DUA SEMBILAN

2K 84 11
                                    

DHIRA 's

"Ini gimana Mas?"

Aku mengangkat kepala ku namun tak menemukan sosok yang ku cari. Aku mengerutkan kening dan celingukan kesana-kemari mencari pria bertubuh besar itu.

Tiba-tiba seorang penjaga toko datang dan mendekat. "Tadi suami mbak ke arah sana, mbak."

Aku mengikuti ke arah tangan nya kemudian tersenyum dan beterima kasih sebelum melangkahkan kaki ku ke sana. Darah ku berdesir mendengar ucapan penjaga toko itu.

Suami.

Ada perasaan janggal mendengarnya.

Aku menyadari ini ke arah rak baju-baju bayi. Apa yang di lakukan Daren di tempat ini?

Aku terus melangkah, mencari di tiap lorong hingga akhirnya aku menemukan punggung nya. Aku langsung mendekat, di situ aku menyadari dia sedang berbicara dengan seorang perempuan.

Dia berambut panjang kepirangan dan ada troli bayi di hadapan nya.

Aku meraih lengan Daren hingga empu nya tersadar.

Daren menoleh lalu menelisik dari atas sampai bawah kemudian tersenyum. "It looks good on you."

Aku tersenyum mendengarnya memuji dress putih dengan motif bunga-bunga sampai lutut kaki dan sampai lengan tangan ku. Aku ingin tersipu mendengarnya tapi aku lebih ingin tahu perempuan ini.

"Pacar baru mu, Ren?"

Daren kembali menoleh ke arah nya kemudian merangkul ku, "Nama nya Dhira. Ra," dia menatap ku, "Ini teman kuliah saya, teman nya Matt juga, nama nya Fara."

Aku tersenyum sambil mengulurkan tangan yang di sambut hangat olehnya. Dia sedikit membungkuk agar tangan nya sampai ke tangan ku karna ada troli bayi di depan nya.

"Jadi," Daren kembali bersuara, "Butuh berapa baju untuk perjalanan kalian?"

"Tiga pasang sih harusnya cukup." Fara meraih satu gantungan baju bayi dan menunjuk nya ke arah Daren. "Menurut mu, ini cocok buat perjalanan ke Meksiko?"

Daren menggeleng dan melepaskan rangkulan nya dari punggung ku. Ada rasa tidak terima dia melakukan nya tapi aku tak bersuara.

Dia melewati troli berisi bayi tersebut dan ikut memilih baju bayi bersama teman nya.

Aku memperhatikan nya. Mata nya berbinar melihat baju-baju bayi yang bergantungan di depan nya dan sesekali meraih nya untuk memberikan pendapat pada Fara.

Sesekali dia tertawa kecil, aku bisa melihat kebahagiaan di wajah nya. Dia begitu menikmati nya.

"Ra, tolong jagain Miko ya."

Fara memberitahu ku sebelum dia hilang ke lorong sebelahnya bersama Daren.

Mata ku kini beralih pada troli di depan ku.

Miko ...,

Aku tersenyum kecil pada bayi bermata besar yang menatapku. Aku tebak, dia akan menjadi seorang Guru atau Professor. Dari mata nya, dia terlihat sangat ingin tahu, dia punya rasa ingin tahu yang besar.

Liur bayi nya menetes dari bibir kecil nya lalu kaki dan tangan nya berayun-ayun ke udara.

Aku menaikkan kedua alis ku kaget saat mendengar suara nya. Aku mendongak, mencari keberadaan Fara dan Daren namun tak kunjung menemukan nya.

Sedangkan suara nya semakin besar.

Tanpa di perintah, aku juga tidak tahu kenapa aku bisa mengulurkan tangan ku untuk mengangkat nya ke dalam gendongan ku.

MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang