15🐣

4.1K 636 28
                                    


Author pov.

"Mommy pasti merindukan anak Mommy" Jennie memeluk erat tubuh Lili sebelum memasuki kelasnya.

"Baby juga Mommy" Lili menepuk-nepuk punggung Jennie.

"Huh anak Dadda sudah sekolah saja" Lisa mengusap kepala Lili.

Lili tersenyum manis.

"Lili ayo masuk kelas" ajak Lauren.

Lauren juga meminta sekolah, dia menangis meraung-raung minta di sekolahkan dengan Lili.

Karena tidak ingin melihat anaknya bersedih Mama dan Papa Lauren menyekolahkan putri mereka di tempat Lili bersekolah.

"Duluan saja Laulen" kata Lili.

"Tidak mau, maunya dengan Lili saja"

Orang tua Lauren sudah pulang duluan setelah mengantar putri mereka dengan selamat ke sekolah.

"Yasudah tunggu sebental lagi otey"

"Okey Lili"

"Baby tidak usah masuk sekarang hemm Mommy sudah rindu"

"Momyyy" rengek Lili.

"Honey ayolah kita sudah membicarakan tentang ini"

Jennie mengerucutkan bibirnya.

"Tapi aku merindukan putri kita honey" lirih Jennie.

"Lili akan cepat pulang tenang saja hmm" Lisa mengusap-usap pundak Jennie.

"Huhh"

"Mommy ndak pellu khawatil baby atan baik-baik saja disini" Lili mengusap pipi Jennie.

"Emm anak Mommy harus baik-baik saja kalau tidak Mommy akan marah" Jennie mengecup tangan Lili.

"Eum. Baby masuk ya Mommy"

Dengan sedikit tidak rela Jennie menganggukkan kepalanya.

"Love you Mommy" Lili mengecup bibir Jennie.

"Love you more sweetheart" balas Jennie mengecup bibir Lili.

"Dadda" Lili memeluk Lisa.

Lisa membalasnya mengusap-usap punggung kecil putrinya.

"I love you my daughter"

Chup

Lisa mencium lama pipi Lili.

"I love you too Dadda" balas Lili mengecup bibir Lisa.

"Sweet sekali aww" Lauren mengigit buku jarinya.

"Hei Lauren kalian harus saling menjaga arasseo" kata Lisa pada Lauren.

"Nee siap Dadda tampan!" Lauren menghormat.

"Aigoo" Lisa tersenyum mengacak rambut Lauren.

"Ayo Lauren. Pye pyee Mommy, Dadda.." Lili mendadah.

"Pye pyee sweetie" Lisa tersenyum sambil mendadah.

"Pye pyee s-sweetheart" Jennie menahan tangis sambil mendadah.

"Lili hihihi" Lauren memeluk posesif lengan Lili.

Melihat punggung kecil Lili semakin menjauh Jennie menumpahkan tangisannya.

"Hikss aku sedih honey" Jennie memeluk Lisa.

"Ssh gwenchana honey nanti kau akan terbiasa" Lisa mengusap punggung Jennie kemudian menggendongnya membawanya pergi dari sekolah Lili.

Di kelas Lili.

"Baiklah anak-anak karena kita mempunyai teman baru, hari ini kita akan bebas asalkan tidak ribut oke" ucap guru Jihyo.

"Yeyyy!" Anak-anak memekik senang.

"Silahkan perkenalkan diri kalian terlebih dahulu anak manis" Jihyo mempersilahkan kedua bocah itu.

"Itu Lili!" Pekik Haejin.

Lili mendongak menatap Haejin, dia tersenyum kecil masih bersikap malu-malu di hadapan teman barunya.

"Laulen dulu Lili malu" cicit Lili mendudukkan kepalanya.

"Chill" lembut Lauren menggenggam tangan Lili.

Lili mengangguk ikut meremas tangan Lauren. Bocah kecil itu gugup!

"Halo teman-teman aku Laulen.. semoga kita belteman baik yah semuanya hihihi" Lauren dengan lancar memperkenalkan dirinya.

"Hai Lauren aku Hugo" sapa anak laki-laki.

"Hai Hugo" balas Lauren tersenyum.

"Sekarang giliran mu" anak perempuan bernama Jean menunjuk Lili.

Lili mengulum bibirnya, dia terlalu gugup sampai-sampai ingin kencing di celana.

"Emm h-hai atu Lilia Manoban anak Mommy Jennie dan Dadda Lisa. Semoga tita bisa belteman baik dan mmm sudah ya Lili maluu" cicit Lili kembali mendudukkan kepalanya.

Seisi kelas tertawa dan merasa gemas dengan Lili.

"Lili dan Lauren, silahkan duduk di belakang Haejin dan Jean nee" Jihyo menuntun Lili dan Lauren duduk di meja nomor dua.

"Iya ssaem" angguk keduanya.

Setelah Lili dan Lauren duduk keduanya mulai membuka tas mengeluarkan buku dan pensil.

"Lili" Haejin menoleh ke belakang menatap Lili.

"Unnie" Lili tersenyum.

"Hai aku Jean, tidak usah memanggil eonnie oke" kata Jean pada keduanya.

"Iya Jean" angguk Lili malu-malu.

"Hem" dehem Lauren.

"Nanti kita makan bersama oke, Lili jangan malu kan ada eonnie" Haejin memegang tangan Lili yang terletak di atas meja.

"Ada aku juga" Jean tersenyum ke arah Lili.

"Ekhm aku yang paling penting. Iya kan Lili?" Ucap Lauren sambil memisahkan genggaman tangan Haejin dari Lili.

Lili menatap Lauren lalu Haejin dan terkahir Jean.

"Yeppo" gumam Lili tanpa sadar.

"Issh Lili liat Laulen saja" Lauren menangkup pipi Lili.

Lili mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Hei Lauren jangan memegang pipi Lili sembarangan, aunty Jen tidak suka" kata Haejin.

"Tidak mau wleek" Lauren malah menjulurkan lidahnya.

"Lihat pipi Lili memerah, dia pasti sensitif" kata Jean.

Lauren segera melepaskan tangannya dari pipi Lili.

"Kan apa aku bilang" Haejin tampak kesal.

"Maaf Lili" cicit Lauren memainkan jari-jarinya.

"Ndak papa Laulen" Lili menepuk-nepuk punggung tangan Lauren.

Kemudian Lauren memeluk Lili seakan mengatakan pada keduanya bahwa Lili adalah miliknya.

"Menyebalkan" dengus Haejin.

"Manja sekali dengan Lili. Apa aku boleh memeluk Lili seperti itu?" Gumam Jean.

"Tidak akan ku bialkan kalian melebut Lili daliku. Hahaha" batin Lauren tertawa jahat.

•••

Tbc

23/09/23

Lili masih malu.

Vote komen lanjut.

Fam[L]ili✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang