51. Hipotesis

67 7 0
                                    

" Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena harus dibuktikan kebenarannya, lalu bagaimana dengan cinta?."-

***

" Pagi pak Tito"

" Pagi juga non Aned"

Perempuan itu menepuk dahinya lalu menghela nafas malas, tersenyum pada pak Tito menampakkan bahwa dirinya baik-baik saja.

Sudah mau naik tahun ke-3 dirinya bersekolah di Pionir tetap saja satpam tersebut menyebut namanya dengan panggilan yang salah.

" Iya pak" Jawab Anneth mengalah

" Iya neng Aned"

Anneth menggelengkan kepalanya heran, sesusah itukan menyebut namanya dengan benar. Pria itu selalu percaya pada pelafalan menurut diri sendiri ketika membaca nametag Anneth.

Sembari berjalan kearah kelas, gadis itu berjoget ria mengikuti musik yang terdengar melalui speaker dari ruang radio biasanya disetel pak Rayi atau anak ekskul tersebut untuk menyemangati pagi murid lain.

" Ih si abang gemez deh!" Anneth berjingkrak-jingkrak pecicilan saat melihat dimana idola kesukaannya muncul.

" Abip Ray-"

Bruk!.

Anneth mundur beberapa langkah ketika menabrak punggung seseorang dan tanpa merasa berdosa sedikitpun gadis itu menggeplak belakang kepala sang empu yang terdiam ditengah koridor sehingga Anneth menabraknya tadi.

" KALO MAU SEMEDI JANGAN DITENGAH-TENGAH DO-" Anneth menjerit tertahan seketika bibirnya yang baru mengucapkan kata-kata makian terbungkam seketika, kedua kelopak matanya pun ikut melebar saat tahu siapa orang yang dia tabrak barusan.

" Kebiasaan tau nggak! Berapa kali gue bilang jangan nyalahin orang karena kesalahan Lo!" Hardiknya kejam tertuju pada Anneth dengan wajah sangar dan bola mata yang berapi-api seakan siap membakar gadis itu kapan saja. Charisa berkacak pinggang layaknya seorang bos yang ditakuti oleh semua bawahannya.

" Lagian diem dikoridor ngapain sih? Bersemedi tuh di goa" Kata Anneth memberanikan diri.

Charisa menghela nafas jengkel kemudian kembali membelakangi Anneth, menatap apa yang sebelumnya dia tatap.

Lorong bagian barat, aula lantai satu, dan juga semua koridor lantai atas dipenuhi oleh orang-orang dengan raut wajah penasaran. Mereka semua seperti sedang memandang kearah satu objek yang sama sambil membisikkan sesuatu, suara bisikan mereka terdengar jadi satu membuat keadaan sekolah bising dan terkesan semakin ramai.

Didominasi oleh kaum hawa khususnya para adek kelas yang sedari tadi sudah menjerit-jerit girang seperti kelakukan Anneth dan memancarkan aura yang kata Charisa centil.

" WHOAAA! POPULASI COGAN NIH SEKOLAH MENINGKAT!!"

Reaksi ilmiah seseorang jika mendengar sesuatu yang keras, mereka semua langsung teralihkan oleh perempuan dibelakang Charisa. Charisa sendiri juga refleks menoleh hingga nampak melihat temannya yang tadi memekik heboh.

Tunggu -tunggu!

Apa katanya tadi!

Cogan!?.

" That's right!" Nashwa yang berdiri agak jauh dari Charisa dan Anneth tersenyum lebar sambil bertepuk tangan gembira.

Joa, Nashwa dan juga para senior Blackveros sedang ada di aula. Mereka memandang kearah Charisa dan Anneth dengan tatapan sulit diartikan.

APA ITU RUMAH? [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang