Ponsel yang aku pegang langsung terjatuh dari genggaman ku.

Aku gemetaran, nafasku tersengal-sengal mulai tak beraturan.

"Tidak mungkin!"

"Huwaaa Mommy.." akibat keterkejutan ku Lili tersentak dan kembali menangis.

"Kita harus pergi baby, mmph Dadda kecelakaan~" aku menahan tangis, membenarkan pakaianku dan bergegas membawa Lili pergi.

•••

Lili 😚🤏

Lili 😚🤏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc

19/08/23

Cerita masa lalu euyy.

Vote komen lanjut.

Fam[L]ili✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang