PART 24 - KAGUMNYA AMAR

202 19 0
                                    

❗❗PLAGIAT???!!! JAUH JAUH❗❗

❗❗JANGAN LUPA VOTE & KOMEN❗❗
.
.
.
.
.
{AHLAN WA SAHLAN}

Lantunan ayat suci Al-Qur'an terdengar jelas, berasal dari dalam masjid yang letaknya di dalam pesantren, seorang pemuda laki-laki masuk ke dalam masjid itu, mata pemuda tersebut langsung tertuju kepada para santri putra yang tertidur lelap, ada yang bersandar di tiang masjid sambil memeluk Al-Qur'an, ada yang rebahan dengan sarung yang menutupi wajah nya, ada juga yang tertidur dengan memeluk lutut, mungkin mereka kelelahan akibat hafalan mereka yang kian membanyak.

Si pemuda laki-laki itu adalah Gus Hafidz, ia menatap jam besar yang berada di pojok kanan, waktu masih menunjukkan pukul setengah tiga dini hari, masih terlalu Shubuh, bahkan ayam pun belum bangun dari tidur nya, sepertinya.

Laki-laki itu berjalan mendekati temannya yang sedari tadi melantunkan ayat Suci Al-Qur'an, Abian Farid El Rasyid, "Assalamu'alaikum, Farid" Sapa nya.

Mendengar ada yang menyapa nya Farid menoleh, "Wa'alaikumussalam, Fidz" Sahut ia setelah mematikan mikrofon.

"Antum menginap?" Tanya Gus Hafidz tiba-tiba, karena ia tahu Farid sudah menikah, apa mungkin dirinya menginap disini? Sedangkan istrinya sendirian di rumah.

Farid sontak menggeleng, "Gak nginap, cuman kan rumah saya dekat dengan pondok pesantren ini, jadinya kesini karena kebangun, hehe" Cengir Farid.

"Ya sudah, biar ana yang lanjutkan ngaji nya" Kata Gus Hafidz, mengambil alih mikrofon yang berada di tangan kanan Farid.

Gus Hafidz membuka Al-Qur'an yang ada di depan nya, mencari surat yang menurutnya cocok untuk ia baca, sampai pada akhirnya ia menemukan surat Thaha, ia mulai membaca nya, melantunkan ayat demi ayat, membuat beberapa santri putra yang tadi nya tertidur nyenyak menjadi terbangun akibat mendengar suara dari Gus mereka, yang menurut mereka sangat indah, menyejukkan hati juga tentu nya.

"Gus, itu" Seru salah seorang dari mereka yang telah terbangun, seraya menepuk-nepuk pundak teman nya yang masih tertidur.

Mereka pun terbangun dengan mata yang masih lumayan ngantuk. "Gus Hafidz, hoam" Ujar laki-laki yang tengah bersandar pada tiang masjid.

"Siapa yang beruntung jadi istri Gus nanti ya" Celetuk Baim, sembari mengucek ucek matanya.

"Yang pasti, ceweknya itu cantiknya bukan main" Lanjut laki-laki bernama Ivan, yang tadi membangunkan mereka.

"Heem" Sahut mereka semua.

"Udahlah, daripada ghibah Gus, mending kita wudhu, atau mandi, biar segar" Usul Doni, ia beranjak meletakkan Al-Qur'an yang tadi ia peluk ke dalam lemari.

Mereka mengangguk mengiyakan usulan Doni, lalu segera keluar untuk mandi atau pun hanya berwudhu, tidak terlalu lama mereka melakukan kegiatan mereka, mereka pun kembali lagi ke masjid dalam keadaan segar.

Beberapa menit setelah mereka masuk ke dalam masjid, Farid berdiri lalu berjalan mendekat ke samping mimbar, laki-laki itu melantunkan Adzan shubuh, "di rapatkan shaf nya" Perintah Gus Hafidz saat Farid selesai Adzan.

Setelah dirasa shaf nya rapat, Gus Hafidz dengan segera mengimami santri putra dan putri untuk shalat Shubuh berjamaah, "Assalamu'alaikum warahmatullah"

Zahra, gadis cantik yang tengah duduk di barisan shaf perempuan sangat kagum mendengar Gus Hafidz mengimami shalat mereka, tanpa tersalah sedikit pun. Zahra kagum bukan semata-mata karena itu, ia kagum karena tidak di sangka-sangka Gus Hafidz akan menjadi suami nya.

JALUR LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang