PART 29 - ACARA INTI

157 10 0
                                    

❗❗PLAGIAT???!!! JAUH JAUH❗❗

❗❗JANGAN LUPA VOTE & KOMEN❗❗
.
.
.
.
.
{AHLAN WA SAHLAN}

Pagi ini suasana pesantren nampak ramai oleh para tamu undangan yang ingin melihat acara akad nikah dari anak sang pewaris pesantren.

Di dalam kamar, Gus Hafidz terlihat sedang mengulang ucapan ijab qabul agar dirinya mudah saat akan mengucapkan nya nanti. Raut wajah laki-laki itu seperti tengah menahan kegugupan, karena mengingat waktu yang terus berjalan, dan semakin mendekati acara akad nikah tersebut.

"Ya Allah" Gus Hafidz mengusap wajah nya pelan dengan tangan yang mulai dingin.

Terdengar ketukan pintu dari luar, "Kamu sudah siap Le?" Itu Amma Gus Hafidz, Maryam.

"Masuk Amma" Cicit nya.

Melihat sang anak yang mondar-mandir tidak jelas, Maryam mendekat, "Amma tau kamu gugup, dan do'a solusinya Le, berdo'a semoga Allah melancarkan niat baik kamu ini"

"Aamiin Amma, semoga Allah melancarkan niat baik Hafidz"

Sibuk dengan acara akad nikahnya, Gus Hafidz sampai melupakan si gadis kecil kesayangan nya, "Annisa mana Amma?" Tanya ia.

"Annisa lagi bersama Aminah"

Mengangguk sekilas, "Sudah gagah gini anak Amma, ingat, bimbing istri mu dengan baik, jangan pernah mengecewakan nya" Ujar Maryam sembari merapikan jas yang melekat di tubuh sang anak.

"In Syaa Allah Amma"

"Jadilah seperti Abba mu yang selalu menepati janji nya, membuktikan omongan nya, buat istri mu bahagia, dan buat ia bangga mempunyai suami seperti mu"

"Do'akan Hafidz, Amma"

Tidak berselang lama, pintu kembali di ketuk dari luar, "Ini kakak, sebentar lagi acara akan dimulai, dan kamu di panggil ke masjid sekarang" Jelas Aminah.

Gus Hafidz menatap sang ibu, lalu menggandeng lengan nya membawanya menuju pintu dan setelah pintu di buka, nampak lah Aminah bersama Annisa yang terlihat cantik mengenakan baju putih dengan kerudung berwarna sage.

Sambil berjalan Gus Hafidz menggendong gadis kecil itu, dan menciumi pipi nya gemas, membuat ia tertawa cekikikan di sepanjang perjalanan mereka, Maryam serta Aminah yang melihat itu hanya bisa terkekeh.

"Abi wani" Kata Annisa sembari memeluk leher Gus Hafidz.

"Abi nya siapa dulu?"

"Abi nya Annisla" Sahut nya.

Interaksi keduanya tak ayal dilihat oleh seluruh tamu bahkan santri yang ada di area pondok pesantren tersebut hingga membuat mereka tidak kuasa menahan kegemasan nya.

Keempatnya kini sudah sampai di dalam masjid, namun Gus Hafidz hanya menunduk menuju tempat duduk nya, karena banyak nya perempuan yang juga ikut menghadiri acara akad nikah tersebut.

Annisa, si gadis kecil itu sudah ia titipkan kepada sang ibu dan Aminah yang duduk di belakang nya.

Penghulu masuk menerobos kerumunan melalui pintu samping, membuat jantung Gus Hafidz berdetak kian cepat tak beraturan. Tangan nya pun dingin berkali-kali lipat dari saat di kamar tadi.

Teman-temannya yang berada di sisi kanannya hanya bisa tersenyum, memang benar mereka belum ada di posisi itu, tapi mereka bisa merasakan kegugupan Gus Hafidz dan mungkin saja mereka akan lebih dari itu.

"Allahumma yassir wala tu'assir" Ia menghembuskan nafasnya pelan setelah mengucapkan do'a itu didalam hati.

Keluarga mempelai wanita pun baru saja sampai, Usman nampak gagah mengenakan baju koko serta sarung yang terlihat sederhana tetapi harga nya tidak lah murah.

JALUR LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang