Dhira menarik nafas panjang melihat kamar tuan nya yang seperti kapal pecah. Dhira tahu kalau Tuan nya memang punya kondisi emosi yang tidak stabil, tapi ia tak percaya akan separah ini.
Dhira meregangkan otot nya bersiap-siap untuk bertempur dengan ruangan dari pria kaya ini. Pertama yang Dhira lakukan adalah mengutip serpihan-serpihan vas bunga yang berserakan di lantai, mengumpulkan nya di dalam plastik hitam.
Kedua, dia beralih pada kursi, meja, lukisan-lukisan, dan beberapa buku yang tidak berada di tempat nya. Sesekali Dhira bergidik ngeri membayangkan seberbahaya apa tuan nya jika sedang marah.
Dan terakhir, Dhira meraih kasur yang tidak terlalu berantakan. Mungkin karna pria itu tidur sendiri. Namun saat hendak merapikan nya, Dhira menemukan secarik kertas di sisi tempat ia berdiri. Lantas ia meraih nya dan ternyata, itu sebuah photo.
Di photo tersebut, ada tiga orang. Seorang perempuan yang di rangkul oleh Tuan nya dan di samping nya ada pria lain. Apakah ini pacar dan sahabat Tuan Daren?
Dhira menaikkan kedua alis nya, apa ini alasan pria itu berubah menjadi monster dan mengacaukan kamar nya sendiri? Dhira menaikkan kedua bahu nya, itu memang berat, kalau itu terjadi pada nya mungkin ia sudah tak niat hidup atau lebih parah sudah bunuh diri.
Dhira hendak meletakkan itu ke atas nakas jika saja tak mendengar suara pintu di buka dengan sedikit kasar di iringi suara pria yang sedang mengobrol dengan ponselnya.
Itu Tuan Daren!
Dhira spontan menarik diri dan merapatkan tubuh nya ke dinding sambil menunduk dalam. Tiba-tiba saja seluruh keberanian dalam diri nya luntur, bahkan lutut nya saja terasa bergetar.
Apalagi, ketika pria yang memakai kemeja putih di lapisi Jas biru gelap itu berjalan ke arah nya tanpa berhenti berbicara dengan seseorang di telpon nya. Lalu ia membuka satu per satu nakas nya, seperti mencari sesuatu.
Jarak mereka begitu dekat, Dhira bisa mencium parfum nya yang terasa begitu wangi dan mahal. Tapi Dhira tahu, ini wangi Mint. Sangat Maskulin.
Perlahan, Dhira memberanikan diri, untuk mengangkat kepala nya sedikit demi sedikit. Melihat ciptaan Tuhan yang paling seksi.
glek.
Dhira menelan ludah nya kasar. Daren terlihat sangat tampan lebih daripada yang di photo. Lutut nya langsung lemas melihat kegantengan tuan nya itu.
Sedangkan Daren sibuk mengobrol di telpon dengan tangan kiri mengacak-acak laci nakas nya hingga akhirnya menemukan satu map biru yang ia cari-cari lalu berdiri tegak, "Sudah, sudah ketemu."
Daren hendak berbalik namun ia malah berhenti saat menghadap gadis dengan kemeja putih dan celana hitam panjang sedang memandangi nya. Daren melihat secarik photo yang sedang gadis itu pegang dan terlihat mengeraskan rahang nya, lalu bergerak menuju pintu dan hilang.
Dhira masih memandangi pria itu bahkan ketika sudah tak tertangkap di netra kehitaman nya, "Buset, kalo modelan nya begitu, gapapa deh aku di marahin tiap hari." monolog Dhira sambil cekikikan.
***
Dhira mencuci tangan nya di wastafel lalu mengeringkan nya dengan kain lap di sana dan ketika berbalik ia melihat kepala pelayan sudah di sini dengan tuan nya yang kali ini hanya memakai kemeja putih tanpa jas dan dasi juga dua kancing di lepas dengan lengan di gulung sampai siku berjalan menuju Kitchen Island tanpa melepaskan tatapan nya pada Dhira.
Yang di tatap spontan menunduk, entah karna sorot mata nya yang begitu mengintimidasi atau karna ia tak tahan dengan tampilan tuan nya yang sangat panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maid
RomanceDhira laksa seorang mahasiswi yang bekerja paruh waktu demi menutupi kebutuhan hidup nya sebagai gadis perantauan dengan menjadi pelayan di rumah tuan takur yang pemarah dan kesepian