L I M A

4.6K 161 4
                                    

"Gue bilang juga apa."

Diva menutup botol minyak angin yang baru saja ia oleskan di tubuh Dhira yang tiba-tiba jatuh pingsan. Untung saja dosen belum masuk, jadi mereka dengan mudah bisa keluar.

Dengan wajah pucat, Dhira menghela napas panjang. Akibat mengerjakan seluruh pekerjaan di rumah tuan nya yang tampan itu. Dhira kecapekan dan pingsan.

"Udahlah, Ra." Diva duduk di samping Dhira yang tiduran di sofa perpustakaan. "Gausah segitu nya buat tuan lo itu."

"Tapi dia ganteng."

Diva diam menatap gadis di hadapan nya dengan tatapan muak, "Lama-lama gue cekokin minyak angin mulut lo."

Tiba-tiba dua orang datang menghampiri Diva dan Dhira. Seorang gadis berkacamata yaitu Najla sambil menenteng kue bolu dan Kakak tingkat mereka sekaligus ketua BEM, Baskara.

Najla meletakkan kue bolu di atas meja lalu menjitak kepala Dhira, "Makanya gausah ngeyel."

"Awh!" teriak Dhira tertahan dan menatap sinis teman nya itu.

"Lain kali jaga kesehatan nya ya, Ra." suara lembut ketua BEM mereka itu menarik perhatian Dhira. "Gue tahu lo kerja tapi jangan di paksain. Kalo ada apa-apa, lo bisa kasih tahu gue."

Dhira menatap Baskara lalu tersenyum, "Iya, Makasih ya kak."

Baskara membalas senyuman gadis itu kemudian menatap Diva dan Najla, "Kakak duluan ya, masih ada kelas."

Najla dan Diva mengangguk sebagai jawaban sambil tersenyum.

"Lekas pulih ya, Ra." ujar Baskara sebelum akhirnya berbalik dan berjalan keluar dari perpustakaan.

Mereka bertiga memandangi kepergian Ketua BEM mereka itu kemudian beralih pada gadis yang tidur selonjoran di sofa dengan tatapan muak menghadapi tingkah nya yang keras kepala ujung-ujung nya menyusahkan.

"Makin parah majikan lo ya?" tanya Najla sambil membuka bungkus kue yang di belikan kakak tingkat mereka itu.

"Banget." balas Dhira sambil memejamkan mata nya. "Kayaknya dia minta laporan sama pelayan lain. Pekerjaan mana yang paling gue malesin."

Diva mencomot potongan bolu yang baru saja di potong Najla, "Terus?"

"Gue paling males nyuci baju dan entah kenapa si tampan menyebalkan itu jadi sering ganti baju." Dhira mengusap wajah nya, "Lama-lama gue cium tuh orang."

"Cium aja, manatahu langsung nurut." balas Diva nyeleneh yang mendapatkan tatapan tajam dari Najla.

"Hari ini jatah libur lo 'kan?" Tanya Najla yang mendapatkan anggukan dari Dhira. "Mending lo istirahat full deh. Jangan ngapa-ngapain, kasian badan lo."

Dhira membalikkan badan nya membelakangi kedua teman nya, "Gue ga ketemu dua jam aja udah kangen banget sama si ganteng."

Najla dan Diva saling tatap. Mereka benar-benar ingin menenggelamkan kepala teman nya sampai wajahnya membiru karena kekurangan oksigen.

"Rumah sakit jiwa tempat tante lo ada kamar kosong ga?"

***

Dhira benar-benar tidur dari jam dua siang sampai jam enam sore. Tubuhnya memang minta istirahat. Sudah lima hari Dhira tak mendapatkan tidur yang nyenyak. Dia pulang jam sebelas malam sedangkan jam lima pagi dia sudah harus bangun lalu kuliah sampai jam satu dan jam dua siang dia kembali kerja.

Pantas saja tubuhnya ambruk.

Dhira meraih ponsel nya yang tergeletak di samping dan menemukan satu hal yang bikin mood nya jatuh seketika,

MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang