18🐣

3.9K 550 14
                                    


Author pov.

"Laulen" mata Lili berbinar saat melihat Lauren yang baru datang memasuki kelas.

Lauren melipat kedua tangannya berjalan dengan kepala di angkat.

Lili tersenyum melihatnya.

Lauren tiba di mejanya, gadis cerewet itu menggeser kursinya memberikan jarak dengan Lili.

"Tumben" kata Haejin dan Jean mengangkat bahunya.

Lauren duduk menghadap kesamping agar tidak melihat Lili.

"Mmm Laulen masih ngambek ya?" Tanya Lili hati-hati.

Lauren diam.

Lili turun dari kursinya lalu berdiri di hadapan Lauren.

"Ini coklat buat Laulen sebagai pelmintaan maaf Lili" Lili memberikan sebatang coklat panjang untuk Lauren.

Mata Lauren berbinar dengan mulut menganga.

Haejin dan Jean di buat iri dengannya.

"Alasseo Laulen telima pelminta maafan Lili. Tapi jangan gitu lagi ya, jangan buat Laulen cembulu" kata Lauren dan mengambil coklatnya.

"Eum" dengan polos Lili mengangguk.

Lauren mengembangkan senyumnya kemudian kembali menggeser kursinya menempel pada Lili.

"Sayang Lili banyak-banyak.." Lauren memeluk Lili.

"Sayang Laulen juga.." balas Lili memeluk Lauren.

"Lili-yaa coklat untuk unnie dan Jean mana?" Pinta Haejin.

Lili mengulum bibirnya lupa membawakan untuk keduanya.

"Emm maaf ya unnie, Jean, Lili tidak ingat. Solly" cicit Lili.

"Tidak masalah Lili jangan merasa bersalah okey" Jean tersenyum.

Lili mengerucutkan bibirnya dan mengangguk setelahnya.

"Huhh padahal unnie suka coklat Lili"

"Wleek kasian, Lili hanya membelikannya untuk ku wleek" sombong Lauren menjulurkan lidahnya.

"Besok Lili bawakan untuk unnie dan Jean. Janji" Lili memberikan kedua jari kelingkingnya.

"Janji ya" Haejin menautkan jari kelingkingnya.

"Janji" Jean ikut menautkan jari kelingkingnya.

"Dasal kalian, beli sendili lah kenapa meminta pada Lili-ku" sewot Lauren memutar matanya.

"Helooo Lili-ku? Are you crazy?" Haejin menatap Lauren tidak suka.

"Yeah, I'm clazy ovel Lili" Lauren tersenyum aneh.

"Kamu bocah aneh" tunjuk Haejin.

"Kamu--"

"Sudah sudah jangan libut lagi, Lili pusing dengalnya" Lili menghentikan kedua gadis cerewet itu.

"Dia duluan yang mulai Lili" kata Haejin.

"Apa, kamu duluan ya" balas Lauren tidak mau kalah.

"Kamu Lauren bocah ingusan jelek!"

"Kamu Haejin jelek sepelti monkey!"

Lili menggeleng melihat dua orang yang tidak mau berhenti ribut.

"Aah telselah kalian sajalah Lili capek" Lili menghembuskan nafas kasar kemudian menidurkan kepalanya di atas meja.

"Sabar Lili" lembut Jean mengusap kepala Lili.

Lili mendongak, dia tersenyum menganggukkan kepalanya.

"Like Mommy" Lili menggunakan suara pelan.

"Ha? Lili ngomong apa barusan?" Jean mengerutkan keningnya mendengar suara Lili yang tidak begitu jelas untuk di dengar.

"Aniya" Lili menggeleng dengan senyumnya.

"Benar?" Jean memastikan.

"Eum" angguk Lili.

"Oh oke" Jean tersenyum tidak memaksa Lili.

Lili memegang tangan Lauren yang masih berada di atas kepalanya.

Chup

"Thank you" kata Lili setelah mengecup tangan Jean.

Jean mengerjapkan matanya terlihat mematung setelah mendapatkan perlakukan manis dari Lili.

Lili ini, untung saja Lauren dan Haejin tidak lihat. Apalagi jika Mommy J tau, bisa di ceramahi tujuh hari tujuh malam.

-

Di lain tempat lebih tepatnya di kantor Lisa, kedua orang dewasa itu tengah bercumbu menikmati waktu berdua.

"Aaaah honey sudah yah.. k-kita harus menjemput Lili aahh aaahhh.." desah Jennie saat mulut nakal Lisa menghisap kuat putingnya.

Lisa menggeleng sambil meremas lembut payudara istrinya.

"Aaahh honeyyy ayolah aku merindukan putri kita.." rengek Jennie.

Lisa mengangkat lima jarinya seakan mengatakan tunggu lima menit lagi.

"Emhhh aaaahh janji yaah" Jennie merem melek saat merasakan lutut Lisa menggesek vaginanya.

Lisa mengangguk di sela kulumanya.

•••

Tbc

10/10/23

Lili jangan genit-genit ya nak.

Vote komen lanjut.

Fam[L]ili✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang