Ronda sepertinya hanya akal-akalan para lelaki penghuni Komplek Rengganis untuk begadang dan jauh dari istri saja. Karena pada kenyataannya, ketika jarum jam menunjukkan pukul 02.00 malam, mereka masih asik berbincang serius.
"Jadi gimana nih, Rick, jadi pindah permanen?" tanya Marga kepada Jerico.
"Beli aja rumahnya. Di sini juga gak jelek-jelek banget," ujar Julio.
Jerico memandang kosong sisa makanan yang ada. "Saya satu sisi seneng di sini. Tapi saya bener-bener bingung kenapa Jeje gak mau tinggal di mansion lagi. Padahal lebih gede di sana daripada di sini."
"Senengnya kenapa tuh?" tanya Johnson penasaran.
"Selama tinggal bareng keluarga saya, ASI Jeje tuh jarang keluar. Tapi selama tinggal di sini, Ririn selalu dapet ASI tiga kali sehari, bahkan bisa lebih juga."
"Berarti keluarga Mas Rico yang bermasalah," balas Aji.
"Tapi selama ini saya liat Jeje dan keluarga saya baik-baik aja, Mas Aji."
"Karena ada Mas Rico. Coba kalau gak ada Mas Rico. Mas Rico gak pernah cari tau kelakuan keluarga Mas Rico setiap Mbak Nita cerita gimana kelakuan keluarga Mas Rico ke Mbak Nita? Atau Mbak Nita gak pernah cerita ke Mas Rico?" Aji menghentikan ucapannya sesaat.
"Keluarga aku nyebelin banget ke Cece, Mas Rico. Setiap cerita Cece tentang tingkah keluarga aku ke dia, aku gak pernah percaya. Gak mungkin banget. Tapi masalahnya Cece pasangan aku, dia cuman percaya aku untuk cerita hari-hari dia, ... ,
"Makanya aku mutusin untuk cari tau kelakuan keluarga aku ke Cece itu bener sesuai apa yang dia ceritain atau nggak. Dan ternyata dia nahan semua rasa sakit selama 2 tahun kita nikah. Dia baru cerita tentang kelakuan keluarga aku ke dia baru-baru ini, ... ,
"Aku jadi mikir, sejahat itu aku sama istri aku, yang aku janji bakal selalu bahagiain dia. Aku juga jadi mikir, berarti, selama tinggal bareng keluarga aku, dia gak pernah bahagia. Kenapa aku mikir gitu, karena aku gak pernah liat Cece lebih aktif dan terbuka sebelum pindah ke sini."
Aji kemudian terkekeh. "Maaf jadi curhat, ya, Mas."
Julio yang berada di sebelah Aji segera merangkul bahu tetangganya. "Lu keren, Ji. Ngelawan keluarga pasti berat banget."
Aji tersenyum tipis. "Makasih, Mas Julio."
"Jadi, setelah Mbak Nita pindah ke sini, ada perubahan, gak?" tanya Soekma kepada Jerico yang mendapat anggukan pela dari lelaki itu.
"Sama kaya Cece. Dan Jeje jadi lebih seneng masak. Selama nikah, dia cuman 2 kali ke dapur buat masak. Semenjak pindah, dia sering masak. Bahkan sering anterin makan siang buat saya. Kami udah gak pake suster lagi untuk ngurus anak. Jeje bilang, dia mau Ririn tumbuh di bawah tangan dia 100%. "
"Sepanjang sepengetahuan saya, kalau istri udah gak mau masuk dapur, artinya dia sudah benar-benar burn out. Kalau Kanaya biasanya bilang, sudah tidak ada gairah hidup," timpal Jordy.
Pratama menepuk pundak Jerico beberapa kali. "Kalau menurut Mas Rico balik lagi ke mansion itu keputusan yang baik, jangan memaksa untuk tinggal di sini. Karena yang tau tentang rumah tangga Mas Rico ya cuman Mas Rico dan Mbak Nita. Cuman saran saya, lebih baik tetap tinggal di sini."
"Lebih baik dibicarakan dengan kepala dingin bersama Bu Nita, Pak Rico. Saya mau menambahkan, keluarga bahagia itu berasal dari istri yang bahagia," timpal Yuta dengan bijak.
.
.
."Mbak jadinya netap di sini, kan?" tanya Cece penasaran, sudah terdistraksi dari film yang ditonton.
KAMU SEDANG MEMBACA
Komplek Rengganis [On Hold]
MizahSeason 2 dari Desperate Housewives Hanya sebuah cerita dari setiap keluarga di komplek Rengganis.