Malam hari setelah pesta pernikahan Mirna dan Pratama, seharusnya para tetangga bisa beristirahat dengan santai.
Namun tidak dengan keluarga Suh yang kini sedang duduk di atas karpet dengan suasana agak serius.
"Jay, liat Mommy," pinta Telma dengan lembut. Jay pun menatap Ibunya dengan bingung.
"Ini namanya dada." Telma meletakkan telapak tangan di atas dadanya.
"Susu Mommy," balas Jay dengan gembira.
Telma tersenyum lembut. Telapak tangannya kemudian mengarah ke dada Jay tanpa menyentuhnya. "Ini dada Jay." setelahnya tangan Telma menuju dada Johnson tanpa menyentuhnya. "Ini dada Daddy."
Jay menatap tidak mengerti ke arah Ibunya.
"Nah, untuk pegang dada itu perlu izin, gak boleh pegang sembarangan."
"Kenapa?"
Telma tersenyum lagi dengan penuh perhatian. "Karena ini dada punya Mommy, ini dada punya Jay, dan ini dada punya Daddy," ujarnya seraya menunjuk ke arah dadanya, Jay, dan Johnson.
"Mommy dan Daddy kan pernah bilang, 'kalau mau pegang dan pakai barang orang lain, harus izin dulu ke pemiliknya.' Bahkan untuk lihat dada orang lain pun perlu izin."
"Tapi setiap kita berenang, orang-orang langsung lihat ke arah dada Daddy tanpa izin," balas Jay dengan polos.
Johnson berdeham. "Itu karena Daddy membuka baju sendiri, yang artinya Daddy mengizinkan orang lain untuk lihat dada punya Daddy."
Jay terdiam sesaat menatap ke arah Ayahnya. Lelaki yang sebentar lagi menginjak usia dua tahun itu nampak berpikir.
"Jadi, kita harus membuka baju sendiri? Berarti, selama ini Daddy selalu menyentuh dan melihat dada Jay tanpa izin saat mandi."
Johnson menggelengkan kepalanya tidak setuju. "Setiap sebelum membuka baju Jay, Daddy selalu bilang, 'Jay, sekarang Daddy mau buka baju Jay, ya.' Itu udah bentuk izin."
"Artinya, Jay sekarang harus udah bisa buka dan pakai baju sendiri," timpal Telma dengan lembut.
Jay menganggukkan kepalanya pelan. "Mommy nanti ajarin Jay, kan?"
Telma mengangguk. "Tapi setelah diajarin Daddy, ya."
Jay menatap Telma dengan sedih. "Kenapa?"
Telma tersenyum lembut. "Nanti sama Daddy dikasih tau kenapa. Besok, Jay minta maaf ke aunty Hedia, ya. Karena tadi Jay pegang dan mau buka baju aunty Hedia."
Sang anak mengangguk. "Nanti mommy temenin Jay, kan?"
"Iya."
.
.
.Seminggu berlalu, dan pagi ini di komplek Rengganis cukup tenang.
Mirna dan Pratama yang sedang berbulan madu, dan Anna yang tinggal bersama orangtua Pratama untuk mengenal satu sama lain membuat rumah keluarga itu kosong.
Begitu juga dengan keluarga Nakamoto. Winnie, Yuta, dan Haka sedang ke luar kota untuk berlibur bersama sebelum Haka harus kembali ke Jepang dan kuliah kembali.
Di jam sembilan pagi ini, tentu saja para penghuni komplek sudah memulai aktivitas mereka. Ada yang bekerja, sekolah, mengurus anak dan rumah, serta bersantai.
Seharusnya pagi ini memang tenang. Setidaknya sebelum Jihan ke luar dari rumah.
Niat awalnya, Jihan akan mengurusi tanaman di pekarangan depan rumah. Namun langkah kakinya segera membawanya ke pekarangan rumah Cecilia
KAMU SEDANG MEMBACA
Komplek Rengganis [On Hold]
HumorSeason 2 dari Desperate Housewives Hanya sebuah cerita dari setiap keluarga di komplek Rengganis.