Adik Bayi

354 59 10
                                    

"Tante Hedia!!!"

Ali dan Jay berlari memasuki rumah Hedia dan Marga dengan berlari. Tidak sabar bertemu kesayangan mereka selain sang ibu tentunya.

Taliya dan Telma hanya mengekor santai dengan pakaian rapi. Seperti akan pergi berjalan-jalan.

"Tante Hedia lagi apa?" Jay menarik kursi makan untuk melihat apa yang ada di atas kitchen island.

"Ali juga mau liat."

Hedia menarik kursi makan dan membawa Ali ke atas kursi. "Hati-hati, ya. Jangan bercanda di atas kursi, nanti jatuh."

"Tante, aku mau pudingnya," ujar Jay.

"Boleh. Tapi nanti, ya. Pudingnya belum beku, harus tunggu beku dulu."

Jay mengangguk dan hanya menatap cairan puding coklat yang masih mengeluarkan uap.

"Hedia, tolong titip anak-anak, ya," ujar Taliya saat sudah berada di dapur bersama Telma.

"Mereka gak mau diajak pergi. Mau sama Tante Hedia aja katanya," timpal Telma. "Tapi kalau kamu ada kegiatan di luar rumah, gak apa-apa, nanti kami bawa aja."

Hedia tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Aman kok. Mas Marga juga lagi mau istirahat di rumah aja. Jadi aku bakal di rumah sih."

"Nanti kalau mereka jajan-jajan, kasih tau aja totalnya, ya. Biar diganti," ujar Taliya.

Hedia menyatukan jari telunjuk dan jempolnya untuk membentuk simbol 'ok'. "Aman, Mbak," jawabnya. "Emang Mbak Taliya sama Mbak Telma mau ke mana?"

"Biasalah, acara SMA," ujar Taliya dan Telma bersamaan.

"Seru banget ih liat Mbak Taliya sama Mbak Telma temenan sampe ada 'buntut'nya."

Taliya mengedikan bahunya dan menatap malas ke arah Telma. "Sebenernya udah bosen sama dia, cuman yaudahlah. Kasian si Telma gak ada temen."

Telma memutar bola matanya, lelah dengan Taliya. "Sebenernya yang gak ada temen tuh Taliya. Dia aja minta dicariin rumah yang deket aku. Paham kan maksudnya?"

Hedia tertawa mendengar itu. "Udah, Mbak, jangan berantem. Nanti telat lho. Ali dan Jay bakal aku jagain semaksimal mungkin."

Setelah mengucapkan terima kasih, Taliya dan Telma meninggalkan rumah Hedia dengan lengan keduanya yang saling bertaut satu sama lain. Tertawa bersama memasuki mobil yang akan mengantar keduanya menuju tempat kumpul dengan teman-teman SMA.

"Ada siapa?" tanya Marga yang baru turun dari lantai dua dan melihat Hedia yang datang dari arah ruang tamu.

"Oh, itu, Mbak Taliya dan Mbak Telma nitipin Ali dan Jay. Katanya mereka berdua mau main di sini, gak mau ikut ibu mereka."

Marga mengangguk dan memeluk Hedia dari belakang seraya berjalan menuju dapur.

"Aduh, aku ngurus 3 bayi," ujar Hedia dengan jenaka.

"Mainnya hati-hati, ya, sayang."

Hedia menoleh ke arah Marga. "Yang ketiganya itu kamu, Mas."

"Mana ada," balas Marga dengan cepat yang kemudian mengecup pipi Hedia. "Aku gak sih yang nanti nemenin kalian main. Jadi aku ngurus 4 bayi."

"Kok jadi 4 sih?"

"Kamu gak inget lagi hamil kah?"

Hedia tertawa ringan. "Oh iya. Masih kecil soalnya."

Marga menatap tidak suka dengan balasan tersebut. "Jangan dibiasain gitu. Hamil itu susah, sayang. Banyak hal yang harus kamu perhatiin, gak bisa kamu beraktivitas kaya biasanya."

Komplek Rengganis  [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang