Ali, Hayu, dan Ririn kini sudah berusia dua tahun. Sudah mulai berisik dan banyak tingkah mentang-mentang sudah bisa berjalan, berlari, dan berbicara dengan lancar.
Taliya berlari cepat ke arah pos satpam hari Jumat pagi itu.
"Pak Arya, tolong cek CCTV jalan komplek, Pak," pinta Taliya dengan buru-buru.
"Waduh, CCTV lagi perawatan, Bu Julio. Dari kemarin perawatannya, jadi gak nyala."
Taliya mengusak rambutnya frustasi. "Bapak ada liat Ali, gak?"
"Waduh, maaf gak lihat, Bu Julio."
Masih berdiri di pos satpam, Taliya menghubungi Julio. Jari-jarinya bergerak gelisah mengetuk belakang ponsel selagi menunggu Julio mengangkat panggilannya.
"Taliya," panggil Mirna yang baru selesai berolahraga. "Ngapain kamu di sini?"
"Aku nyariin Ali. Dia gak ada di rumah. Di rumah Telma juga gak ada."
"Di rumah Mbak Kanaya?"
Taliya menepuk keningnya. Melupakan fakta bahwa Ali itu sangat genit kepada Hayu walaupun umurnya baru dua tahun.
"Makasih, Mbak!" ujar Taliya yang langsung segera berlari menuju rumah keluarga Kim.
.
.
.Di tempat lain, Julio baru saja sampai di parkiran khusus untuk dirinya di kantor.
Julio melepaskan sabuk pengaman dan berbalik untuk mengambil tas kerjanya yang diletakan di bangku belakang.
Dan saat melihat ke belakang, Julio berhasil dibuat tekejut dengan makhluk bulat, kecil, lucu nan menggemaskan berada di sana.
"Didi!" panggil Ali dengan senyum polosnya.
Julio ke luar dari mobil hanya untuk berpindah tempat ke belakang dan mengambil Ali yang duduk nyaman di bawah bangku penumpang.
Sebelum masuk ke dalam mobil, Julio meraih Ali ke dalam gendongannya. Ia duduk di bangku belakang dan menatap anaknya yang terlihat gembira.
"Kamu kok bisa di sini?"
"Ikut Didi kerja."
"Ikut Didi kerja?"
Ali mengangguk. "Gak mau sama Bubu."
"Gak mau sama Bunda?" tanya Julio.
Lagi, Ali mengangguk.
"Kenapa gak mau sama Bunda?" tanya Julio dengan bingung. Baru pertama kali mendengar Ali yang tidak ingin dekat dengan Taliya.
"Bosen main sama Bubu."
Julio menepuk keningnya mendengar perkataan Ali. "Ali, ... ,"
Julio menghentikan ucapannya saat ponselnya kembali berdering nyaring. Panggilan dari Taliya. Dan Julio baru ingat untuk menghubungi Taliya saat sudah sampai tadi. Itu semua karena Ali yang tiba-tiba saja berada di dalam mobil.
"Video call, Li," pinta Julio.
"Lagi serius aku, Julio Arsalan. Anak aku hilang."
"Iya, makanya terima video call aku. Buruan."
"Li, ... ," Taliya mengerang frustasi.
"Nurut dulu, Li," pinta Julio.
Taliya pun segera menerima panggilan video dari Julio.
.
.
.Taliya dengan terpaksa menerima panggilan video dari Julio.
"Halo, bundanya Ali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Komplek Rengganis [On Hold]
HumorSeason 2 dari Desperate Housewives Hanya sebuah cerita dari setiap keluarga di komplek Rengganis.