Pos Ronda

555 112 135
                                    

"Aku kaget banget tiba-tiba Cece ngelahirin," ujar Telma saat menata makan malam di atas meja makan.

"Serius?" tanya Johnson yang mendudukkan diri di kursi makan.

"Iya. Dia juga gak tau kalau hamil."

"Berarti aunty Cece punya adik bayi?" tanya Jay.

"Iya, Jay punya adik baru," ujar Telma dengan lembut.

"Jay mau punya adik, mommy."

Johnson dan Telma langsung menghentikan kegiatan mereka untuk menatap Jay.

"Itu, anaknya aunty Cece," ujar Telma dengan jenaka.

"Nggak. aku mau punya adik. Kaya abang Bisma dan kakak kembar," ujar Jay.

Johnson menahan senyuman lebarnya. "Jay mau punya adik?"

"Iya. Besok bisa ada kan adik bayinya?"

Telma yang sedang minum langsung menyemburkan air di mulutnya ke sisi kiri. Sangat terkejut dengan perkataan Jay. Johnson sendiri tertawa mendengar perkataan anaknya.

"Gak bisa, sayang. Kamu harus tunggu sembilan bulan dulu untuk punya adik bayi," ujar Johnson setelah menghentikan tawanya.

"Aku tau. Perut mommy nanti jadi besar dan ada adik bayinya, kan? Tapi kalau aunty Cece bisa tiba-tiba, harusnya mommy juga bisa, kan?"

"Bisa. Tapi mommy gak mau. Soalnya sakit banget. Jay gak mau liat mommy kesakitan, kan?"

Jay menggelengkan kepalanya. "Yaudah, Jay tunggu sembilan bulan aja gak apa-apa."

"Jay kenapa mau punya adik?" tanya Telma dengan lembut.

"Aku bosen sendiri di rumah, mommy. Aku mau punya temen main. Abang Bisma kalau aku ajak main, dia pasti selalu bilang, 'bentar ya, aku ajak Rai dan Ari buat main bareng. Jadi kita banyakan mainnya, lebih seru.' Kalau mommy udah minta pulang, abang Bisma bisa lanjut main sama kakak kembar, tapi aku setelahnya kesepian di rumah, ... ,

"Daddy suka kerja di rumah, mommy kadang suka gak mau main apa yang aku mau. Mommy maunya aku main lego terus. Padahal aku juga mau main kaya Ali main sama Daddy-nya. Mereka main perang-perangan. Aku juga mau main kaya gitu."

Telma menahan tangisannya dan menghampiri Jay untuk memeluk anak lelakinya.

"I'm sorry, sweetheart."

Jay menangis di dalam pelukan Telma. "I want to have brother."

"You will get it soon. Be patient, okay?"

"Okay."

.
.
.

"Aku kaget banget Cece melahirkan. Padahal lagi bercanda sama buibu komplek," ujar Jihan yang juga menyiapkan makan malam.

"Gak ada yang tiba-tiba, Bunda," ujar Rai.

"Betul. Kalau melahirkan, pasti hamil dulu. Emang ada juga di istilah medisnya, Bunda," timpal Ari.

"Bunda tau," ujar Jihan.

"Sebenernya Tante Cece hamil, cuman Tante Cece gak tau kalau dia hamil karena ada beberapa faktor. Lanjut, Ari," ujar Rai.

"Faktor pertama, Tante Cece gak berekspektasi punya anak, jadi mental dan tubuhnya nolak punya anak. Kedua, Tante Cece terlalu menikmati hidupnya yang buat dia gak sadar kalau ada anak di rahimnya," jelas Ari.

Jihan tersenyum menatap anak kembarnya. "Makasih informasinya, ya."

Rai dan Ari tersenyum senang. "Sama-sama, Bunda!"

Komplek Rengganis  [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang