TIGA LAPAN

3.6K 80 22
                                    

"Dia masih ga mau makan?"

Samar-samar suara Mama terdengar di telinga ku. Sudah hampir satu minggu aku di kurung penjara emas, tak di perbolehkan melihat dunia luar. Ponsel, laptop dan semua alat eletronik ku di ambil, mereka menutup semua jalan yang menghubungkan ku dengan Daren.

Mereka bilang mereka peduli, mereka tak mau aku jatuh ke lubang yang sama, apapun yang mereka lakukan demi kebaikan ku.

KATA NYA.

Sudah hampir satu minggu tapi mereka tak kunjung memboyong ku kembali ke Paris. Karna apa? Karna mereka masih punya urusan bisnis di sini.

Ya, uang masih tetap nomor satu.

Bukan salah ku jika aku bertingkah menyebalkan yang sering kali membuat mereka naik pitam.

Langkah kaki terdengar mendekat ke arah ku.

"Ra," Mama meraih punggung ku. "Kalo kamu ga makan gimana mau makan obat?"

Aku mendengkus, "Obat ku ketemu Mas Daren."

Terdengar helaan napas panjang lalu Mama menarik kursi di samping ku, bergabung dengan ku untuk memandangi hamparan laut yang luas milik Ayah tiri ku.

"Malam ini kita berangkat ke Paris."

Mata ku membola, spontan menatap mama bersiap untuk melayangkan ketidaksetujuan ku.

"Daren itu cinta nya sama Dehya." Mama memotong, "Daren itu tak ubah nya kayak Papa Gen, dia menikahi mu hanya untuk memenuhi status sosial. Setelah kamu lengah, dia akan mencari cara untuk kembali."

"You know you ever seen this before."

"No, Mama," Aku meraih tangan mama. "Daren choose me. Dia—"

"Setelah kamu kehilangan bayi kalian," Potongan Mama membuatku membeku di tempat, bayi masih menjadi topik sensitif bagi ku. "Apa dia pernah melamar mu lagi?"

Pertanyaan mama membuatku memutar ulang ingatan ku dan benar, aku tidak menemukan kalimat Daren melamar ku lagi setelah keguguran.

"Dia cuman perlu kamu untuk melahirkan penerus nya. Kamu pernah bilang," Berganti, kini tangan mama yang meraih ku, "Kamu gamau punya anak karna kamu gamau ada orang lain yang rasain hal yang sama. Justru kembali dengan Daren, kamu mewujudkan mimpi buruk mu itu."

"Mama pernah mengizinkan nya tapi dia menyia-nyiakan itu, Ra. Dan berita paling buruknya," Mama diam sejenak membuat jantung ku semakin berdetak kencang, "Kakek mu tahu soal ini."

Darah ku seketika berhenti.

"Dia akan mencari cara untuk menjodohkan mu dengan Mark menggunakan tameng kejadian mu dengan Daren."

"And for that, mama ga bisa bantu, kamu tahu sendiri keras kepala nya Kakek. Mama cuman bisa bantu kamu lari dari lubang gelap yang pernah mama rasakan."

Aku mematung, lidah ku kelu. Mama mengungkapkan semua hal yang tak pernah dia ceritakan soal diri nya.

Aku terlalu membenci nya sampai tak memikirkan bagaimana perasaan nya saat di paksa menikah dengan orang yang tidak di cintai nya.

"Papa Gen mungkin bisa bantu kamu untuk membatalkan perjodohan kamu jadi Mama mohon," Dia menatap ku, "Bersikap baik lah sama Papa. Walaupun kamu selalu kasar dan ga sopan, Papa Gen tetap menganggap kamu anak nya. Karna kamu anak dari orang yang dia cintai. Kamu paham 'kan?"

Aku paham maksud Mama. Secara tidak langsung dia memberi ku contoh bagaimana rasa nya menikah dengan orang yang kita cintai dan mencintai kita daripada yang hanya sebelah pihak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang