PART 20 - WEDDING LISA DAN FARID

286 20 0
                                    

❗❗PLAGIAT???!!! JAUH JAUH❗❗

❗❗JANGAN LUPA VOTE & KOMEN❗❗
.
.
.
.
.
{AHLAN WA SAHLAN}

Saat ini menunjukkan pukul delapan pagi, seorang gadis cantik nampak tengah menjemur pakaian nya, dengan di temani oleh kepakan sayap burung yang nampak riuh di belakang nya. Burung merpati putih. Adalah burung milik ayah nya yang di biarkan hidup di dalam kandang yang lumayan besar, cukup untuk mereka berterbangan.

Burung itu bahkan sudah diberi makan oleh ayahnya sedari shubuh tadi, tapi kenapa masih saja riuh? Entahlah, mungkin karena melihat kehadiran sang putri, anak dari tuan nya.

Zahra, gadis itu terlihat tengah menyeka keringat nya yang bercucuran di pelipis nya, akibat matahari yang terlalu terik, "Zahra, nak!!" Seorang wanita paruh baya mendatangi gadis itu, yang tak lain adalah ibu nya sendiri yaitu Aisyah.

Ia yang sedang memeras pakaian pun menoleh ke sumber suara. "Kenapa Ummi?"

"Cepat masuk, ke ruang tamu, ada Lisa, Fidya juga Safia disana" Tutur Aisyah yang berdiri di ambang pintu dapur.

Mengangguk mengiyakan, Zahra menjemur sisa pakaian nya, lalu pergi menuju ke arah ruang tamu dimana ada ketiga sepupu nya. "Zahra!!" Pekik Fidya, didepan mereka sudah ada beberapa toples camilan, mungkin Aisyah yang memberikan nya.

Gadis itu duduk di sofa tunggal, "Kenapa kenapa, tumben banget gak ngabarin" Ujar nya dan mengambil satu toples camilan, seraya membuka nya.

"Si Fidya yang ngajakin Ra, gabut dia" Sahut Safia.

"Tau kan Lisa bentar lagi mau nikah?" Tanya Fidya. Ia menaik turunkan alisnya sembari menatap Lisa sekilas.

Zahra yang ingin memasukkan camilan ke dalam mulut nya pun terhenti, lalu mengangguk sigap, "Tau, dia datang kesini sehari sebelum Ramadhan" Jelas Zahra.

Membuat Fidya menganggukkan kepala nya ketika mendengar penjelasan dari Zahra. "Selamat hari raya Zahra" Kini suara Lisa terdengar menimpali, ia mengulurkan tangan nya kepada Zahra.

Yang tentu nya Zahra membalas uluran tangan Lisa, Gadis itu bahkan berniat ingin mencium tangan Lisa, namun tangan itu sudah lebih dahulu di tarik oleh sang pemilik. "Ih kenapa sih kak Lis"

"Tumben banget mau cium tangan kakak, biasanya juga kan langsung di remas tangan nya" Lisa menatap ke arah Zahra dengan tatapan bertanya-tanya. Apakah hampir setahun di pondok sudah membuat nya berubah sampai seperti ini? Kalau iya, Alhamdulillah.

"Kak Lisa lebih tua dari Zahra, makanya Zahra pengen cium tangan nya, kan itu juga termasuk dari adab"

Lisa mengangguk setuju, benar apa yang di katakan adik sepupu nya itu, salah satu bagian dari adab adalah menghormati orang yang lebih tua dari kita. "Kaya biasa aja sih!! Kalau kaya gini canggung jadinya Ra" Ketus Lisa.

Terkekeh pelan hingga akhirnya Zahra mengiyakan, "Iya deh Kak Lisa yang bentar lagi mau nikah" Celetuknya.

"Iya nih yang bentar lagi mau nyoblos" Timpal Safia, hal itu pun langsung mendapat tatapan tajam oleh Lisa.

Fidya menghela nafas kasar sambil merebahkan kepala nya di pinggiran sofa dengan tangan yang terlipat di depan dada, serta menengadah ke atas, memandangi langit-langit ruang tamu, "Heuh, Lisa bentar lagi mau nikah, Zahra juga bentar lagi mau ke pondok, di tambah Safia mau ikut ibu nya ke Bandung, jadinya aku sendirian deh" Gumam Fidya, yang tentu saja mereka masih bisa mendengar nya.

Ketiganya terkekeh. "Kasian si bontot sendirian, tapi kan masih bisa video call atau teleponan" Sahut Safia yang langsung mendapatkan anggukan dari Lisa dan Zahra.

JALUR LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang