Jumat sore hari itu, Komplek Rengganis kedatangan banyak truk.
Bukan, bukan ada warga baru ataupun warga yang pindah. Tapi motor Harley Davidson untuk para bapak di komplek akhirnya datang. Dan bersamaan.
"Yang lu udah nyampe, Mar?" tanya Julio yang menghampiri rumah Marga dengan motor barunya.
"Udah, Mas. Saya kira bakal lama. Soalnya kan saya rancang sendiri."
"Soalnya lu pesen bareng gua. Gua kan V.V.I.P Harley Davidson."
Kini para bapak berkumpul di jalanan yang memisahkan rumah Hedia-Marga dan Yuta-Winnie. Semuanya menikmati motor baru mereka. Dan para istri hanya bisa melihat kesenangan suami mereka dari trotoar depan rumah Hedia.
"Hari Minggu langsung jalan nih kita?" tanya Jerico saat kembali ke para bapak berkumpul setelah mencoba menggunakkan motornya.
"Ayo," ujar Jordy dengan semangat.
"Malem ini kumpul di gazebo dulu aja," ujar Pratama. "Belum tentu istri izinin kalau hari Minggu ini pergi."
"Aku sih gak masalah kalau kamu mau pergi," ujar Mirna.
"Kalian pergi aja," timpal Telma.
"Abang mau naik, Yah." Bisma langsung menghampiri Soekma.
Soekma pun langsung membuka pijakan kaki agar Bisma bisa menaiki bangku belakang.
"Rai juga mau naik!"
"Ari juga, Yah!"
"Gantian, ya. Mau Ari atu Rai dulu?" ujar Soekma karena motornya hanya bisa menampung satu anaknya lagi.
"Rai!"
"Ari!"
"Sini, satu sama Om Julio," ujar Julio menengahi agar Rai dan Ari tidak bertengkar.
Rai dan Ari segera berlari menghampiri Soekma, berebut siapa yang akan naik ke atas motor baru sang ayah.
Jihan pun menghampiri Bisma. "Abang, abang sama Om Julio, ya?"
"Tapi kan Abang duluan, Bunda."
Jihan kemudian mendekat ke arah Bisma dan berbisik, "kalau Abang ngalah, nanti malem main sama Ayah berdua aja naik motor. Boleh jajan juga."
"Janji, ya?" Bisma mengulurkan kelingkingnya ke arah Jihan yang dibalas dengan menautkan kelingking mereka masing-masing.
Bisma pun turun dari motor dengan bantuan Jihan. Kakinya kemudian melangkah ke arah Julio. "Om Julio, aku boleh naik motornya Om?"
Julio tersenyum dan mengangguk. "Abang mau di depan apa di belakang?"
"Di belakang aja, Om."
Julio pun kemudian membuka pijakan motor agar Bisma bisa menaiki belakang motor. Tangannya pun terulur untuk digenggam Bisma agar lebih mudah menaiki motor.
"Jay juga! Jay juga!"
"Sini, sini," ujar Johnson dengan tangan terulur agar Telma menyerahkan Jay ke gendongannya.
Telma menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Jangan harap, ya. Gak ada baby seat-nya kok sok-soan bawa anak pake motor?"
"Cuman duduk aja, gak aku bawa jalan. Kalau pada mau jalan, aku kasih lagi ke kamu."
Telma menatap datar ke arah Johnson. "Nanti kalau Jay liat kamu jalan setelah nyoba duduk, dia bakal nangis. Aku gak mau, ya. Capek. Hari ini Jay udah nangis tiga kali."
Johnson menunjuk ke arah Jenita yang duduk di atas motor Jerico dengan Ririn di gendongannya. "Atau gak kaya Mbak Nita, babe. Kan aman jadinya."
"Mommy, mau, Mommy. Mau naik motor sama Daddy." Jay bergerak aktif di dalam gendongan Telma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Komplek Rengganis [On Hold]
ЮморSeason 2 dari Desperate Housewives Hanya sebuah cerita dari setiap keluarga di komplek Rengganis.