49. Yang tak bisa dirubah

80 7 2
                                    

Anneth pernah membaca kutipan dari Dee lestari yang berbunyi, 'Hidup ini cair, realitas berubah' dan kali ini juga dia menyetujui kalimat tersebut. Hanya saja ada tambahan pendapat bahwa baginya tak semua kenyataan dapat berubah tidak peduli seberapa lama, tidak peduli juga menyangkut tentang siapa. Bahkan sangking lancarnya kegiatan gelap yang ada dimana-mana gadis itu jadi yakin kalo permainan politik kotor akan terus berjalan tanpa pernah dimakan waktu.

Saat ini, satu-satunya yang bisa dia lakukan hanyalah menatap lurus pada Royce yang tengah menaruh kedua telapak tangan dibawah pancuran air wastafel taman, hingga tangannya yang penuh darah mulai meluruh memperlihatkan sayatan lecet yang cukup banyak jumlahnya.

" Yang Lo lakuin udah diluar batas ekspektasi gue, Royce" Anneth bersedekap dada tanpa ekspresi gentar.

Royce tidak menoleh sedikitpun hanya melirik lewat ekor mata sampingnya lalu terkekeh samar.

" Pertemuan kedua kita setelah lama nggak ketemu langsung ngebahas tentang topik itu nih? Padahal Indonesia terkenal punya basa-basi nanya kabar atau lagi ngapain setidaknya pertanyaan sesederhana dampak revolver gitu Neth"

Anneth tertawa sinis, menghempaskan tubuhnya ke gazebo halaman mansion Nasution seraya menggerakkan tangan mengusir Lifia yang hendak ikut nimbrung berhubung perbincangan mereka bahas cukup bersifat tertutup.

Anneth sadar betul kalo tadi Royce menyindir, setidaknya baru bertemu setelah sekian lama tak saling tahu kabar begini, gadis tersebut memperhatikan keadaan Royce sesederhana kegiatannya sekarang.

Mungkin kalo tadi pemuda itu tak segera berhenti dari latihan selama 2 jam menembak tanpa jeda menciptakan beberapa goresan-goresan luka akibat sentakan berulang kali tangan Royce akan diamputasi.

" Motif Lo apa pulang ke Indo?"

" Gue masih WNI kali, masa dilarang buat pulang kesini" Royce mengambil kotak p3k yang ditaruh Lifia dimeja santai sebelum pada akhirnya duduk disebelah Anneth." Harusnya pertanyaan Lo lebih spesifik, semacam motif Lo apa ngebuka kasus Aldi padahal jelas-jelas udah ditutup sama bokapnya Angga' gitu"

Anneth membulatkan matanya terkejut." Kenapa ini bawa-bawa bokapnya Angga ya? Jangan bilang kalo dalang kematian Aldi juga Vikings"

" Ups... gue kira Lo tau" cowok itu menampilkan wajah bersalah yang dibuat-buat meski kenyataannya sengaja memberi tahu Anneth bahwa faktanya kehidupan gadis itu bertolak belakang dengan Deven yang bersih.

Karena mau bagaimana pun juga darah tidak bisa berbohong. Shevanya Annetha memiliki sematan marga Nasution, tak peduli seberapa keras upaya yang gadis itu lakukan untuk menyembunyikannya.

Toh cepat atau lambat orang lain akan tahu kan?.

Royce membalas tatapan Anneth sambil mengulas senyum.

"Apa yang nggak gue tau Royce?!" Tanya Anneth dengan emosi yang mulai memuncak." Vikings ngelakuin kebejatan apa lagi?"

" Bukan salah Mr. Karel Neth, beliau nggak pernah mencampuri urusan keluarga, tentang Lo dan Lifia beliau cuma melindungi"

" Lantas kalo bukan bokap gue yang nurunin perintah buat nutup kasus Aldi siapa dalangnya?"

" Angga, salah satu tersangka bokapnya dia nggak mungkin tinggal diam dong? Lo pasti tau kalo nggak ada pihak yang bisa menjerat satupun anggota keluarga Angga meskipun dinyatakan bersalah. Hukum mutlak atas pembunuhan Aldi dijatuhkan penjara 15 tahun dan sanksi wajib" Royce mendesah pelan." Karena itu, Razak Bradikara bokapnya Angga menggunakan kuasa dengan menghamburkan sebagian hartanya sebagai bentuk titah tutup mulut untuk semua pihak terkait"

APA ITU RUMAH? [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang