S A T U L I M A

3.1K 127 21
                                    

Setelah kejadian itu, Daren menghabiskan waktu nya di ruang kerja nya. Walau sebenarnya, di sana dia tak benar-benar kerja. Pikiran nya seolah tak mau di alihkan dari gadis yang bekerja sebagai pelayan rumah nya.

"Am i just a maid to you?"

Daren menggeram. Ia tak suka situasi ini. Sesuatu yang harusnya dia sangkal besar-besaran tapi malah semakin menarik nya untuk mendekat.

Apa gadis itu meminta sesuatu? Sesuatu yang lebih daripada sekedar Majikan dan Pelayan. Memang nya apa yang dia harapkan dari perkenalan mereka yang hanya tiga minggu?

Tapi itu tak semua nya salah Dhira. Daren mencium gadis itu. Lebih dari sekali. Maka keanehan situasi sekarang juga salah Daren.

Gadis itu mencuri pikiran nya bahkan pesta pernikahan Dehya menjadi sesuatu yang tak berarti bagi nya.

"Mantan nya anak dari pemilik pabrik Tekstil."

Daren menghembuskan napas dari mulut nya lalu bersandar ke punggung kursi kekuasaan nya. Aneh. Dia hanya gadis pintar yang berhasil kuliah di kampus ternama menggunakan beasiswa dari perusahaan milik Ayah nya yang akan menjadi milik nya di masa depan. Tapi dia berhasil memacari anak konglomerat. Dan dua teman yang selalu bersama nya, juga bukan dari kalangan biasa. Daren pikir, Dhira hanya akan bergaul dengan penerima-penerima beasiswa lain nya—, maksudnya, yang setara dengan nya.

Tapi tidak, dia berteman dengan dua gadis konglomerat yang terlihat sangat dekat dengan nya. Daren juga menyadari barang-barang mewah yang gadis itu pakai. Dari mulai Macbook nya, Arloji nya, Tas Ransel nya, Kalung nya bahkan kacamata yang Daren tahu, itu hanya di produksi di Paris.

Daren menggertakkan gigi nya,

"Dengan atau tanpa uang,"

Daren mengusap wajah nya frustasi. Pikiran-pikiran buruk tentang gadis itu hanya menarik diri nya untuk menguras uang nya terus menyerang. Daren berusaha menyangkal semenjak gadis itu menolak 2 Miliyar dari nya tapi semua seakan membuktikan bahwa pikiran nya benar.

Jika benar Dhira hanyalah gadis murahan yang ingin meraup keuntungan dari nya. Maka Daren akan pastikan gadis itu akan menyesal menjadikan Daren sebagai target nya.

Daren menoleh ke arah jendela yang sudah menunjukkan gelap nya langit lalu beralih pada jam yang bertengger di dinding.

Jam setengah sembilan malam. Harusnya makan malam nya sudah siap.

Lantas Daren berdiri dari kursi nya dan berjalan keluar dari sana menuju dapur. Selama langkah kaki nya bergerak, Daren terus memikirkan Dhira. Apa yang akan ia katakan jika bertemu dengan gadis itu di dapur. Tapi sebelum itu, apa Dhira akan menghindar lagi?

Daren menghentikan langkah nya saat sampai di dapur. Makanan sudah siap. Hanya ada lauk yang cukup satu orang. Dan Ria, kepala pelayan nya.

Daren menghela napas kecil tapi jauh di dalam lubuk hati nya, ia terpukul dengan sikap gadis itu.

"Dhira sudah menyelesaikan tugas nya dan meminta izin untuk pergi." Ujar Ria memberikan penjelasan.

"Kamu ga coba untuk tahan dia?" tanya Daren sambil menatap nya.

"Saya ga punya alasan untuk menahan dia, Tuan. Semua pekerjaan sudah selesai dan jam kerja nya sudah berakhir." jawab Ria.

Daren mengangguk samar. Apa yang harus dia lakukan agar gadis itu tidak menghindarnya lagi atau—, Ini semua ada kaitan nya dengan mantan nya?

Saat Daren sedang berpikir. Suara langkah kaki terdengar membuat ia menoleh. Di sana ia temukan gadis itu menggunakan pakaian kasual nya sedang berjalan menuju pintu.

MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang