Cemburu

282 50 38
                                    

"Rai! Ari! Abang bawa sosis keju kesukaan kalian!" Bisma langsung berjalan menuju meja makan dan meletakan berbagai jajanan di atas meja. 

"Adik kembar!" panggil Bisma lagi. 

"Sabar! Kenapa sih harus marah-marah terus. Lagian kan kita gak harus makan sosisnya sekarang, kan?" ujar Rai dengan kesal. 

"Tau nih abang berisik banget," timpal Ari yang memilih untuk berjalan ke arah pintu utama. 

Bisma menatap bingung Ari dan Rai yang berjalan ke arah pintu utama rumah. "Kalian mau ke mana?"

"Main sama temen komplek sebelah," jawab Rai dengan berteriak.

Bisma menggelengkan kepalanya setelah mendengar suara pintu yang ditutup dengan keras. "Padahal bisa ditutup baik-baik," monolognya.

.
.
.

"Kamu belakangan ini sibuk banget, Han," ujar Kanaya yang baru datang ke rumah Cecilia

Hari ini memang sengaja berkumpul di rumah Cecilia. Mereka hendak menonton film di studio pribadi di rumah Aji dan Cecilia. 

"Ngurusin kepindahan untuk anak di bawah umur ternyata ribet banget. Aku atau A' Soekma mau gak mau harus ikut tinggal di sana untuk sementara waktu," jawab Jihan dengan helaan napas lelah. 

"Kalian berdua udah yakin biarin Bisma tinggal di Amerika?" tanya Mirna.

Jihan menghela napas pelan. "Mau gak mau. Itu udah keputusan Bisma. Kata A' Soekma, udah saatnya Bisma bertanggungjawab atas pilihan dia sendiri."

"Sedih banget pasti. Aku aja ditinggal Haka dan Yuki pas emang udah waktunya mereka untuk berkembang aja sedih banget," timpal Winnie. 

"Gak bisa dideskripsiin," balas Jihan. 

"Apa sih nempel-nempel."

Semua mata menatap ke arah pintu masuk studio di mana Telma sedang berusaha menjauhkan Taliya darinya. 

"Mbak, kalian tuh kenapa deh?" tanya Cecilia merasa heran dengan dua tetangganya. 

"Ini si Taliya dari keluar rumah langsung lari dan nemplok. Risih banget," ujar Telma dengan kesal. 

Taliya melepaskan rangkulannya dengan Telma. "Gak usah jual mahal, ya, lu. Love language lu aja physical touch, pake jual mahal segala."

Telma menangkup kedua sisi wajah Taliya. Tanpa ragu mengecup bibir Taliya. Akibat tindakan tersebut, para perempuan di sana membulatkan mata mereka. Tidak percaya dengan apa yang dilihat mereka. Taliya sendiri hanya tertawa akibat kecupan yang diberikan Telma. 

"Love language lu kan cium-cium," balas Telma yang kemudian pergi meninggalkan Taliya. 

"Kayanya aku terlalu tua untuk jaman sekarang. Aku kaget banget liat Telma cium Taliya di bibir. Di pipi sih gak masalah," ujar Mirna. 

"Kami aja suka mandi bareng, Mbak," ujar Taliya tanpa malu.

"Demi apa? Aku sama Hedia aja walaupun udah temenan dari lama gak pernah mandi bareng," ujar Jenita tidak percaya.

"Baru kemarin aku gosokin punggungnya Taliya," timpal Telma. 

"Mbak, ... , kalian gak, ... , " Cecilia membuka jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan dan kirinya. Ia menyelipkan sela jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan ke sela jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri. 

Taliya dan Telma membulatkan mata mereka melihat gerakan tangan Cecilia. 

"Mana ada!" elak Taliya dan Telma bersamaan. 

Komplek Rengganis  [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang