Tetangga Baru

1.4K 114 100
                                    

"Hai guys, balik lagi ketemu sama aku di sini," ujar seorang gadis dengan ceria kepada kamera di tangannya.

"Seperti yang kalian tau, kami kan pindah ke rumah baru. Aji sekarang lagi masukin barang dulu ke dalem. Yuk, kita ke dalem. Kita liat-liat rumah sebelum dirapiin," lanjutnya yang kemudian berjalan memasuki rumah baru. 

Mirna dan Leila yang sedari tadi memperhatikan gadus itu dari pekarangan rumah Mirna hanya diam. 

"Anak zaman sekarang gak sopan ya. Gak ada nyapa tetangga sama sekali," ujar Leila dengan tangan yang bersidekap di depan dada. 

"Mungkin nanti. Sekarang mau beberes dulu," balas Mirna yang menurunkan tangannya. "Yuk ke rumah Naya," lanjutnya yang membalikkan badan untuk pergi ke rumah Kanaya.

"Tapi tetep aja gak sih harusnya nyapa kita. Dia kan liat kita," ujar Leila saat sudah berjalan di sebelah Mirna.

"Tau dari mana kamu kalau dia liat kita?"

"Ya masa dia gak liat sih? Minimal datengin kamu. Kan itu rumah Mas Pratama."

"Gak ada urusannya sama aku. Itu kan rumahnya Mas Tama, bukan rumah aku."

Mirna mendorong pintu rumah Kanaya dan langsung masuk ke dalamnya. Tidak lupa langsung menutup pintu saat Leila sudah masuk juga. 

"Eh, kita telat, ya?" ujar Mirna yang langsung mengambil tempat duduk. 

Para ibu-ibu komplek sudah berkumpul di ruang bersantai yang terletak di belakang rumah Kanaya. Kini ada Bu Muna juga ikut untuk menyiapkan pernikahan Mirna. 

"Hedia mana?" tanya Leila saat tidak melihat Hedia di ruang bersantai.

"Katanya Marga baru berangkat kerja siang. Jadi dia lagi pergi dulu sama suaminya," jawab Mirna. 

"Mbak, rumahnya Mas Tama tuh ada yang nempatin bukan? Aku liat rame banget di depan rumah Mas Tama," ujar Taliya penasaran. 

"Iya, aku juga liat," tambah Telma. 

Mirna mengangguk santai. "Rumahnya dijual. Jadi Mas Tama yang pindah ke rumah aku."

"Kenapa gak kamu aja yang pindah, Mir?" tanya Bu Muna.

"Rumah aku lebih luas, Bu. Makanya pindah ke rumah aku, bukan ke rumah Mas Tama," jawab Mirna dengan sopan. 

"Lagian mereka cuman kehalang rumah Jihan aja," timpal Leila dengan santai.

Jihan terkekeh mendengar hal tersebut. "Tadi kalau aku sekilas liat, masih muda ya yang nempatin?"

Mirna mengedikkan bahunya. "Kurang tau juga sih. Mas Tama gak ada ngomong masalah itu."

"Hai semuanya!"

Hedia datang menginterupsi perbincangan para ibu-ibu. Di tangannya ada beberapa kantung plastik. 

"Eh, aku kira kamu bakal dateng agak sorean," ujar Kanaya yang kemudian menepuk tempat di sisinya agar Hedia bisa duduk. 

"Paling Marga dipanggil ke rumah sakit," ujar Telma tanpa beban. 

"Betul sekali," balas Hedia dengan cepat. Tangannya kemudian membuka bungkusan plastik di atas meja rendah. "Eh, kita punya tetangga baru lho. Udah pada tau belum?"

"Kita lagi ngomongin tetangga baru," ujar Winnie.

"Oh iya?" Hedia membuka plastik mika yang menjadi pembungkus buah potong. "Masih pada muda banget lho. Tadi aku udah kenalan singkat sama mereka. Terus aku bilang, ke rumah Mbak Kanaya aja buat kenalan sama tetangga yang lain."

Telma mengambil nanas dan mencelupkannya ke bumbu rujak. "Umurnya berapa emang?"

"23 deh kalau gak salah. Suaminya juga 23 tahun."

Komplek Rengganis  [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang