"Oke, jadi sekarang udah H-1 pernikahannya Mbak Mirna. Dan sekarang, di rumah Mbak Kanaya lagi ribet banget urus ini itu." Cecilia membalikkan kameranya agar merekam apa yang dilihatnya.
"Sekarang, ayo kita ke dapur. Mbak Kanaya dan Mbak Hedia lagi masak untuk kue-kue." Cecilia berjalan menuju dapur.
"Halo, Mbak Nay," sapa Cecilia dengan kamera mengarah ke Kanaya yang sedang menyicipi adonan kue.
Kanaya refleks mangangkat tangannya untuk menutup kamera. Terkejut dengan kehadiran Cecilia yang menyapa dengan kamera yang mengarah kepadanya.
"Ini untuk video behind the scene pernikahan Mbak Mirna kok, bukan untuk YouTube aku," ujar Cecilia yang kemudian terkekeh.
"Oh, maaf, ya."
"Aku pasti tanya concern Mbak dulu kok kalau emang buat YouTube aku. Dan untuk behind, kemarin kan udah pada sepakat gak apa-apa untuk direkam. Tapi kalau Mbak merasa gak nyaman untuk direkam saat ini, kasih tau ya."
Kanaya terkekeh dan mengusap pundak Cecilia. "Iya. Maaf, ya. Aku kaget aja kamu tiba-tiba nyodorin kamera ke arah aku."
Cecilia tertawa kecil. "Maaf, Mbak. Jadi, sekarang Mbak masak apa nih?"
Kanaya dengan terampil menjelaskan apa-apa saja yang sedang dilakukannya. Ia pun dengan santai mengajak Cecilia untuk melihat-lihat proses pembuatan makanan untuk pernikahan Mirna besok.
"Nih cobain. Ini buat sampling ke Mirna sih. Dia belum pilih satu makanan pencuci mulut, jadi aku mau kasih pilihan ke dia." Kanaya memotong kue coklat dengan sendok dan mengarahkannya ke Cecilia.
Cecilia pun mengarahkan kamera ke arah diri sendiri, mengabadikan momen dimana ia disuapi oleh Kanaya. Matanya membulat saat kue tersebut masuk ke dalam mulutnya. Mulutnya mengunyah kue dengan binar kagum.
"Mbak, ini enak banget! Aku ngerasa familiar deh sama rasanya."
"Kamu pernah ke restoran hotel yang di deket London Eye gak?"
Cecilia membuka mulutnya karena terkejut. "Eh tapi aku ke sana tiga tahun lalu deh kalau gak salah."
"Mereka beli resep aku. Tapi bukan hak resep aku ya."
Balasan Kanaya mendapat anggukan dari Cecilia. "Nanti aku belajar masak dari Mbak, boleh kan?"
"Boleh dong. Sekarang kamu boleh rekam aktivitas ibu-ibu yang lain gak? Soalnya dapur bakal agak hectic, dan aku gak mau marahin kamu." Kanaya tersenyum lembut dengan tangan yang merangkul pundak Cecilia.
"Maaf banget, ya. Bukannya aku sombong gak mau berbagi cara masaknya," ujar Kanaya seraya membimbing Cecilia ke luar dari dapur. "Tapi aku lebih suka dapet waktu privat kalau lagi masak." Kanaya berdiri di ambang pintu dapur dan melepaskan rangkulan Cecilia.
"Oke, Mbak. Semangat masaknya!"
Sesudah mengantar Cecilia ke luar dari dapur, Kanaya kembali masuk dan auranya seketika itu juga berubah.
"Hedia, yang fokus ya," ujarnya saat melihat Hedia berbuat kesalahan kecil. Benar-benar kecil sebenarnya, tapi Kanaya mencintai kesempurnaan dalam masakannya.
"Maaf, Mbak."
Kanaya kembali memeriksa setiap masakannya. Memang baru memasak makanan pencuci mulut. Tapi hidangan tersebut memerlukan perhatian besar.
"Choux harus udah dingin, ya. Bentar lagi waktunya selesai soalnya. Harus udah siap dimasukin ke dalam kulkas," ujar Kanaya agar kencang.
Hedia memejamkan matanya mendengar hal tersebut. Padahal bukan tugasnya, tapi ia yang ketakutan sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Komplek Rengganis [On Hold]
HumorSeason 2 dari Desperate Housewives Hanya sebuah cerita dari setiap keluarga di komplek Rengganis.