1. Katanya Ronda

594 115 95
                                    

Jadi, saat para lelaki dewasa di Komplek Rengganis sepakat untuk melakukan ronda, maka Johnson meminta Telma untuk berbicara kepada pengurus perumahan untuk mengizinkan taman komplek dibangun sebuah gazebo. 

Sehari setelahnya, Johnson pun meminta Telma yang membangun gazebo. Namanya Telma memang senang bekerja, ia pun merancang gazebo yang nyaman untuk suami dan tetangganya berjaga malam. 

Seminggu berselang, kini para bapak penghuni Komplek Rengganis sudah berkumpul di gazebo.

Lupakan tentang jadwal kelompok ronda, karena pada kenyataannya, semua datang untuk melakukan ronda. Kecuali Mar---

Tin Tin

Para lelaki dewasa yang berkumpul di gazebo menoleh ke arah mobil yang mengklakson. 

"Sebentar, ya, saya parkir mobil dulu di rumah."

"Santai aja, Mar," jawab Julio yang kemudian melambaikan tangannya. 

 "Mari," pamit Marga yang kemudian meminta supirnya untuk kembali menjalankan mobil menuju rumah. 

Setelah Marga pamit, para lelaki dewasa itu pun kembali fokus dengan kegiatan mereka. Gorengan yang dibuat Kanaya sudah berada di tengah gazebo. 

"Permisi, Pak, Ibu bilang ini untuk bapak-bapak semua."

Aji segera mengambil piring berisi jenis gorengan lainnya dari salah satu pekerja di rumah Keluarga Kim. 

"Buset, Mbak Kanaya rajin banget." Julio menatap tidak percaya makanan yang tersaji. 

"Bagi-bagiin aja ke satpam komplek lainnya apa, ya?" usul Pratama. 

"Saya setuju," ujar Yuta dengan anggukan kepala. 

"Bentar, saya telpon Arya biar dia yang bagi-bagiin ke satpam lainnya." Julio pun membuka ponselnya untuk menghubungi satpam komplek yang dulunya ia panggil Gunawan.

"Mas gak mau istirahat aja? Kalau Mas mau istirahat, aku gak jadi ke rumah Cece."

"Nggak, Mas ikut ronda aja. Di rumah sakit sempet tidur kok."

"Oke kalau gitu. Jangan maksain diri, ya."

"Iya, sayang. Sini cium Mas dulu."

Julio menutup mulutnya dengan tangan kiri sedangkan tangan kanannya memukul lengan Johnson. Gemas dengan real time drama yang terjadi di depan rumah Aji dan Cecilia. 

"Kadang saya suka bingung, yang pasangan muda itu, Aji atau Marga," ujar Pratama. 

"Mas Marga dan Mbak Hedia lebih lengket dari pasangan muda, ya, Mas," timpal Soekma dengn kekehan. 

"Mas Yuta sama Mbak Winnie juga saya liat lengket kaya pasangan baru," timpal Jerico.

Yuta tersenyum sopan atas pujian tersebut. "Menjaga hubungan seperti sebelum menikah dan baru menikah itu perlu, Pak Rico. Karena, jika sudah tua nanti, bukan hanya hubungan badan yang bisa menambah keharmonisan hubungan, tapi rasa cinta yang tetap ada, ... ,

"Dan menjaga rasa cinta itu tetap ada dengan cara menjalankannya seperti pertama kali kami menjalin kasih sebagai sepasang kekasih."

Semua lelaki di sana tidak bisa membalas apa yang dikatakn Yuta. Mereka hanya bisa terkagum dengan apa yang dikatakan tetangga mereka. 

"Malam, bapak-bapak semua," sapa Marga  dengan senyum sumringah. 

"Udah ciumannya, Mar," goda Julio dengan pandangan tengil-nya.

Marga terkekeh dan mengambil tempat di gazebo. Kini tidak ada lagi perasaan malu karena bermesraan dengan sang istri di depan para tetangga. Marga menikmati momen itu dengan Hedia. Dan Marga juga percaya, ia pasti akan mendapatkan momen membalas Julio.

Komplek Rengganis  [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang