32. Gripping A Poison Gun

52 6 0
                                    

Bel istirahat berdering dengan nyaring kesetiap penjuru sekolah, semua murid langsung berbondong-bondong keluar kelas dan menuju ke tempat yang diinginkan kecuali Charisa.

Gadis itu menunggu waktu yang tepat sampai semua orang dikelas keluar baru lah dia akan menyelidiki lebih lanjut tentang teror tadi pagi. Setelah keadaan kelas sepi Charisa merogoh kolong meja mengeluarkan beberapa barang dari sana.

Tadi pagi dia datang paling awal bukan Joa seperti biasa atau yang lainnya, dia meraih buket bunga berwarna merah darah yang terisi dengan lima tangkai bunga mawar putih. Dirancang dengan serapi mungkin dan satu cutter yang berukuran besar dengan sebagian mata pisaunya keluar.

If the both flowers like this, she can't tell whether the person who gava Anneth the tulips at that time was a different person or the same.

" Ini orang mau ngingetin perayaan kemerdekaan Indonesia apa ya?" Charisa menatap heran pada bunga mawar putih yang dibalut dengan kain berwarna merah tersebut.

Matanya memincing curiga sembari menunggu panggilan ke Nuca tersambung.

" Fuck! Ini teror beneran" Nuca menggeram rendah disebrang sana. Menatap nanar foto pemberian sang adik hingga emosi bukan kepalang.

" Then?"

" Michael dek?"

" Nggak! Dia nggak mungkin nyakitin gue"

Nuca berdehem singkat." Fransnya Nathan? Siapa tau dia dendam sama Lo gara-gara Lo pacarannya?"

" Putri?" Jawab Charisa disertai tawa pelan." Dia kapok sama gue, gara-gara Lo damprat waktu itu"

" Tapi Lo tau maknanya kan?"

" Iya"

" Kalo emang itu teror gue bakal kerahin bodyguard buat Lo. Jangan bantah bentar lagi bakal ada acara keluarga"

Gadis itu memijat pelipisnya yang terasa berdenyut." Urus semuanya kak, gue pusing"

" Bossy, but it's okay. Gue nggak suka ada orang lain nyakitin Lo selain gue, secepat mungkin gue cari dalangnya yang kirim bunga tulip ke Anneth juga yang kirim bunga itu ke Lo"

" Pas bagian bunga gue kenapa kedengarannya marah banget? Gue nggak pernah tau Lo bisa cemas ke gue"

" Udah gue bilang, gue nggak suka ada yang ganggu Lo selain gue! Lo tau sendiri arti mawar putih apaan pake segala di buketin pula" bentak cowok itu kemudian penggilan di putus sepihak oleh kakaknya.

Charisa cengo, belum menjawab apa-apa sudah dimatikan saja.

Gadis itu menggigit bibir bawahnya dia baru sadar jika ini jelas-jelas tanda bahaya mata cutter tersebut terdapat bercak darah serta tetesan merahnya pun ikut membasahi sebagian bunga mawar putih tersebut.

It's a kinda crazy but he really wants to go berserk it feels.

" Pengecut banget mainnya sembunyi-sembunyi" Charisa menyeringai buas, posisi tubuhnya membelakangi jendela yang memperlihatkan koridor namun pendengarannya cukup peka hingga tahu ada orang yang sedang menatap dirinya diluar kelas.

Kemungkinan besar orang yang memberikan bunganya karena pasti orang itu penasaran dengan reaksi Charisa. Gadis itu terkekeh sinis lalu duduk kembali dikursi dengan gerakan tenang mengahadap ke papan tulis yang mana dia bisa melihat bayangan laki-laki dipapan tulis berwarna polos itu.

APA ITU RUMAH? [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang