74. I Don't Care About Your Inferiority

70 6 0
                                    

WARNING!!! 4000++ kata semoga nggak gumoh yaa.

Part ini bakal nunjukin bucin ala Denneth moga sukaaa😊

HAPPY READING ALL:))

***

" I'd be his, if he asked" Adalah kaliamat yang sukses membuat Anneth merinding seketika menjalani drama bergenre romansa nyatanya memang tidak cocok diperankan Anggis.

Namun nasi sudah menjadi bubur telinga Anneth terlanjur ternodai dengan kalimat demi kalimat menggelikan bin membagongkan yang bukan Anggis Kail Bradikara sekali.

Tahu apa?.

Dimenit-menit sebelum kepergiannya saja, itu cewek masih sempat-sempatnya nanyain kabar Nuca yang katanya akan selalu menemukannya kemanapun dia menapak tapi sudah ditunggu satu jam lebih, belum kelihatan juga batang hidungnya.

Meski diucapkannya dalam bentuk kalimat begitu, Anggis menganggapnya sebagai definisi mengantar. Toh hilangnya dia dari radar Nuca selama seminggu ini seharusnya masuk kedalam kategori akan ditemukan.

Namun berharap pada manusia rupanya kesalahan apalagi Nuca orangnya. Anggis lantas menghela nafas panjang seiring lenyapnya angan untuk melihat terakhir kali cowok itu secara langsung.

" Kak Nuca mana tau kak, kalo Lo disini. Toh Lo aja udah kayak agen BIN ngilang nggak bilang-bilang"

" Soetta masih indo, darling. Gue cukup bersabar untuk nggak langsung flight ke Brisbane seminggu buat nunggu dia nemuin gue, but the result? He seemed to let me go for the umpteenth time"

" Satu hal yang mungkin Lo lupain dari dia, dia bukan dukun" Anneth mengacak rambutnya frustasi, heran kenapa pola pikir Anggis sejak dulu tidak kunjung berubah dan berharap Nuca peka atas kehadirannya ditempat yang entah ada dimana.

" Para bawahannya sukses nemuin gue empat kali sebenarnya"

" Terus kenapa dia selalu gagal nemuin Lo?"

" Angga bunuh" Anggis menggedikan bahu enteng." Pas di Chicago dia sempet berhasil dapetin lokasi gua, timingnya aja yang nggak bagus, ramai makannya dia nggak lihat gue yang berdiri cuma sekitar sepuluh meter dari dia"

" Lo pindah berapa kali buat nggak ketangkep Kak Nuca?"

" Teknisnya gue nomaden begitu ngikut bokap, ya!"

Anneth tertawa geli." Ngikut bokap bahasa Lo, what a nice reason to escape from him"

Sial...

Anneth benar-benar pelawak andal. Anggis spontan terbahak-bahak mendengarnya.

" Neth, Deven ada kemungkinan sama dengan Nuca atau bahkan lebih parah malah, dia bisa membawa perang kalo Lo hilang, just be careful"

" Kak, deketin Deven itu kayak nyari jarum dalam jerami masa udah dapet gini gue buang gitu aja, nangis darah gue"

" We never know, Anneth. Walau Lo nggak mungkin, tapi kita nggak bisa menghilangkan potensinya kan?" Anggis berdehem." Salam buat Charisa, tolong sampaikan jagain kakaknya biar nggak ngamuk-"

" Telat, doi keburu ledakin dua markas musuh buat pelampiasan syukur-syukur korban nggak sampai 20 jiwa, eh malah makin menjadi dia bantai satu persatu anggota musuh yang berhamburan keluar"

Anggis menyugar rambut kebelakang dengan perlahan." I knew about that, bantu gue pantau mereka ya supaya nggak makin macem-macem ya cantik"

" Perasaan ortu kita temenan, tapi kenapa gue dan Lo udah kayak babu majikan?" Anneth mengernyitkan kening bingung.

APA ITU RUMAH? [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang