04🐣

5.9K 761 46
                                    


Lisa pov.

Pagi ini aku dan Jennie sudah di pusingkan dengan suara tangisan Lili. Entah apa yang membuatnya menangis keras tapi yang pasti saat bangun tidur tadi Lili langsung menangis dan menjerit seperti orang kesetanan.

Lili tantrum, terus melempar mainannya dan memukuli tubuh ku.

"Huwaaaa! Ukhuk urghuk hmmph" Lili terbatuk-batuk akibat banyak menjerit.

"Kenapa nak, Mommy sedih jika baby begini" Jennie mencoba mendekati Lili tapi Lili mendorongnya kemudian berguling-guling dan menghentak-hentakkan kakinya di lantai.

Begini terus, setiap kali kami mencoba mendekatinya dia akan marah lalu mendorong bahkan memukul kami.

"Baby, Mommy tidak akan tahu masalahnya jika baby tidak bercerita. Kemari nak" Jennie mendekat lagi tapi Lili menggeleng memukul tangan Jennie.

"Hiksss baby tatut.." Lili akhirnya membuka suaranya.

Aku menghela nafas, menghampirinya dan dengan sedikit paksakan aku membawanya ke pelukanku.

"Aaaaak lepastan baby! Lepastan baby huwaaaaak!" Lili memekik mengigit pundak ku.

"Ssh" aku menahannya.

"Tenanglah baby Dadda disini.. jangan takut sayang" aku mengusap lembut punggung Lili.

"Baby mimpi buruk hemm" Jennie bertanya dengan lembut.

Lili melemaskan tubuhnya mendengar suara lembut Jennie.

"Ya! Mmph huh huh b-baby di matan monstel jelek!" Pekik Lili dengan nafas tersengal-sengal.

Aku tersenyum, jadi ini alasnnya.

"Itu hanya bunga tidur baby tidak perlu takut hemm, itu tidak akan terjadi" Jennie mengusap sayang kepala Lili.

"Hikss itu tellihat nyata Mommy, baby juga mimpi Dadda kecelataan.."

"Aniya, jangan di pikirkan baby itu hanya sekedar mimpi. Tidak akan terjadi okey" aku mengusap air matanya.

Lili menggeleng lalu memeluk erat leherku.

"Jangan pelgi Dadda.." aku terenyuh mendengar suara lirih putriku.

"Dadda hanya bekerja sayang Dadda akan pulang cepat, promise" aku mengusap-usap punggung Lili.

"No! Jangan bekelja hali ini baby tatut Dadda kecelataan" Lili semakin mengencangkan pelukannya.

Ddrrtt..

Itu ponselku.

"Aku akan mengangkatnya" istriku berinisiatif menjawab telepon untukku.

"Itu cuman mimpi baby tidak perlu takut. Chill, Dadda akan baik-baik saja"

"Ndak boleh pelgi baby bilang! Baby malah selius!" Lili kembali memekik mencengkram blazer ku.

"Honey, aktor nya sudah tiba di lokasi syuting" kata Jennie lalu duduk di sampingku.

Aku mengangguk mengerti.

Aku sutradara, karena pekerjaan ku inilah aku bisa bertemu dan menikah dengan Mommy Lili.

Jennie mantan aktris, istriku pensiun saat kami memutuskan untuk memiliki Lili.

"Aaaak ndak boleh pelgi Dadda.. baby tatut itu atan teljadi!"

"Dengar, Dadda akan baik-baik saja dan Dadda janji itu tidak akan terjadi. Promise" aku menyodorkan jari kelingking ku.

Puk

Lili memukul tanganku.

"Jangan baby bilang!"

"Baby itu sikap buruk" Jennie menatap Lili.

"Mommy ndak mengelti baby!" Pekik Lili sampai urat-urat lehernya terlihat.

"Nak-"

Ddrrtt..

Ponselku kembali bergetar.

"Itu pasti Joo-hyuk" kata Jennie.

"Dadda akan pulang cepat nak, janji sayang" aku mencium kening putriku kemudian melepaskan pelukannya.

"Aku akan pulang cepat honey, siapakah makanan enak untukku" aku mencium bibir Jennie sebelum akhirnya bergegas pergi dari rumah.

"Aaaaaaak Dadda!" Aku menghela nafas berat mendengar teriakan Lili, mianhae baby Dadda janji akan baik-baik saja.

Promise..

-

Jennie pov.

Ddrrtt..

Dadda Lili ❤️

"Ya honey" aku berkata dengan manis.

"H-halo Mrs Jennie, ini aku Joo-hyuk. Emm PD nim mengalami kecelakaan"

Ponsel yang aku pegang langsung terjatuh dari genggaman ku.

Aku gemetaran, nafasku tersengal-sengal mulai tak beraturan.

"Tidak mungkin!"

•••

Tbc

18/08/23

Ada kalanya mimpi itu jadi kenyataan.

Vote komen lanjut.

Fam[L]ili✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang