Jennie pov.Lisa membawa kami ke restoran berbintang lima, ini sangat mewah dan aku sangat senang.
Hidangan disini juga sangat enak, Lili beberapa kali meminta tambah membuatku tertawa karena kelucuannya memakan steak.
Lisa menikmati hidangan nya, sesekali menyupapi ku dan memotong-motong kecil steak untuk Lili.
Aku juga sama, sangat menikmati hidangan dan menyuapi Lisa sesekali.
"Ukhuk ukhuk" Lili tersedak saat memakan steak nya dengan terburu-buru.
"Ekhm" Lisa dengan cepat memberikan air untuk Lili.
Sementara aku menepuk-nepuk punggung belakangnya.
"Makan yang pelan nak, jangan terburu-buru" peringat ku.
"Pelih.." rengek Lili menggaruk lehernya.
"Minum susunya baby" Lisa memberikan segelas susu untuk Lili.
Lili menerimanya dan meminumnya.
"Kenapa mesti terburu-buru nak" Lisa mengangkat Lili ke gendongannya, Lisa jelas sangat khawatir dengan putrinya.
Lili menyenderkan pipinya di bahu Lisa, masih merengek mengerang perih di tenggorokan nya.
"Baby mau ke sana" Lili menunjuk banyak jenis coklat di etalase.
"Tunggu sebentar sayang" pamit Lisa dan aku mengangguk.
Aku menyudahi makan ku, pergi ke toilet mencuci tangan dan berkaca merapikan pakaian ku.
Setelah itu kembali ke meja dan melihat Lili sudah tersenyum dengan sekotak coklat di tangannya.
"Bagus mempercepat kerusakan gigi anak" aku menyindir Lisa.
Lisa mengulum bibirnya sambil menggaruk tengkuknya.
"Mau bagiamana lagi sayang, itu keinginan Lili. Tau sendiri jika permintaannya tidak di turuti"
Aku memutar mataku, memang jika permintaan Lili tidak di turuti, Lili bisa tantrum dan berguling-guling di lantai.
"Baby, jangan di makan semua ya, giginya bisa sakit dan berlubang" aku mengelus pipi Lili.
"Ya Mommy" untungnya Lili setuju, aku bersyukur karena semakin kesini Lili mulai bisa di kasih tau dan memahami apa yang aku dan Lisa ucapkan.
"Permisi" kami menoleh melihat orang yang menghampiri meja kami.
"Ya?" Lisa menjawab.
"Aku Pharita, penggemar Jennie eonnie" gadis muda ini memperkenalkan dirinya sebagai penggemar ku.
Aku tersanjung, tenyata masih ada penggemar yang masih mengingatku.
"Ah halo Pharita" aku dengan ramah menyapanya.
"Eonnie bisakah kita berfoto?" Tanya Pharita penuh harap.
"Sure" aku segera mendekatinya lalu merangkul pundaknya.
Gadis ini memegang tampak gugup di sampingku.
"Santai" aku tertawa kecil dan Pharita tersenyum mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Honey foto aku dan penggemar setiaku" aku mengkode Pharita agar memberikan ponselnya pada Lisa.
Pharita langsung memberikan ponselnya dan di terima baik oleh Lisa.
"Satu dua tiga.."
Ckrek
Ckrek
Ckrek
Lisa mengambil foto kami sebanyak tiga kali.
"Terimakasih banyak eonnie" Pharita berkaca-kaca menatapku.
Aku tau dia pasti sangat senang bertemu denganku apalagi sampai berfoto dengan ku.
Aku tersenyum menepuk-nepuk pundaknya.
"Kalau begitu aku permisi eonnie, maaf karena menganggu makan malam kalian"
"Tidak, kamu tidak menganggu dan kami juga sudah selesai makan malam"
"Senang bisa bertemu dengan eonnie disini, senang juga mengenal istri dan anak eonnie" Pharita tersenyum lalu menyapa Lili dan Lisa.
Lisa hanya tersenyum sementara Lili juga tersenyum sambil melambaikan tangan kecilnya.
"Kiyowoo" Pharita gemas.
"Kalau begitu aku permisi eonnie, mari"
"Hati-hati di jalan, senang juga berkenalan denganmu"
Pharita mengangguk setelah itu pergi dari hadapan kami.
"Eonnie itu cantik" celetuk Lili.
"Ya kan" Lisa menyetujuinya.
Aku mendelik tajam ke arah mereka.
"Terus saja terus" datar ku.
"Tapi tetap Mommy yang paling cantik! Love you Mommy" Lili langsung memeluk leherku, anak ini paling bisa membuat Mommy nya luluh.
Chup
Chup
Chup
Lili mengecup bibir ku berkali-kali.
"Love you more baby" balasku mencium lama pipinya.
"Sayang, hanya kamu yang aku cinta dan yang paling cantik di mataku. Love you so much" Lisa juga tidak mau kalah mengecup bibirku berkali-kali.
Ck buaya betina ini, tidak hanya muka yang mirip tapi sikap genitnya juga menurun pada Lili.
"Love you more" meskipun sedikit kesal namun aku tetap membalasnya.
"Sudah sudah, sekalang waktunya nonton bioskop. Ayo Mommy, Dadda"
Selalu, Lili si pengacau tidak akan membiarkan Mommy dan Dadda nya bermesraan meski hanya sebentar.
-
"Bagaimana sayang, apa filmnya bagus?" Lisa harap-harap cemas menatap ke arahku.
Aku tersenyum membelai wajahnya.
"Bagiamana bisa film sebagus ini membuatku terharu honey, aku sangat menyukainya"
Lisa bernafas lega mencium punggung tanganku.
"Terimakasih sayang"
Aku mengangguk menyenderkan kepalaku di pundak Lisa.
"Filmnya bagus Dadda, baby suka. Sepelti kelualga kita" komentar Lili.
Lisa menunduk mencium pipi Lili.
"Memang terinspirasi dari keluarga kecil kita baby. Sangat indah bukan?" Lisa menggenggam tangan Lili.
"Eum" Lili mengangguk lucu.
"Sangat harmonis, dan aku berharap keluarga kecil kita selalu di sertai kebahagiaan dan kebaikan" kataku dengan mata menatap ke depan.
"I hope so, wife" Lisa mencium pelipis ku.
"Amin.." sahut Lili membuat aku dan Lisa tertawa.
Chup
Chup
Aku dan Lisa kompak mencium pipi Lili.
"Xixixi" Lili terkikik senang memegang pipi kami.
•••
Tbc
06/06/24
Keluarga bahagia. Kangen Lauren tidak..
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fam[L]ili✓
Fanfiction"pelan-pelan pak cupil" start : 15/08/23 end : 10/06/24 hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 9.