Pacaran

633 113 74
                                    

Jadi alasan mengapa si jenius sulung Soekma dan Jihan bisa berkuliah itu karena Jihan yang tidak sengaja melihat email  yang masuk di komputer yang berada di perpustakaan rumah. 

Bisma, Rai, Ari, dan Michelle memang memiliki komputer sendiri di dalam perpustakaan. Sengaja bukan laptop, agar lebih mudah mengatur screen time  mereka bermain

Pada saat itu, Soekma terpaksa mengerjakan pekerjaan di komputer Bisma akibat dari laptopnya yang tidak sengaja dirusak oleh Michelle. Sedangkan ia tidak memiliki komputer di rumah. Soekma lupa jika pekerjaan miliknya tidak tersinkronisasi dengan onedrive email-nya karena mengerjakan pekerjaan dengan akun milik Bisma. 

Karena hal tersebut, Jihan diminta Soekma untuk mengirim data pekerjaan melalui email. Agar mudah, Jihan mengirim data milik Soekma melalui email  Bisma. Dan betapa terkejutnya Jihan mendapati ucapan selamat dari NASA bahwa Bisma diterima untuk menjalani training  di sana. 

Jihan tidak pernah tahu jika Bisma memberikan curriculum vitae miliknya kepada NASA. Jihan diberikan kejutan lainnya oleh Bisma setelah kejutan Hari Ibu. 

Bisma memang jenius dan dewasa untuk anak berusia 14 tahun nyaris 15 tahun. Bahkan ia sudah beberapa kali membuat karya ilmiah. Bahkan ada salah satu jurnal yang dibuat Bisma bersama dengan Soekma yang terdaftar di Scopus

Ya, ayah dan anak itu benar-benar kompak. Jihan bahkan terkadang pusing sendiri mendengar semua anaknya yang benar-benar menuruni otak Soekma. Tentu saja Jihan senang. Tapi karena itu, sangat sulit untuk Jihan mencari pembicaraan dengan anak-anaknya. 

"Jadi gimana, A?" tanya Jihan saat malam sudah tiba dan Soekma sudah berada di atas kasur dengannya. 

"Aku sih gak masalah kalau emang Bisma harus training  di sana. Dia daftar gitu kan pasti udah tau apa cita-citanya," jawab Soekma. 

"Tapi, A. Bisma terlalu muda gak sih?" 

"Aku masuk kuliah umur berapa, coba?" Soekma bertanya jenaka kepada Jihan. 

Jihan mendengus dan membalikan badannya memunggungi Soekma. "Aku sedih kalau harus jauh dari Bisma sekarang juga."

"Yaudah, besok kita obrolin bareng Bisma, ya. Tapi kamu jangan manipulatif nanti. Kamu tuh kadang suka gampang alihin perhatian anak-anak." Soekma mendekat ke arah Jihan dan melingkarkan tangannya di pinggang sang istri. 

"Aku kan cuman mau deket sama anak-anak aku. Emangnya salah, ya?"

"Gak sama sekali, sayang."

"Yaudah, aku mau tidur. Supaya besok aku bisa kasih izin Bisma kalau emang keputusan dia udah bulet."

Soekma mengecup pelipis Jihan. "Let him be, okay?  Kita berdua mau yang terbaik untuk anak kita. Kita juga gak bisa intervensi pilihan anak kita terus. Saatnya Bisma belajar dengan apa yang dia pilih."

Jihan kembali membalikan tubuhnya dan memeluk Soekma dengan erat. Ia menangis di dada sang suami. "Aku gak siap, A."

"Aku juga gak siap, sayang. Tapi ini kesempatan untuk Bisma berkembang juga."

Dan dengan itu, Bisma kini akan menjadi trainee  di NASA.

.
.
.

"Lho, Ali kenapa duduk di tangga? Katanya mau main sama Tante Hedia di rumah Hayu, gak mau ikut Bubu ketemu Nini," ujar Taliya saat akan menuruni tangga. 

Ali hanya duduk diam bersandar pada pembatas tangga. "Mau di rumah aja."

"Pilihannya Ali main sama Tante Hedia atau pergi sama Bubu, bukan diem di rumah. Ali mau pilih yang mana?"

Komplek Rengganis  [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang