Author pov.
"Ini susu coklat buat Lili" Lauren dengan baik hati membagi susu coklat untuk Lili.
"Gomawo Laulen" Lili tersenyum menerima susu coklat.
Lauren tersenyum sampai matanya menyipit.
"Aku mana?" Pinta Haejin.
"Ya aku juga Lauren kau tidak boleh pilih kasih" kata Baron.
Lauren memutar mata malas menanggapi keduanya.
"Eoh iya buat unnie mana Laulen, Balon ndak usah talena dia natal" kata Lili.
"Yaak tidak adil aku juga mau" kesal Baron.
"Habis. Beli saja sendili wleek" Lauren menjulurkan lidahnya.
"Hisshh pelit sekali" Haejin berdecak.
"Benar kau pelit Lauren tapi untungnya aku menyukai mu jadi aku rasa itu tidak masalah" Baron dengan genit mengedipkan mata pada Lauren.
"Eww" Lauren berlagak geli.
"Balon genit" kata Lili.
"Biar saja aku kan tampan" Baron menyeringai.
"Lebih tampan Lili" kata Lauren dan Haejin serempak.
Lili dan Baron sama-sama menoleh menatap keduanya.
"What? Lili perempuan jadi mana mungkin dia tampan. Tss" kesal Baron melipat kedua tangannya.
"Lili memang tampan milip Dadda nya" cicit Lauren.
"Lili tampan, cantik, imut, lucu, dan menggemaskan. Keturunan aunty Jennie dan Dadda Lisa" Haejin tersenyum menatap Lili.
Lili tersipu malu mendengar pujian Haejin.
"Unnie bisa saja"
Lauren yang melihat itu merasa panas, dia mendekati Lili lalu memeluk lengannya.
"Lili minum susunya" Lauren menyodorkan susu coklatnya me mulut Lili.
"Lili sudah punya Laulen" Lili mengangkat susu coklat nya.
"Ini saja kita beldua, bial susu ini untuk Haejin dan Balon" kata Lauren sambil memberikan susu coklat Lili pada Haejin.
Haejin menerimanya lalu menatap Baron.
"Ini buat kau saja, aku tidak usah" Haejin berbaik hati memberikan susu coklatnya untuk Baron.
"Benarkah?" Baron berbinar menerima susu coklat itu.
Haejin mengangguk.
"Thanks" Baron tersenyum senang.
"Di lumah banyak unnie, nanti Lili kasih unnie nee" Lili mengusap lengan Haejin.
"Eum" Haejin tersenyum.
Lagi-lagi Lauren memutar matanya.
"Aku juga mau Lili" manja Lauren mengerucutkan bibirnya.
"Nee nee" Lili manggut-manggut.
"Sorry, aku bisa membelinya tanpa meminta padamu" kata Baron.
"Ndak ada juga yang menawalkan" datar Lili.
"Pffft- hahahaha lucu sekali" Lauren menertawakan Baron.
Haejin menahan tawa menjaga harga diri Baron.
"Lagi-lagi karena kau menyukai mu aku tidak marah kau meledekku, Lauren" Baron menghembuskan nafas pelan.
"Aishh aku tidak suka" Lauren cemberut.
"Ak-"
"Baron pulang, Mami sudah menyiapkan makan siang" Papi Baron memanggil.
"Yes Papi, i'm coming"
"Aku pulang dulu Lauren, bye sampai bertemu besok" Baron memberikan fliying kiss kemudian pergi berlari ke arah rumahnya.
"Xixixi Laulen ada yang suka cieee" goda Lili terkikik.
"Tidak!" Lauren cemberut melipat kedua tangannya.
"Lili Haejin ayo pulang sayang, kita akan makan siang bersama" panggil Jisoo.
"Lauren sayang ayo makan siang nak" Mama Lauren ikut memanggil.
Ketiga bocah itu saling menatap lalu menganggukkan kepala mereka.
"Sampai jumpa besok Lili" Lauren mendekatkan wajahnya lalu..
Chup
Mencium pipi gembul Lili.
"Byee!" Lauren lari terbirit-birit seperti di kejar setan.
"Genit sekali ck" Haejin berdecak menghapus bekas ciuman Lauren di pipi Lili.
Lili hanya diam mengerjap-ngerjapkan matanya.
"Ayo kita pulang" Haejin menarik lembut tangan Lili pulang ke rumah.
Lili mengangguk dengan lucu.
•••
Tbc
12/09/23
Suka-suka bocah aja deh.
Vote komen lanjut
KAMU SEDANG MEMBACA
Fam[L]ili✓
Fiksi Penggemar"pelan-pelan pak cupil" start : 15/08/23 end : 10/06/24 hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 9.