14🐣

4.3K 640 13
                                    


Author pov.

"Mom baby mau sekolah" pinta Lili tiba-tiba.

Jennie yang tengah mengaduk teh untuk Lisa seketika terhenti kemudian beralih menatap putrinya.

"Belum bisa nak masih kecil. Tunggu lima bulan lagi hmm" Jennie mengusap kepala Lili.

"Telamaan Mommy baby mau sekalang. Pwess" Lili memohon.

"Kenapa tiba-tiba meminta sekolah hem" tanya Jennie sambil berjalan ke arah ruang tamu tempat Lisa menonton televisi.

Lili mengekor di belakang sambil memegang ujung baju Jennie.

"Bial sama taya Haejin unnie mom baby mau banyak teman belmain" semangat Lili.

"Ini honey" Jennie meletakkan teh nya terlebih dahulu di atas meja.

"Thanks babe" Lisa mengedipkan matanya lalu menyeruput teh nya.

Jennie memutar matanya namun dia tersipu dengan perlakuan Lisa.

"Aaagh enak sekali buatan istriku"

"Mommy baby mau sekolah.." Lili merengek memanjat tubuh Jennie dan duduk di pangkuannya.

"Baby mau sekolah?" Lisa menatap Lili.

"Ya Dadda!" Angguk Lili antusias.

"Masih belum cukup umur honey" kata Jennie.

"Aaaah mau sekolah pokoknya baby ngambek ya talau Mommy sama Dadda ndak bolehin baby sekolah" ancam Lili.

"Kenapa ingin sekolah? Tiba-tiba sekali" Lisa membawa Lili duduk di pangkuannya.

"Baby mau banyak teman Dadda, sepelti Haejin unnie yang mempunyai banyak teman di sekolah"

"Tapi sekolah tempat belajar baby" Lisa mengusap rambut Lili.

"Tempat main juga Dadda, kanak-kanak butuh hibulan butan banyak pikilan sepelti olang dewasa"

"Aigoo pintar sekali berbicara" Jennie gemas mencubit pipi Lili.

"Boleh ya Dadda baby bosan di lumah telus. Mau sekolah please.." Lili menyatukan kedua tangannya dan menampilkan puppy eyes nya.

Lisa tidak tega, dia mengecup kening Lili kemudian menganggukkan kepalanya.

"Baiklah baby boleh sekolah" Lisa tersenyum.

Mata Lili berbinar, dia berdiri lalu memberikan banyak kecupan di pipi Lisa.

Chup

Chup

Chup

"Thank you Dadda! Baby sayang Dadda"

"Dadda lebih sayang baby"

"Ekhm" dehem Jennie.

Lisa dan Lili kompak menoleh.

"Izin Mommy lebih penting baby girl" Lisa mengacak-acak rambut Lili.

Lili cemberut lalu berpindah ke pangkuan Jennie.

"Momyyy" nada Lili mengalun manja.

"Waeee" balas Jennie.

Lili menangkup pipi mandu Jennie.

"Mommy love baby?"

Jennie mengerutkan keningnya.

"Of course. Kenapa bertanya seperti itu?"

"Talau Mommy sayang baby izinkan baby sekolah. Baby janji atan belsikap baik mom, pink plomise" Lili menyodorkan jari kelingking.

Jennie mendesah pelan, bukan tidak membolehkan Lili sekolah namun dia merasa sepi jika Lili tidak di sampingnya.

"Baby sebenarnya Mommy sedih jika baby sekolah. Tidak ada teman Mommy di rumah, Mommy kesepian nak" lirih Jennie.

Lisa merangkul pundak Jennie dan mengusap-usapnya, dia sangat mengerti dengan kesedihan istrinya.

"Mommy jangan sedih" Lili melengkungkan bibirnya kebawah tidak tega melihat wajah sedih Jennie.

"Aah kenapa Mommy cengeng sekali" Jennie menghapus air matanya yang menetes.

"Mommy aniya baby ndak jadi sekolah baby di lumah saja belsama Mommy" meskipun sedih tidak jadi sekolah Lili lebih mementingkan kebahagiaan Mommy nya.

"Honey biarkan Lili sekolah, anak kita juga perlu berbaur dan mengembangkan karakternya" bisik Lisa mencium pelipis Jennie.

"Tapi hon-"

"Kau akan bersamaku sampai Lili pulang sekolah. Jangan mematahkan semangat nya honey" Lisa mengusap lembut pundak Jennie.

Jennie menghela nafas berat, satu sisi dia juga tidak ingin mematahkan semangat putrinya.

"Cium Mommy terlebih dahulu" Jennie memeluk pinggang Lili.

Chup

Lili langsung mencium lama bibir Jennie.

"Baby" Jennie mengusap pipi Lili.

"Nee Mommy" Lili menatap mata Jennie.

"Meskipun berat Mommy akan mengizinkan baby sekolah. Dengan syarat tidak boleh nakal dan mendapatkan luka di tubuh baby. Promise?" Jennie menyodorkan kelingkingnya.

Lili mengangguk-anggukkan kepalanya sangat senang mendapat izin Jennie.

"Promise Mommy!" Lili menautkan kelingkingnya.

"I love you Mommy" Lili tersenyum cerah memeluk leher Jennie.

"I love you more baby" Jennie mengusap sayang kepala Lili.

Lisa tersenyum dan ikut memeluk keduanya.

"Sepertinya Lili sudah cocok jadi kakak honey. Lili pasti senang memiliki adik" bisik Lisa.

"Lili bahkan masih berusia tiga tahun lima bulan Manoban" sebal Jennie mencubit perut Lisa.

"Sssh" Lisa meringis menggosok-gosok perutnya.

"Apa salahnya" Lisa cemberut dan Jennie tidak memperdulikannya.

•••

Tbc

17/09/23

Baby mau school. Dadda mau adik buat Lili.

Vote komen lanjut.

Fam[L]ili✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang