TIGA PULUH

2.3K 106 18
                                    

Aku tersenyum memandang poto yang baru ku ambil dari ponsel ku. Dress hitam dengan tali aluminium sebagai penyanggah, memperlihatkan leher dan punggung ku dengan jelas juga kalung kupu-kupu sebagai pemanis.

Dress ini pemberian orang tua ku untuk ku pakai di pesta pernikahan anak Om Azar. Alias Kakak nya Liam.

Om Azar dan Papa kandung ku itu teman dekat. Jadi aku tumbuh bersama mereka.

Mungkin kalau Papa masih hidup, dia akan menjodohkan ku dengan Liam agar hubungan nya dengan Om Azar semakin erat.

"Ra,"

Aku menoleh dan menemukan Daren yang memakai setelan serba hitam berdiri di dekat pintu. Aku terkekeh geli saat melihat kilatan di mata nya.

Aku berjalan mendekat dengan senyum menggoda. Aku dapat merasakan deruan napas nya yang tak beraturan. "Kita bisa terlambat."

"I can fuck you in everywhere."

Aku tersenyum, "Later, sayang."

"Saya bakal tagih janji itu."

Ketika pintu lift menuju Aula hotel tempat resepsi di laksanakan tertutup. Daren langsung mendorong ku hingga punggung ku menyentuh dingin nya dinding aluminum tersebut dan membungkam mulut ku kasar.

Aku menepuk lengan nya tapi dia tak perduli. Dia melumat bibir ku dalam dan penuh nafsu. Aku yakin, Dress yang ku pakai ini akan koyak dalam beberapa jam lagi.

Tangan nya menyelinap masuk ke balik Dress ku dan menangkup kewanitaan ku. Aku bergidik merasakan tangan nya bermain di sana.

"Mas ... hmph."

Desahan ku tertahan. Daren seakan tak perduli tindakan nya bisa di lihat dari kamera pengaman. Nafsu sudah membutakan nya.

Daren baru melepaskan nya saat pintu Lift terbuka namun belum beranjak dari posisi nya. Mata nya menatapku dengan membara, "Saya sudah pesan kamar di sini." Dia tersenyum, "Saya tidak yakin saya bisa menunggu sampai pulang ke rumah."

Aku tersenyum menggoda, "Ga capek-capek, ya."

Dia melumat bibir ku lagi, aku takut itu akan merusak lipstik ku. "Saya ga akan pernah capek bercinta sama kamu."

Aku memukul lengan besar nya yang di tanggapi kekehan. Lalu meraih tangan ku untuk dia genggam dan berjalan membawa ku keluar dari lift.

Ada banyak tamu di sini. Aku yakin, ada banyak pengusaha-pengusaha kecil yang sedang berjuang mendapatkan kesempatan menarik perhatian Investor ataupun Pengusaha besar lain nya.

Aku juga yakin, Daren akan di kerumuni oleh orang-orang yang akan menjilati nya demi segepok uang.

Aku sudah terbiasa dengan hal seperti ini. Ini juga terjadi sama Papa, bahkan ada yang tak sungkan sampai mengirimkan wanita paling sexy untuk menggoda nya walaupun di depan Mama.

Demi uang, harga diri pun di korban kan.

"Bentar lagi banyak yang datengin kamu buat di jilatin," aku tertawa kecil, "Awas basah ya."

"Ga di jilatin mereka pun," Dia menoleh ke arah ku, "Kamu udah bikin saya basah."

Aku menggelengkan kepala ku pelan. Dirty talk Daren selalu membuat wajah ku memerah.

"Hai, calon istri."

Aku melihat ke sumber suara dan menemukan Matt yang berjalan ke arah kami dengan tangan di kantung celana nya.

Aku memutar bola mata ku malas, "You wish."

"Proposal Kakek mu sudah sampai ke saya. Kamu masih punya banyak waktu buat berpikir," Matt tersenyum penuh percaya diri, "Yakin mau nolak laki-laki sempurna kayak yang di hadapan mu ini?"

MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang