28. Jarak

56 6 0
                                    

"Jangan pernah ingin menjadi aku, karena itu palsu"- Shevanya Annetha

***

Rey dan Bagas berdiri bertigaan sama Anneth disamping meja dessert. Hawa udara diantara mereka terasa sedikit terpaksakan kala Bagas memberi minum pada sang adik.

Anneth sadar, hubungan mereka nggak sebaik kelihatannya yang mana biasanya dua saudara Anggara itu akrab-akrab saja.

Raut wajah Rey sendiri terkesan masam tapi masih bertingkah biasa saja ke semua orang termasuk senyum-senyum ke Anneth ketika gadis itu berbicara.

She talks a lot. Sengaja mencairkan suasana agar kedua cowok yang termasuk tamunya itu juga merasa nyaman.

" Kak Anneth bisa apa aja selain piano?" Tanya Rey

" Dulu sempat main harpa, tapi sedikit bingung karena senarnya lumayan banyak. Charisa juga pernah ngajarin cello jadi bisa lah lumayan"

Rey mengaguk paham." Lo udah dari kapan main alat musik?"

" Dari..." Anneth can't remember at all about first she felt hurt at Karel's orders." Lupa, kalo nggak salah pas adek gue menangin kejuaraan gymnastic kids deh"

" By the way thanks ya Neth udah ngundang gue dan anak Blackveros lain kesini" Bagas yang dari tadi bungkam akhirnya membuka suara juga.

" My pleasure kali bang, anak Blackveros tuh bagi gue udah kayak keluarga sendiri"

" Lo termasuk bagian Blackveros juga. Jadi nggak usah segan minta tolong"

Anneth terkekeh." Nggak tau diri banget gue kalo minta tolong lagi, padahal kalian udah ngasih gue apa yang nggak bisa dikasih keluarga gue"

" Apa? Kebahagiaan?" Clay yang baru nimbrung menyahut." Neth, asal Lo tau ya, cuma Lo yang bisa ngasih kebahagiaan buat diri Lo sendiri. Mau sebanyak apapun anak Blackveros bikin Lo ketawa kalo emang dasarnya niat diri Lo nggak mau nerima kebahagiaan Lo nggak akan bahagia"

Anneth termenung seketika, perkataan Clay ada benarnya juga. Dan dia baru menyadari hal itu. Cuma dirinya sendiri yang bisa membuat hidupnya lebih baik.

That's her choice.

Setelahnya ia menyengir." Pinter juga Lo bang, btw Deven dateng kan ya?"

" Dateng, disuruh Nuca" jawab Bagas

Deven memang tidak begitu menyukai hal-hal seperti ini, termasuk acara non formal yang diisi hanya dengan anak-anak Blackveros saja. Apalagi ini merupakan acaranya Anneth yang berpikir mau menginjakkan kaki saja malasnya setengah mati. Tapi seenggaknya Deven masih punya hormat sama Nuca jadi dalam bentuk formalitas dia mau datang ke acara tersebut.

Harusnya begitu.

Tapi sialnya orang yang nggak harus ditemui Deven ada dipintu ballroom.

" Lo undang bokap Lo?" Adalah gerak bibir Nashwa yang bisa Anneth tangkap dari kejauhan, sebelum pada akhirnya benar-benar sadar pria bertuxedo silver tersebut sungguh seorang Karel Nasution beserta istri.

Goddamn.

Sekali saja, benar-benar sekali saja Anneth ingin berharap orangtuanya tidak datang ke acara yang aslinya ingin dia undang.

🏵️🏵️🏵️

Anneth kabur ke toilet melalui pintu samping ballroom,.

Bahunya gemetar, kakinya juga terasa tidak mampu menopang tubuhnya sampai dia harus bertahan pada pinggir wastafel hal itu membuat telapak tangannya merah terpentok marmer tadi.

APA ITU RUMAH? [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang