PART 33 - SYAIR PENGANTAR TIDUR

198 9 2
                                    

❗❗PLAGIAT???!!! JAUH JAUH❗❗

❗❗JANGAN LUPA VOTE & KOMEN❗❗
.
.
.
.
.
{AHLAN WA SAHLAN}


Zahra terbangun dari tidurnya saat perut bagian bawahnya terasa sangat nyeri, hal itu membuat ia jadi bertanya-tanya, apa ia salah makan kemarin? Tapi makanan yang ia makan tidak salah, ah iya baru ingat kalau dirinya belum datang bulan.

Segera perempuan itu bangkit dari tempat tidur menuju toilet, hingga pergerakan nya dilihat oleh sang suami yang baru saja selesai mengenakan baju koko untuk pergi ke masjid.

Memang masih terlalu shubuh, jam pun baru menunjukkan pukul tiga lewat tiga puluh lima menit, tetapi ke masjid lebih awal adalah salah satu kebiasaan Gus Hafidz bukan? Kalian pun tau itu.

Kurang lebih sepuluh menit pintu toilet dibuka, memperlihatkan Zahra yang berjalan gontai dengan tangan memegangi perut bagian bawah nya yang terasa nyeri.

Melihat itu Gus Hafidz dengan segera memapah Zahra, membawanya menuju tempat tidur dan membaringkan perempuan tersebut.

"Kamu kenapa? Wajah kamu juga terlihat pucat" Tanya nya seraya menatap sang istri cemas.

"Zahra sakit perut mas" Tutur Zahra lalu setelahnya menggigit bibir bawahnya sendiri merasa nyeri di perutnya terus bertambah.

Gus Hafidz semakin cemas mendengar penuturan Zahra, "Apa yang kemarin kamu makan? Bisa sampai sesakit itu, ke dokter saja mau?"

Menggeleng di sela-sela sakitnya, "Za-zahra sakit perut karena haid mas, bukan karena makanan" Sahut ia sembari meringkuk menahan nyeri.

"Ya Allah, mas harus apa, mas tidak pernah menangani hal seperti ini sebelumnya" Ucap Gus Hafidz yang terlihat panik, ia mengusap usap punggung Zahra guna meredakan nyeri yang dirasakan perempuan itu.

Berpikir sejenak sampai pada akhirnya laki-laki tersebut beranjak dari atas tempat tidur, "Sebentar, mas bikinkan teh hangat" Ujarnya lalu berjalan keluar kamar tanpa menunggu jawaban sang istri.

Sesampainya di dapur, Gus Hafidz segera berkutat dengan bahan-bahan untuk membuat teh. Tak lupa ia juga berinisiatif membawakan air hangat yang sudah dimasukkan ke dalam botol agar nanti di letakkan pada perut Zahra yang nyeri.

Tidak terlalu lama, ia pun kembali kedalam kamar seraya mendekati sang istri, "Mau minum teh nya dulu? Atau mau langsung di kompres perutnya?"

Mendengar pertanyaan Gus Hafidz, Zahra langsung menjawab, "Langsung kompres mas"

Dengan perlahan laki-laki itu kemudian meletakkan botol berisi air hangat tersebut ke atas perut istri sahnya, membuat Zahra kaget dan sontak memegang tangan sang suami.

Mereka saling mematung di tempat hingga suasana canggung tercipta ketika mereka telah tersadar, dengan Zahra yang menarik tangannya sembari memalingkan wajah ke arah kiri, lalu mengulum senyum.

Gus Hafidz berdehem guna menghilangkan rasa salah tingkah nya, "Maaf" Kata itu keluar berbarengan dengan tangannya yang ia tarik.

Dengan perlahan Gus Hafidz mengedarkan pandangan nya ke arah jam dinding, dan ternyata waktu sudah menunjukkan setengah lima shubuh, membuat ia kembali menatap sang istri yang tengah menaik turunkan botol di perutnya.

"Em, Zahra, mas mau ke masjid kamu tidak apa-apa ditinggal sendirian? Kalau kamu tidak mau ditinggal, mas akan kasih tugas imam ke Ilyas saja"

"Iya mas, gak apa-apa, mas ke masjid aja"

"Ah mas akan menyuruh kak meina kesini"

Sejak kemarin Zahra beserta Gus Hafidz sudah pindah ke sebuah rumah yang berada di dekat sungai buatan para anak-anak pesantren.

JALUR LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang