PART 4 - PIGURA HITAM

253 15 0
                                    

❗❗PLAGIAT???!!! JAUH JAUH❗❗

❗❗JANGAN LUPA VOTE & KOMEN❗❗
.
.
.
.
.

{AHLAN WA SAHLAN}

Tidak terlalu lama mereka di ndalem hingga akhirnya Kyai memutuskan untuk mengajak Yusuf serta Usman sahabat nya ikut naik ke atas panggung bersama nya.

Dan kini mereka tengah berjalan menuju halaman luas yang berada tepat di depan masjid pesantren, halaman itu kerap kali menjadi tempat berlangsung nya sebuah acara, termasuk shalawatan yang di adakan oleh pengurus pesantren.

Hanya Annisa serta Aminah yang tidak ikut, di karena kan Annisa asik bermain dengan adik-adik dari beberapa santri, dan Aminah di suruh mengawasi gadis kecil itu yang tentu nya dengan senang hati Aminah mengiyakan.

Di halaman itu sekarang sudah penuh oleh manusia yang berhadir, karena acara di adakan untuk umum, siapa pun boleh berhadir.

Para anggota hadrah mulai mencoba sound system dengan di barengi candaan agar tidak terlalu serius sambil menunggu keluarga Kyai datang.

Kedua keluarga itu berdiri tepat di depan karpet panjang berwarna merah, semua orang sontak berdiri saat melihat kedatangan mereka.

"Amma, Hafidz izin naik ke panggung" Ucap Gus Hafidz kepada Maryam.

"Nggih nak"

Setelah mendapat izin Gus Hafidz segera mencium punggung tangan sang ibu juga Aisyah. "Sekalian kita juga pamit ikut" Kata Kyai Hasan.

"Ayo Usman, Yusuf, jangan sungkan" Titah Kyai Hasan pada kedua nya.

Usman mengangguk lalu menggandeng bahu sang anak seraya mengucapkan salam bersama-sama yang langsung di balas oleh ketiga perempuan itu.

"Zahra" Terdengar seseorang memanggil nama nya dari arah kanan yang sontak membuat Zahra menoleh ke arah sumber suara, ia mendapati Yuyun berdiri sendirian sembari tersenyum ke arah nya.

"Ummi, Bu- eh, Amma, Zahra pamit ke teman teman dulu ya" Cicit Zahra, sedikit meralat ucapan nya yang ingin memanggil Maryam dengan sebutan Bu Nyai.

"Nggih nak" Sahut kedua nya.

Zahra pun dengan segera mencium punggung tangan Aisyah serta Maryam, seraya berlalu pergi setelah mengucapkan salam.

Gadis cantik itu sekarang sudah berada di depan Yuyun, "Habis dari mana Yun?" Tanya Zahra tiba-tiba.

"Dari toilet tadi, gak tahan pengen pipis soalnya" Balas Yuyun.

Zahra hanya mengangguk mendengar balasan Yuyun, "Ya udah kita kesana yuk, tuh di tunggu Diana sama Afifah" Tunjuk Yuyun, kemudian berjalan lebih dahulu tanpa menunggu sahutan dari Zahra, toh 'iya' juga nanti sahutan nya, pikir Yuyun.

Zahra mengikuti arah langkah Yuyun, sembari melafalkan kata permisi kepada beberapa orang yang mereka lewati tempat duduk nya.

"Beruntung banget sih Zahra bisa bareng sama Bu Nyai apalagi Gus Hafidz" Batin Afifah.

Tak lama terdengar lantunan rawi pertama, yang di bacakan langsung oleh Gus Hafidz, fasih dengan tajwid yang pasti nya sempurna hingga membuat Zahra terlena akan suara merdu nya. Mungkin bukan hanya Zahra, tapi seluruh orang yang berhadir.

sampai pada akhir nya lantunan syair mulai di bawa kan, oleh Gus Hafidz juga tentu nya, namun kali ini ia tidak sendiri, ada Farid di samping nya yang menjadi vokalis kedua.

Khobbiri, syair yang mereka bawa kan berhasil membuat santri-santri mabuk dalam bershalawat, mereka memejamkan mata menikmati indah nya lantunan syair tersebut.

JALUR LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang