Julio menghela napas pelan saat melihat salad yang tersaji di atas meja makan pagi ini. Tanpa berkata apapun, Julio duduk dan hanya mengambil telur rebus dan saus salad.
"Aku mau mulai diet, jadi makanan ke depannya bakal banyak sayur," ujar Taliya yang kemudian mendudukkan diri di seberang Julio.
"Oke," balas Julio yang mulai memakan telur rebus. Hanya empat kali suapan untuk dua telur rebus.
Julio berdiri dan menghampiri Taliya. "Aku berangkat dulu. Kamu hati-hati di rumah. Kalau ada apa-apa, hubungin aku." ia kemudian menunduk dan mengecup puncak kepala sang istri.
"Kamu bakal pulang jam berapa?"
"Mungkin malem lagi. Jangan lupa bawa handphone kamu walaupun kumpul sama tetangga."
Taliya menghela napas pelan. "Oke. Kamu semangat, ya. Hati-hati di jalan."
.
.
.Leila itu sebenarnya perempuan yang sangat baik walaupun memang terkadang ucapannya tidak bisa dikontrol. Sebelas-duabelas dengan Telma.
Dan rumah Leila itu selalu menjadi pelarian setiap istri dari rumah mereka.
Seperti Hedia langsung memasuki dapur rumah Leila disaat perempuan itu sedang membuat kopi.
"Kamu mau kopi?"
Hedia mendengus. "Aku gak minum kopi hitam. Aku cuman minum latte."
"Aku punya susu di kulkas dan krimer di laci atas wastafel. Tapi buat sendiri. Aku gak mau buatin kamu," ujar Leila yang kemudian berjalan ke luar dari dapur.
Hedia berdecak dan mengekor Leila. "Aku tuh kesel banget sama Mas Marga, Mbak. Hari ini tuh dia off kita mau kangen-kangenan karena udah sebulan aku gak seks sama dia padahal dia gak lagi di luar kota."
Hedia melempar dirinya di sebelah Leila yang sedang duduk di atas sofa. "Dan tadi tuh Mas Marga tinggal masuk, tapi dia dapet telpon dari rumah sakit. Dan dia milih langsung pergi ke rumah sakit daripada nyelesaiin hard wood dia. Padahal cuman 5 menit, Mbak."
"Yaudah samperin aja ke rumah sakit. Ribet banget. Seks deh kamu di sana. Di ruangannya, di tangga darurat rumah sakit, di mana gitu. Daripada kamu kesel sendiri."
Tidak hanya Hedia sebenarnya, tetangga lainnya juga.
Seperti hari lainnya, kini Winnie yang langsung memasuki rumah Leila.
"Aku kesel banget sama Bang Yuta." Winnie langsung mendudukkan dirinya di sebelah Leila yang sedang asik menonton televisi dengan berondong jagung di pelukannya.
"Apa sih kurangnya Bang Yuta sampe kamu kesel banget?"
Winnie mengerang kesal. "Setiap kali aku ngobrol serius sama dia, aku berasa diceramahin dosen. Bingung deh aku tuh sama dia. Ngomong pake Bahasa Jepang, pake bahasa formal, Indonesia juga gitu. Bahkan ketika aku ngajak ngomong pake Inggris, dia juga ngomong formal."
"Ya tanya aja kenapa dia gak mau ngobrol biasa sama kamu lagi. Kamu bilang kan dia sebelumnya gak gini."
"Semi formal lebih tepatnya." Winnie mengambil berondong jagung yang berada di dalam pelukan Leila.
Alis Winnie menyatu saat merasakan berondong jagung yang berada di dalam mulutnya. "Tumben masakan Mbak enak?"
"Kanaya yang buat."
"Pantes."
Dan hari lainnya.
"Mbak pernah horny gara-gara Johnson, gak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Komplek Rengganis [On Hold]
HumorSeason 2 dari Desperate Housewives Hanya sebuah cerita dari setiap keluarga di komplek Rengganis.