✨بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ✨
"Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk."
(QS. Al-Isra' 17: Ayat 32)
🪐🪐🪐
"Dia nembak gue lagi, Wa."
"Lo tolak lagi?"
"YA IYALAH, KALO GUE TERIMA, GUE AJA YANG GILA!"
"SANTE DONG GOSAH NGE-GAS!"
"Astaghfirullahaladzim, lagian emosi banget, udah tau jawabannya apa masih aja nanyak!"
"Ye kan sapa tau iman lo goyah terus terima dia."
"Nauzubillah, gak mau gue, meskipun gue juga suka sama dia, mending gue jauh-jauh dari dia deh, daripada maksiat."
"Lagian Ra, siapa sih cowoknya, dari dulu lo bilang dia mulu, gak pernah pakek namanya."
Orang diseberang sana terdiam sejenak. "Ck, gak perlu tau." Jeda beberapa detik. "Btw, deket rumah gue ada kajian besok malem, mau pergi bareng gue, gak?"
"Boleh boleh, gue juga udah lama gak kajian gara-gara banyak tugas kuliah."
"Marwa?"
Mendengar ada yang memanggilnya, gadis itu terduduk. "Gue tutup dulu ya, nanti lo atur aja enaknya jam berapa buat besok, assalamu'alaikum."
Segera gadis itu turun dari ranjangnya, dan membukakan pintu.
Pintu terbuka, dan wajah wanita paruh baya menyambutnya. "Marwa sibuk ya?"
Gadis yang bernama lengkap Shaqeela Marwa Azalia itu menggeleng. "Enggak kok Bun, kenapa?"
Atifa tersenyum. "Bunda boleh minta tolong gak?"
Marwa mengangguk. "Boleh banget dong Bun. Emangnya bunda mau minta tolong apa?"
Atifa mengangkat buku tebal milik ayahnya. "Buku ayah kamu ketinggalan, kamu bisa anterin ini ke tempat ayah, kan?"
"Boleh deh, sekalian Marwa mau beli buku ke Gramedia nanti."
"Hari ini gak ada jadwal?"
Marwa nyengir. "Ada sih tapi masih siangan, nanti juga habis ke Gramedia, Marwa langsung cus ke kampus."
"Yaudah, entar ke Gramedia nya jangan lama-lama, kamu soalnya kalo ke tempat buku kayak gitu, suka gak tau waktu."
Marwa mengangguk. "Siap ibu negara!"
"Yaudah gih siap-siap. Bunda ke kamar dulu."
☄️☄️☄️
Seperti yang bunda nya katakan tadi, kini gadis itu telah sampai di pesantren tempat ayahnya mengajar.
Setelah memperbaiki sedikit tatanan khimar nya yang berantakan, Marwa pun segera menyambangi gerbang yang menjulang dihadapannya.
"Assalamu'alaikum," sapa Marwa, kepada satpam yang bernama Ipul itu.
Ipul beranjak dari duduknya, dan menghampiri Marwa yang berdiri dibalik pagar besi. "Wa'alaikumussalam, cari siapa atuh, neng?"
"Cari ustadz Rizwan kang, saya mau kasih ini, soalnya tadi ketinggalan." Marwa memperlihatkan buku tebal yang ada di genggamannya.
Mata laki-laki paruh baya itu sedikit memicing. "Ooo, neng teh anaknya ustadz Rizwan, ya?" tebak Ipul.
"Masih inget sama saya ternyata," ujar Marwa dengan senyum simpul diwajahnya.
"Pasti inget atuh neng. Apalagi eneng nya kan pernah kasih akang bakso, dulu." Marwa terkekeh mendengarnya.
Segera Ipul membuka gerbang lebar-lebar, agar lebih leluasa. "Mau dikasih sendiri, atau saya aja yang kasihin neng?"
Marwa tersenyum lebar. "Beneran nih kang?"
"Bener, entar saya yang kasih deh, dijamin aman sentosa."
"Wah siap, yaudah deh, nih kang," Marwa memberikan buku itu, dan diterima baik oleh Ipul.
"Makasih ya kang. Lain kali, kalo saya kesini lagi, saya bawain akang nya capcay deh, dijamin uwenak pol!"
"Wah, bisa-bisa, kebetulan saya juga suka banget sama capcay," sahut Ipul membuat Marwa kembali tertawa kecil.
"Kalo gitu, saya permisi dulu kang, Assalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam, hati-hati neng."
Baru selangkah Marwa keluar gerbang, tiba-tiba saja ada yang meneriakinya, membuat langkahnya terhenti.
"Heh, mau kemana kamu?!"
Marwa menoleh, dan dibuat terkejut kala melihat ada empat pasang mata yang menatapnya tajam.
Ada apa ini?
☄️☄️☄️
Halo halo halo, gimana prolog nya? Semoga suka ya😄
Jangan lupa vote sama komennya ya guys, karena satu vote itu udah berharga banget buat aku
👆 (Mode kalem)
👇 (Mode bar-bar)
BINTANG KIRI BAWAH DI TEKEN YA, WAHAY RIDERS SEKALIAN, JANGAN BIASAIN JADI SIDERS!
BIASAIN BACA, DAN PENCET YA GES YA, GAK KOMEN? GAPAPA KOK, YANG PENTENG VOTE AJA UDAH UNTUK MENGHARGAI UTOR, MAKSA BANGET NIEH, GAK KOK CANDA👀
Capek juga nyalain capshlock, serasa teriak-teriak, padahal aslinya mah kagak.
Udahan dulu, sekian terima cuan🤸
Wassalamu'alaikum
KAMU SEDANG MEMBACA
Muallaq (End)
Random(Part masih lengkap, dan dalam proses penerbitan) Niat ingin memberikan buku ayahnya yang ketinggalan, malah dituduh ingin kabur dari pesantren, yang benar saja! Gadis yang kerap disapa Marwa ini yang mengalaminya. Dan karena kejadian itu pula dia m...