Kini jam menunjukkan pukul 08.00 malam. Anak-anak sudah tidur karena kelelahan bermain. Kini para orangtua yang menikmati waktu mereka tanpa anak-anak.
Tidak benar-benar tanpa anak sebenarnya. Karena pada kenyataannya, anak-anak sedang tidur di dalam tenda permanen yang berada agak jauh dari tempat para orangtua berkumpul. Jadi, para orangtua tetap bisa mengawasi anak mereka meskipun sedang bersenang-senang.
Kayu yang ditata rapi sudah terbakar sempurna menjadi api unggun. Pasangan suami istri di komplek Rengganis itu sudah duduk di bean bag melingkari api unggun.
"Hati-hati, panas," ujar Jerico saat menyerahkan setusuk marshmallow yang sudah dibakar kepada Jenita.
"Makasih," balas Jenita dengan senang hati menerima pemberian suaminya.
Berbeda dengan Jerico dan Jenita, Julo justru menjahili Taliya dengan menarik lagi marshmallow yang sudah dibakarnya. Tidak jadi memberikan marshmallow kepada sang istri.
Taliya menatap datar ke arah sang suami. Tanpa ragu memberikan tinjuan di lengan atas Julio yang sedang memakan marshmallow yang sudah dibakar. Kesal dengan Julio yang tidak jadi menyuapinya marshmallow.
Julio mengusap lengan yang ditinju Taliya. Ia kemudian menyuapi Taliya dengan marshmallow lainnya. "Kasar banget jadi istri."
"Makanya gak usah ngeselin. Coba kaya Bang Yuta."
"Yaudah, minta aja ke Mas Yuta buat suapinin kamu," balas Julio dengan tengil.
"Bener, ya?"
"Bercanda, Li." Julio segera menusuk marshmallow dan membakarnya untuk diberikan kepada Taliya.
Winnie hanya terkekeh melihat interaksi antara Julio dan Teliya. Mulutnya kemudian terbuka saat Yuta menyodorkan marshmallow ke arahnya. Ia tersenyum manis saat makanan tersebut berhasil masuk ke dalam mulutnya.
"Abang pinter banget bakarnya. Gak gosong, tapi tetep meleleh."
Yuta tersenyum mendengar hal tersebut. Ia menjadi semakin bersemangat untuk membakar marshmallow lainnya untuk sang istri.
"Aw, panas, Ce," ujar Aji yang segera menjauhkan tangannya dari tusukan yang dipegang Cecilia.
"Ya makanya pegang bagian kayunya, Ji. Bukan bagian besinya. Kamu kan tau besi tuh pengantar panas. Suka pinter deh jadi orang," gerutu Cecilia yang kemudian menyuapkan marshmallow kepada Aji.
Winnie terkekeh mendengar dan melihat interaksi pasangan paling muda di komplek itu. Muka kesal Cecilia namun tetap perhatian kepada Aji sungguh lucu.
"Telma, pemanggangnya udah panas?" tanya Kanaya yang berjalan dengan wadah besar di tangannya dari dalam rumah.
Telma menoleh ke arah Johnson yang sedang menyiapkan pemanggangan. "Udah belum, Jo?"
Johnson mengangguk. "Udah kok."
Kanaya meletakkan wadah besar berisi daging di atas meja dekat pemanggang. Begitu juga dengan Jordy yang ikut membantu Kanaya membawa daging yang sudah dimarinasi bumbu dari dalam rumah.
"Udah bisa dimasak nih dagingnya," ujar Kanaya dengan lantang.
Ucapan tersebut membuat Julio segera berdiri dan mendekat ke arah Johnson yang sudah mulai memanggang daging.
"Wah, Mbak Kanaya kalau bikin bumbu daging enak terus," puji Julio.
Kanaya terkekeh. "Kamu aja belum coba, gimana caranya tau bumbunya enak atau nggak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Komplek Rengganis [On Hold]
HumorSeason 2 dari Desperate Housewives Hanya sebuah cerita dari setiap keluarga di komplek Rengganis.