S A T U E N A M

3K 127 21
                                    

"Gue masih penasaran darimana dia tahu tentang Liam."

Diva yang lagi asik memainkan ponselnya—berbalas pesan dengan seseorang tiba-tiba mematung lalu meringis pelan menatap Dhira dari balik rak-rak buku.

"Apa dia stalking-in gue, ya?" Dhira membawa tumpukan buku di tangan nya. "Tapi ga mungkin banget, ga ada yang tahu soal Liam."

Diva menatap gadis yang meletakkan tumpukan buku dengan sedikit kasar ke atas meja. Diva menelan ludah nya kasar.

Dhira duduk di hadapan Diva dan meraih satu buku yang ia bawa lalu tak sengaja menangkap ekspresi aneh teman nya. "Lo kenapa?"

"Gapapa, gue cuman—," Diva meraih tengkuk leher nya, "Lagi Chattan sama Matt." ujar nya dengan suara sangat kecil hingga tak terdengar apapun.

"Lo—apa?" tanya Dhira lagi tak terdengar.

"Ekhem," Diva mengusap leher nya seraya membuang tatapan nya, "Lagi chattan sama Matt." jawab nya sedikit keras.

"Lo?" Dhira menaikkan kedua alis nya lalu terdiam. Melihat diam nya gadis itu Diva menoleh dan melihat Dhira menatap nya tak percaya. "Jangan bilang lo kasih tahu dia."

Diva mengulum bibir dan kembali membuang tatapan nya ke segala arah sebagai jawaban atas pertanyaan Diva.

"FUCK!" Dhira mengambil buku tebal nya dan mengangkat nya ke udara, "LO GUE TIMPUK YA?!"

"Whoa whoa whoa—," tepat sebelum Dhira berhasil melayangkan buku tebal nya itu, Najla datang dan menangkap tangan nya dengan cepat. "What's wrong?"

Dhira menatap gadis yang mencekal tangan nya lalu menghembuskan napas kesal seraya membanting buku nya ke atas meja dan kembali duduk di kursi sambil melipat kedua tangan nya. "Temen lo lagi chattan sama om-om."

Diva menatap nya protes, "Yang ngomong mohon ngaca!"

"Setidaknya gue ga nyebarin rahasia temen gue!" balas Dhira tak mau kalah.

"Aha," Diva menyipitkan mata nya, "Setidaknya gue ga ngehindarin orang yang gue incer duluan perkara mantan gue balik!"

"Setidaknya gue ga nelen ludah sendiri! Lo kan yang bilang gue ga bisa sama orang yang jauh lebih tua!"

"Gue bukan pelayan!"

"Oh jadi lo mau sombongin harta lo? Sombongin depan Matt sana!"

"Wait, Liam balik?" Najla mengerutkan kening nya menatap Dhira lalu menatap Diva, "Matt? Matt siapa?" Najla diam sebentar, "Maksud lo Pak Matt?!"

Baik Dhira dan Diva sama-sama terdiam. Mereka saling pandang sebelum akhirnya mereka sama-sama membuang tatapan nya ke segala arah menghindari netra penuntutan Najla.

Najla melipat kedua tangan nya, "Apa yang gue gatahu dari kalian berdua?"

"Liam balik." jawab Diva duluan.

"Diva di deketin om-om."

Najla menatap kedua teman nya secara bergantian lalu menarik napas panjang seraya meraih kepala nya yang terasa pusing melihat tingkah konyol mereka.

Najla menatap Diva. "Gue aja deh yang berobat sama tante lo."

Dhira menoleh ke arah ponselnya saat berbunyi. "Gue perlu ngasih tahu lo sesuatu. Apartemen gue, jam delapan."

Dhira menghela napas hendak menolak namun satu pesan terkirim lagi. "Please, Ra. Lo harus tahu ini."

Najla melihat Dhira yang tampak tak senang dengan pesan dari ponsel nya. "Ngapain lo balik ke mantan lo yang bajingan itu?"

MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang