PART 23 - CURHATAN AFIFAH

236 13 6
                                    

❗❗PLAGIAT???!!! JAUH JAUH❗❗

❗❗JANGAN LUPA VOTE & KOMEN❗❗
.
.
.
.
.
{AHLAN WA SAHLAN}

Bulan masih menyinari kota jakarta, kini waktu, tepat menunjukkan pukul setengah tiga pagi. Zahra keluar dari kamar mandi, setelah selesai dengan kegiatan mandi nya dan kemudian berjalan menuju ke arah pintu asrama, membuka nya perlahan agar teman-temannya tidak terbangun karena suara decitan pintu.

Zahra menutup mata nya, ia menghirup dalam dalam udara dini hari yang sangat segar, gadis itu sedikit menggoyangkan tangan nya, ke kiri dan ke kanan, berniat olahraga pagi.

"Sepi banget" Gumam Zahra, lalu duduk di salah satu bangku yang ada di depan kamarnya.

Gadis cantik itu menatap ke arah langit yang masih membiru, dengan bintang-bintang yang berjejer indah mengelilingi bulan, "Gus Hafidz" Gumam nya kembali, kali ini ia sedikit terkekeh setelah menggumamkan nama dari calon suami nya.

Zahra menatap ke arah tangan kiri nya, cincin berlian, yang sudah seminggu terpasang di jari manis nya. Tidak pernah di bayangkan sebelum nya, kalau Gus Hafidz juga mempunyai perasaan yang sama dengan nya.

Ia hanya pernah berdo'a "Jagakan dia, lindungi dia" Tapi Allah menjaga kan Gus Hafidz untuk menjadikan laki-laki itu sebagai jodoh nya, untuk sama-sama saling menjaga, untuk membangun bahtera rumah tangga. Allah memang tahu apa yang terbaik untuk hamba nya.

Terlihat Zahra beranjak dari tempat duduk nya, lalu berjalan menuju ke arah masjid, sial nya, telinga gadis itu mendengar suara tangisan seseorang, yang langsung membuat bulu kuduk Zahra merinding dan meneguk saliva nya susah payah.

Sembari memicingkan matanya ke arah koridor pondok pesantren, "Si-si-siapa itu?" Tanya Zahra, namun tidak ada sahutan, hanya ada suara isakan tangis yang mulai mereda.

Zahra menghela nafas pelan, ia berjalan menuju ke arah sumber suara, koridor pondok pesantren yang sepi, di tambah lampu pondok pesantren yang redup, serta angin pagi yang menusuk pipi nya, sangat memberikan kesan seram bagi Zahra, terlihat di bangku depan kelas ada seseorang yang duduk seorang diri, tanpa di temani siapa pun disana.

"Astaghfirullah" Lirih Zahra, kaki nya melangkah mundur, namun hati nya menyuruh maju, mau tidak mau Zahra memberanikan diri untuk berjalan ke arah nya.

Hikss.... Hikss....
Zahra terus melafalkan ayat kursi ketika langkah nya sudah mulai mendekati orang itu, batin nya berteriak ketika mengetahui bahwa orang itu adalah perempuan. "Ka-kamu ngapain?" Tanya nya kembali, tubuh gadis itu sudah bergetar hebat.

Perempuan itu menoleh, Zahra menggigit bibir bawah nya ia mengambil ancang-ancang untuk lari, takut kalau perempuan itu adalah setan. "Zahra, kamu kan?" Perempuan itu malah balik bertanya kepada Zahra. Yang membuat ketakutan Zahra menghilang seketika, ia kemudian mengangguk.

Tapi tunggu, sepertinya suara perempuan itu familiar di pendengaran Zahra. "Afifah?" Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut perempuan itu, tapi dapat Zahra lihat kalau perempuan itu mengangguk.

Zahra tersenyum, lalu duduk di sebelah nya. "Kamu ngapain Fah?"

"Gak ngapa-ngapain kok" Balas nya bohong.

"Bohong banget, tadi aku dengar kamu nangis, kamu kenapa? Mau cerita? Cerita aja Fah, aku bakalan jadi pendengar yang baik buat kamu" Titah Zahra.

"Ayah ku gak sayang sama aku ya?" Tanya Afifah tiba-tiba.

"Kenapa kamu ngomong gitu Afifah? Mana ada orang tua yang gak sayang sama anak nya sendiri" Ujar Zahra, seraya merapikan kerudung Afifah.

Air mata Afifah kembali keluar dari mata indah nya, "Hiks, ayah kemarin hiks bentak aku Ra, hiks, padahal aku gak ada salah sama ayah hiks"

JALUR LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang