Author pov.
"Honeyyy!"
"Dadda!"
Jennie dan Lili sama-sama berteriak memanggil Lisa
"Aissh sudah aku bilang ini hanya luka kecil, kenapa kau berani sekali memakai ponselku untuk menelpon istriku" Lisa mendengus menatap kesal ke arah Joo-hyuk.
Joo-hyuk menggaruk kepalanya dan mengulum bibirnya.
"Aku terlalu panik PD nim, lagian aku sudah berjanji pada Mrs Jennie akan mengabarinya jika sesuatu terjadi padamu" kata Joo-hyuk.
"Hisshh sana sana, kau menyebalkan" Lisa mengibaskan tangannya mengusir Joo-hyuk, pria itu mengangguk dan membungkuk sebelum pergi dari hadapan Lisa.
"Huwaaaa honey aku tidak mau jadi janda pirang hiksss.."
"Dadda baby.. hiks hiksss jangan mati ya baby ndak mau jadi anak ayam di tinggal Daddy nya.."
Lisa mengerjap-ngerjapkan matanya mendengar ucapan istri dan putrinya.
"Please deh, aku hanya menabrak tiang listrik bukan menabrak truk besar" Lisa memutar matanya.
Hug
Lisa terhuyung kebelakang saat Jennie dan Lili menubruk tubuhnya.
Lisa pov.
"Oh gosh hampir saja" aku menghela nafas pelan.
"Honey hiks mana yang luka kenapa tidak kerumah sakit saja kenapa malah ke lokasi syuting. Hiksss lihat dahi silau mu terluka, omoo hiks a-apa ini sakit hon" Jennie meneyetuh dahi ku dengan hati-hati.
"Ssh ya sedikit honey, tapi tenang saja Joo-hyuk sudah membantu mengobati dahi ku tadi" kataku.
"Sudah baby bilang Dadda jangan pelgi! Hikss liat Dadda kecelataan, mimpi baby nyata!" Lili memekik memukul dada ku.
Aku menggenggam tangan kecil Lili, mengecupnya dan mengusapnya setelahnya.
Huhh, aku menyesal mengindahkan perkataan putriku.
"Sorry baby, Dadda janji kedepannya akan mendengarkan perkataan baby dan juga Mommy" aku mencium keningnya.
Lili mengangguk lalu membenamkan wajahnya di leher ku.
"Pink plomise" Lili memberikan kelingkingnya
"Pink promises" aku tersenyum menautkan kelingkingku.
"Hmph kedepannya kita harus berhati-hati honey, kita tidak bisa menyepelekan sebuah kata. Belajar dari sebuah kesalahan" kata Jennie dan aku menganggukkan kepalaku.
"Pasti honey" aku mengecup bibir Jennie.
"Kenapa bisa kau mengalami kecelakaan honey? Kau tahu aku sangat panik mendengar berita ini dari Joo-hyuk" Jennie menyenderkan kepalanya di pundak ku.
"Tadi saat menuju kesini ban ku bocor honey, aku hendak menepi tapi jalanan nya licin yang mengakibatkan mobilku hilang kendali. Dan yah aku menabrak tiang listrik yang untungnya aku tidak apa-apa meskipun mendapatkan luka kecil di dahi ku. Aku baik-baik saja honey, tidak perlu khawatir lagi hemm" aku mengusap-usap pundak Jennie.
"Bagaimanapun juga aku takut sesuatu hal yang besar menimpa mu, aku tidak ingin kehilanganmu honey" lirih Jennie memeluk erat pinggang ku.
Wajar Jennie takut aku pergi darinya, secara aku cinta matinya hehehe.
"Aku tidak akan kemana-mana honey, aku selalu di sampingmu dan juga Lili. Kalian berdua hidupku" aku mengecup puncak kepala keduanya.
"Baby sayang Dadda.. kiss baby" Lili mendongak mempoutkan bibirnya.
Jarang-jarang Lili meminta di cium padaku, biasanya dengan Jennie terus.
Chup
Langsung saja aku memberikan ciuman di bibirnya.
"Aku juga mau honey" bayi besar ku ikut mempoutkan bibirnya.
Chup
Aku langsung memberikannya.
"Ah iya baby balu ingat, sampai mana celita Mommy tadi?" Lili menatap Jennie.
"Cerita apa honey?" Aku ikut mantap Jennie.
"Cerita tentang awal pertemuan kita honey" kata Jennie.
"Ayo Mommy baby mau dengal" desak Lili.
"Kau saja honey, tadi sampai kau tidak memberikan kabar apapun padaku"
"Ah sudah sejauh itu ternyata"
"Ya silahkan ceritakan Lalisa Manoban yang terhormat, aku kesal setiap kali mengingatkan"
Aku tertawa pelan mengingat hal itu.
"Ya ya baiklah. Ekhm, jadi saat itu Dadda tidak mengabari Mommy karena Dadda ingin mengetes bagaimana perasaan Mommy pada Dadda. Dadda juga galau, memikirkan bagaimana jika Mommy tidak menerima lamaran Dadda? Jadi Dadda memutuskan mengabaikan panggilan masuk dan pesan yang dikirimkan Mommy pada Dadda. Dadda berada di apartemen seharian, menonton film dan gym untuk mengalihkan pikiran Dadda dari Mommy"
Aku berhenti sebentar, menatap Lili yang sangat serius mendengar ceritaku.
"Itu tidak berhasil, Dadda tetap kepikiran dan rasanya hampir gila baby tahu. Tapi untungnya saat itu Mommy datang menerobos masuk ke dalam apartemen Dadda, Mommy berlari ke arah Dadda dan menangis memukul-mukul tubuh Dadda"
"Dadda membuat Mommy menangis" Lili cemberut menekuk wajahnya.
"Wleek jahat" Jennie menjulurkan lidahnya.
"Ahaha emm itu.. dengarkan saja oke, ini menuju ending" kataku.
Lili memutar matanya dan mengangguk setelahnya.
"Dadda menenangkan Mommy sampai Mommy tentang, setelah tenang Mommy menatap mata Dadda dan mengatakan bersedia menikah dengan Dadda" aku tersenyum mengingat waktu itu Jennie akhirnya mau menikah dengan ku.
"Senang tentu saja, Dadda bahkan berteriak kegirangan mengangkat tubuh Mommy dan berputar-putar sambil mencium bibirnya"
"Uuh cweet" Lili tersenyum.
"Ya memang" aku menyeringai.
"Yaa hentikan senyum itu" Jennie memukul pelan dadaku.
"Hehehe ya honey. Kami akhirnya menikah dan setelah itu memutuskan untuk memiliki Lili di dunia ini" aku mengacak-acak rambut Lili.
"Ending yang bagus" Lili bertepuk tangan.
"Semoga keluarga kecil kita di sertai kebahagiaan selalu amin" ucap Jennie.
"Amin" ucapku dan Lili bersamaan.
•••
Tbc
20/08/23
Ya kali Mommy J jadi janda pirang baby Lili jadi anak ayam.
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fam[L]ili✓
Fanfiction"pelan-pelan pak cupil" start : 15/08/23 end : 10/06/24 hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 9.