PART 15 - SAYYID MUHAMMAD

220 17 0
                                    

❗❗PLAGIAT???!!! JAUH JAUH❗❗

❗❗JANGAN LUPA VOTE & KOMEN❗❗
.
.
.
.
.
{AHLAN WA SAHLAN}

Aku merebahkan tubuh ku saat sudah selesai merekam diri ku yang sedang melantunkan bait lagu. Ku ulang ulang video nya, namun tidak ada yang salah. Cepat-cepat ku kirim kepada ia yang sedari tadi menunggu pesan ku, mungkin. Hahaha.

Fatzahraaaa_
Online

/send Video

Buram Gus

Ku baca pesan nya, lalu ku lihat lagi video yang aku kirim kepada nya. Benar apa kata nya video itu buram. "Hah, bagaimana bisa buram" Gumam ku, yang kemudian ku kirim lagi, namun masih saja hasilnya tetap buram. Apa yang harus aku lakukan agar video nya tidak memburam seperti itu? Ahha. Aku terfikir sebuah hal.

Send no whatsapp kamu
/Read

Aku terkekeh ketika aku membaca ulang pesan yang aku kirim, lancang sekali. Tapi hanya itu cara satu-satu nya agar video nya tidak buram ketika di kirim. Aku mengerutkan kening ku bingung saat aku tak kunjung mendapat kan balasan dari nya. Yang membuat ku gelisah tak karuan. Apa dia marah?.

Untuk ngirim video nya biar tidak buram
/Read

Aku menjelaskan agar ia tidak salah paham terhadap pesan yang aku kirim barusan, lagi lagi aku kembali mengerutkan kening ku ketika pesan ku hanya dibaca. Antara bingung dengan was-was bercampur aduk, takut sekali kalau Zahra marah.

Ah maaf Gus, tadi ada kendala di jaringan

Oalah tidak apa-apa

0831********, ini nomor saya Gus

"ALHAMDULILLAH" Aku memekik kegirangan ketika ia mengirimkan nomor whatsapp nya kepada ku, membuat ku langsung bangkit dari tempat tidur ku, dan duduk di pinggiran nya.

Saya izin menchat ya?

Iya Gus

Setelah mendapatkan balasan dari nya, aku pun dengan segera menyalin nomor whatsapp milik nya, lalu memasukkan nya ke kontak ku, dengan gugup aku mulai mengetik pesan kepada nya.

Zahra
Terakhir di lihat 16.24

Assalamu'alaikum

Wa'alaikumussalam

/Send Video

Cukup lama ia membalas, aku yang bosan pun keluar dari kamar ku dengan senyuman yang senantiasa mengembang di wajah ku. Dan mendapati Amma, Abba, beserta Annisa tengah berkumpul di ruang tamu, mereka menonton Televisi yang menampilkan kartun kesukaan Annisa yaitu Omar Hana.

Perlahan aku duduk di sebelah Amma yang sedang menyisir rambut Annisa. Seperti nya Annisa baru saja mandi. "Eh nak" Sapa Amma yang baru menyadari kehadiran ku, membuat Abba pun sontak menoleh kepada ku di sela-sela kegiatan nya mengecek perkembangan pesantren.

Terkekeh menatap kedua orang tua ku. "Annisa baru mandi? Iya?" Tanya ku kepada gadis kecil yang terlihat fokus menatap kartun kesukaan nya.

Tangan ku terulur mengelus pelan surai hitam yang sudah rapi itu. "Eem, Annisa balu mandi Abi" Jawab nya.

Aku mengangkat Annisa lalu mendudukkan nya kepangkuan ku. "Hummmm, tapi kok masih bau acem ih" Canda ku. Yang sontak saja di tatap tajam oleh Annisa, namun bagi ku itu bukan lah tatapan tajam, melainkan tatapan menggemaskan dari Annisa.

JALUR LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang