Huru-Hara Hari Ibu

591 107 88
                                    

05.15

"Ali." Julio menaiki kasur dan membaringkan dirinya di sebelah Ali yang tidur terlentang.

Tangan Julio kemudian mengusap-usap puncak kepala Ali untuk membangunkannya. "Ali, mau bantu Didi bikin sarapan untuk Bubu,  gak?"

Ali bergerak mendekat ke arah Julio dan memeluknya. Julio pun terkekeh dengan tangan yang memindahkan kepala Ali ke lengannya yang lain. Setelahnya, ia mengusap punggung Ali.

"Yuk, bantu Didi bikin sarapan buat Bubu."

Kesal karena dibangunkan, Ali memukul Julio dengan sembarang arah. Kakinya pun bergerak cepat, menolak untuk bangun.

Julio menahan tangan kecil Ali yang memukulnya. "Mau bantu Didi, gak? Hari ini hari spesial buat Bubu. Jadi Didi mau masak buat Bubu."

Ali terdiam dan mulai bergerak pelan untuk melepaskan diri dari Julio. Mendengar kata 'spesial' membuat lelaki kecil itu bersemangat.  Julio pun melonggarkan pelukan pada Ali, memberikan ruang untuk anak lelakinya bangun.

"Hari ini Bubu ulangtahun?"

Julio terkekeh. "Bukan. Hari ini hari ibu. Nanti Ali jalan-jalan sama Bubu."

Ali bergerak menaiki dada Julio dan membaringkan diri di sana. "Gak mau."

"Kenapa gak mau?" Julio menyisir rambut Ali dengan lembut. 

"Bosen. Kalau cuman berdua aja, setiap hari juga udah berdua terus sama Bubu."

Julio tertawa mendengar hal tersebut. "Sama Didi juga perginya. Kasian Bubu kalau cuman berdua sama kamu. Nanti Bubu kecapean."

"Kita pergi ke mana?"

"Bantuin Didi masak dulu, baru nanti Didi kasih tau."

Ali mengusak wajahnya di dada Julio. Berusaha menolak permintaan ayahnya. Namun tidak memungkiri jika Ali penasaran ke mana mereka akan pergi. 

"Mau gak?" tanya Julio lagi.

"Mau."

.
.
.

"Widih, tumben rapi banget."

Telma menatap sinis ke arah Taliya yang memasuki pekarangan rumahnya.

"Mending masak sarapan buat laki sama anak lo."

Taliya tersenyum sombong. "Hari ini hari ibu, Julio sama Ali lagi masakin sarapan buat gua. Si Johnson sama Jay gak kaya gitu kan?"

Telma memutar bola matanya malas. "Jay mau nyanyi sambil main piano di sekolahnya. Katanya mau nyanyi lagu spesial buat mommy tersayangnya. Emangnya lu, Ali aja ee masih sembarangan."

"Ih sombong banget lu, nyet, males."

"Lu duluan yang sombong ya, nyet."

"Iya, jangan sombong, nyet," timpal Jay. "Gak apa-apa, mommy, nanti Jay minta eomma  ajarin Jay bikin kue buat mommy."

Taliya dan Telma segera menatap ke arah Jay yang terlihat biasa saja. 

Telma tertawa canggung dan berjongkok untuk menyamakan tinggi dengan Jay. "Jay panggil Tante Taliyanya Bubu aja, ya."

"Kenapa emangnya? Itu pet name dari mommy  buat Bubu, kan?"

Taliya mengangguk cepat dan ikut berjongkok. "Karena itu pet name, makanya spesial. Gak boleh orang lain ikutan manggil kaya gitu. Bahkan Didi gak gitu manggil Bubu."

Jay tersenyum mengerti. "Bubu dipanggill 'Li' sama Didi."

"Betul." Taliya mengangkat tangannya untuk melakukan tos dengan Jay yang diterima baik oleh bocah itu. "Anak pintar. Sama orang lain juga gak boleh manggil gitu, ya. Jay buat pet name sendiri, oke?"

Komplek Rengganis  [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang