PART 19 - HARI RAYA

171 13 0
                                    

❗❗PLAGIAT???!!! JAUH JAUH❗❗

❗❗JANGAN LUPA VOTE & KOMEN❗❗
.
.
.
.
.
{AHLAN WA SAHLAN}

Suara takbir Raya sudah mulai bergema di seluruh pelosok kota di Indonesia, termasuk kota yang kini di tempati oleh Zahra. Yaitu Jakarta. "Zahra!! Nak!!" Panggil sang ibu dengan sedikit berteriak agar Zahra dapat mendengar nya.

"IYA UMMI" Balas nya yang juga ikut berteriak.

"Cepat nak, nanti telat" Seru Aisyah, ia melipat sajadah lalu meletakkan di tangan kiri nya.

Zahra, gadis yang memakai mukena berwarna putih pun turun dari tangga rumah nya, ia terlihat sedang menenteng sebuah tas yang berukuran sedang, mungkin di dalam nya terdapat sajadah serta rok dari mukena nya, dengan wajah gadis itu yang nampak sedikit basah akibat air wudhu.

"Ayo Ummi" Titah Zahra ia menggandeng tangan Aisyah, hingga membuat nya tersenyum akan hal itu.

Mereka keluar dari rumah dengan Zahra yang mengunci pintu rumah tersebut, lalu meletakkan kunci nya di atas pot tanaman dan mereka pun langsung memasuki mobil berwarna putih yang tampak nya hanya sedang menunggu mereka saja, Usman selaku kepala keluarga sekaligus supir mulai menjalankan mobil nya ke arah jalanan.

Tak berselang lama, mereka pun sampai di pekarangan pondok pesantren Al-Qamar. Yaps mereka akan melaksanakan shalat Idul Fitri di masjid Ar-Rahman yang ada di dalam pondok pesantren Al-Qamar.

Zahra beserta keluarga nya keluar dari mobil putih itu dan berjalan beriringan, Usman serta Yusuf berjalan di depan, Zahra serta Aisyah berjalan di belakang. Terlihat di sekitaran masjid banyak sekali orang yang berlalu lalang.

"Aisyah, Usman" Panggil seseorang dari arah belakang mereka, membuat keempatnya sontak berbalik badan.

Mereka mendapati Kyai Hasan beserta sang istri tengah berjalan ke arah mereka, dan yang memanggil tadi adalah Maryam, ibundanya Gus Hafidz.

"Datang juga akhirnya kamu Usman" Kata Kyai setelah mengucapkan salam, sembari bersalaman dengan sahabat nya.

"Jelas, saya kan selalu menepati omongan saya" Sahut Usman.

Kyai Hasan terkekeh. "Haha, iya iya, saya akui kamu memang selalu menepati omongan mu"

"Ini mau ceramah disini?" Celetuk Maryam, membuat kedua pria paruh baya itu mengalihkan atensi mereka.

Terkekeh sekilas sampai pada akhirnya Kyai Hasan berjalan mendahului mereka, "Gara-gara usman ini"

Beberapa santri yang memang berniat melaksanakan shalat Idul Fitri di masjid itu pun di buat terkekeh ketika melihat kelakuan Kyai Hasan yang menurut mereka lucu dan langka. Pasal nya Kyai Hasan di depan mereka selalu menunjukkan sifat tegas nya, ia tidak pernah sama sekali menunjukkan sifat nya yang seperti tadi.

★★★★

Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat dua puluh tiga, keluarga Zahra masih saja berkumpul di ruang tamu bersama dengan keluarga ndalem, "Assalamu'alaikum" Ucap seseorang yang baru saja datang.

Gus Hafidz, seseorang itu adalah Gus Hafidz, ia baru saja datang dari arah masjid. Laki-laki itu terlihat tampan memakai gamis putih, dengan di padukan surban lipat yang bertengger di bahu kanan nya.

"Wa'alaikumussalam warahmatullah" Sahut mereka.

"Eh Hafidz, duduk sini nak" Ajak Maryam kepada anak laki-laki nya.

Mau tidak mau Gus Hafidz duduk di salah satu sofa tunggal, yang berada di dekat sang ibu. "MasyaAllah, sungguh indah ciptaan mu ya Allah" Batin Gus Hafidz, ia terlihat curi-curi pandang ke arah Zahra yang nampak cantik dengan balutan Gamis sederhana berwarna hitam.

JALUR LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang