Ayah Baru

539 111 165
                                    

"Didi sayang banget sama kamu. Cuman kemarin Kak Jay lagi sedih, jadi Didi peluk Kak Jay," ujar Julio berusaha membujuk Ali. 

Masih pagi, dan Julio berusaha untuk meminta maaf kepada Ali sebelum dititipkan kepada Hedia. 

"Aku mau makan di rumah Tante Hedia aja. Masakan Didi gak enak. Atau mungkin karena Didi udah gak sayang sama aku lagi jadi masakan Didi gak enak." Ali berusaha ke luar dari kursi makan khususnya. 

Julio menghela napas tanpa suara. Kepalanya menunduk sesaat karena bingung bagaimana harus membujuk Ali. 

"Bunda pulang!"

Ali yang sudah turun dari kursi makannya pun segera berlari menuju depan rumah. Julio sendiri terkejut dengan kedatangan Taliya. Seharusnya, istrinya itu pulang nanti malam, bukan pagi ini.

Julio memutuskan untuk tetap melanjutkan makannya. Di dalam pikirannya, Taliya dan Ali akan datang menghampiri meja makan. Namun sepertinya selama sepuluh menit Julio berada di meja makan, Taliya dan Ali tidak datang juga. 

Karena tidak merasakan tanda-tanda Ali dan Taliya yang akan datang, Julio berjalan menuju depan rumahnya. Ia tidak mendapati siapapun di sana. Karena itu ia ke luar dari rumah dan mendapati Ali dan Jay yang saling berpelukan. Taliya dan Telma juga berjongkok di dekat anak-anak mereka. Johnson pun berdiri di depan pintu rumah, sama seperti Julio. 

Julio memutuskan untuk menghampiri anak dan istrinya. Begitu juga dengan Johnson. 

"Ali sekarang gak boleh marah lagi ke Didi, ya?" Taliya mengusap lembut belakang kepala Ali. 

"Jay juga kalau pergi dari rumah, izin dulu ke daddy kalau mau pergi, ya." Telma mengecup puncak kepala Jay. 

Jay kembali membuka tangannya dan memeluk Ali, yang dibalas dengan erat oleh Ali. "Maaf, ya, Ali."

"Maafin aku juga, ya, Kak Jay."

Setelah dua bocah itu saling meminta maaf, kini mereka sudah kembali ke rumah mereka masing-masing. Jay harus bersiap juga untuk berangkat ke pre-school

"Didi, gendong," pinta Ali yang langsung dikabulkan oleh Julio. 

"Didi, Ali minta maaf, ya."

Julio mengecup bibir Ali. "Didi juga minta maaf, ya. Kemarin Didi udah bentak Ali."

Ali mengecup bibir Julio juga. "Ali sayang Didi."

"Didi juga sayang Ali." Julio menggesekan ujung hidungnya dengan ujung hidung Ali. 

Julio menurunkan Ali di kursi makanannya. "Sekarang habisin dulu makanannya, ya," ujarnya yang kemudian mengecup puncak kepala Ali. "Didi nyamperin Bubu dulu. Mau bantuin Bubu bawain barangnya."

Julio menghampiri Taliya yang berada di depan rumah. "Kamu ngomong apa sama Ali tadi?"

"Gak ngomong apa-apa," jawab Taliya setelah mengeluarkan semua sepatunya untuk diletakan kembali di ruang khusus alas kaki di dekat pintu masuk. 

"Kok mereka bisa tiba-tiba minta maaf?"

Taliya hanya mengeluarkan tatapan sombongnya kepada Julio. "Tinggal nyuruh mereka minta maaf aja. Gak susah kok."

.
.
.

Johnson menghentikan gerakannya yang hendak memasuki mobil untuk menghampiri Telma. 

"Kenapa, ada barang yang kelupaan?" tanya Telma saat Johnson berjalan menghampirinya.

"Gak ada."

"Punya Jay?"

"Aman. Aku cuma mau nanya."

Komplek Rengganis  [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang