❗❗PLAGIAT???!!! JAUH JAUH❗❗
❗❗JANGAN LUPA VOTE & KOMEN❗❗
.
.
.
.
.
{AHLAN WA SAHLAN}Setelah acara pernikahan Lisa kemarin yang membuat heboh seluruh keluarga, karena Yusuf mengambil bunga yang di lemparkan oleh kedua mempelai, Zahra sekeluarga langsung balik ke rumah tanpa pergi kemana pun dulu, mereka lelah, karena acara itu tak berhenti, sampai pada akhirnya suara adzan maghrib menutup acara tersebut, maklum Lisa anak pertama, dari dua bersaudara, alhasil acara pernikahan itu, di buat semeriah mungkin.
Pukul empat belas lewat tiga puluh dua, Zahra, gadis itu terlihat sedang berbaring di tempat tidur nya, dengan mata yang bahkan tertutup rapat, ia tidur. Namun sedetik kemudian mata nya bergerak, menandakan bahwa Zahra akan segera bangun.
"Enghhh" Ia menggeliat berguling kesana kemari, dengan tangan yang di luruskan ke atas kepala.
Sambil mengucek mata nya ia kemudian meraba nakas samping tempat tidur nya, lalu melepaskan charger ponsel dan membawa ponsel itu tepat di depan wajah nya, guna melihat jam.
"Masih jam segini, hoam" Ujar gadis itu, yang sedikit menguap mungkin efek baru bangun tidur.
Zahra menatap langit-langit kamar nya, tetapi tak berselang lama ia bangkit dari tempat tidur seraya berjalan ke arah kamar mandi, untuk mencuci wajah nya. Beberapa menit berlalu, Zahra keluar dari dalam kamar mandi dengan wajah yang sudah lumayan segar, ia mendekat ke arah lemari pakaian nya, mengambil satu jilbab sederhana lalu memakai nya.
Gadis itu berjalan keluar kamar, dengan satu tangan memegang ponsel milik nya dan mulai menuruni undakan tangga rumah nya, menuju ke arah dapur. "Kok banyak banget Ummi masak nya?" Tanya Zahra kepada sang ibu, saat sudah berada di dapur.
Aisyah menoleh, lalu tersenyum, "Sengaja nak, mau ada tamu soalnya nanti malam" Tutur nya.
Mengernyitkan kening nya bingung Zahra kembali bertanya, "Siapa Ummi?"
"Nanti juga kamu bakalan tau nak, mending kamu bantu Ummi buat masak-masak" Ajak sang Ibu.
"Siap bu boss" Sahut Zahra.
Aisyah yang mendengarnya pun sontak terkekeh, ada-ada saja, "Eh iya, Bi Nani sama Bi Wati kemana Ummi? Kok gak pernah muncul lagi?" Lagi-lagi Zahra melayangkan pertanyaan, sembari mencuci sayuran yang sudah di siapkan.
Menoleh sekilas, Aisyah mulai menjelaskan, "Itu dia, Bi Nani undur diri, karena pingin ngurus orang tua nya yang sudah sakit-sakitan, sedangkan Bi Wati, anak nya lima bulan yang lalu, lahiran, tapi anak Bi Wati gak selamat, alhasil Bi Wati mengurus cucu nya seorang diri"
"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un"
"Lah kok, bukannya suami dari anak Bi Wati ada ya?"
"Ada, cuman ya itu, suami nya gak mau tanggung jawab, terus juga Bi Wati gak bakalan tega ngasih cucu nya ke laki-laki pemabuk, walaupun Bi Wati tau, kalau laki-laki itu adalah Ayah kandung dari cucu nya, tapi tetap aja kan nak, laki-laki pemabuk gak bisa di titipin anak" Sambung nya, seraya mengaduk-aduk sambal pedas yang berada di teflon.
"Oalah gitu toh, berarti Bi Wati juga bakalan undur diri?" Cerca Zahra sembari memotong beberapa sayuran yang nampak segar.
"Belum tau nak, tapi kalau semisal Bi Wati bawa cucu nya kesini, Ummi sama Abi juga gak masalah, ya itung-itung sekalian belajar nimang cucu" Celetuk Aisyah.
Zahra terkekeh dan mengangguk, "Udah nih Ummi, di masukin kemana sayuran nya?"
"Cepat banget nak, masukin ke panci itu aja" Tunjuk Aisyah menggunakan dagu nya, ke arah panci yang berada di sebelah teflon nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JALUR LANGIT
RomanceIni tentang kisah cinta dalam diam di pondok pesantren Al-Qamar, pondok pesantren ternama di kota Jakarta, dengan di pimpin oleh Kyai Hasan selaku anak tunggal dari pemilik pesantren yang sudah lama meninggal. Zayyad Hafidz Al-Ghifari, laki-laki ta...