11. Gadis Pemeran Novel

2.3K 196 0
                                    

Setelah selesai sarapan Aletta meminta ijin untuk kembali ke kamarnya.
Aletta beralasan jika ia masih lelah dan ingin kembali beristirahat.

Ayah dan ibunya sempat merasa khawatir padanya.
Aletta pun segera meyakinkan mereka jika ia baik-baik saja dan hanya merasa sedikit lelah.
Karena Aletta memang terlihat baik-baik saja akhirnya mereka mengijinkan Aletta kembali ke kamarnya.

Sesampainya di kamarnya Aletta segera menghubungi Nini.

[ Bagaimana, apa ada yang mencurigakan di kamar ini?! ]

[ Tidak ada yang salah dengan kamar ini, sama sekali tidak ada barang mencurigakan ataupun kamera tersembunyi ]

[ Benarkah, aku jadi ragu apa dia benar-benar ingin membuat masalah denganku?! ]

[ Benar host, Nini akan terus memantaunya jadi host tak perlu khawatir ]

Aletta segera mengangguk tanda setuju.

Setelah dipastikan kamarnya tidak memiliki masalah Aletta mengambil laptopnya dan memulai pekerjaannya.

Aletta adalah penasehat bisnis eksklusif di beberapa perusahaan.
Aletta sangat menyukai pekerjaannya dan merasa ini benar-benar pekerjaan yang sangat cocok untuknya.

Selain tak perlu bekerja secara langsung, waktunya pun fleksibel dan yang paling penting gajinya juga lumayan besar.

Sebenarnya ia juga pemilik saham dari perusahaan-perusahaan ini, walau hanya sebagian kecil itu sudah cukup untuknya menghabiskan uang layaknya air.

[ Host semakin pandai bermalas-malasan ]

[ Malas darimana, bukankah aku sangat rajin mencari uang?! ]

Nini ingin membantah tapi melihat tuan rumahnya yang memang tengah bekerja, membuat Nini tak berdaya.

[ Tapi bisakah host lebih profesional sedikit, jangan bekerja sambil tiduran dan makan kripik seperti itu ]

[ Itu tidak baik untuk kesehatan host ]

* * *
Aletta tengah bersantai sambil menonton televisi, tapi tiba-tiba ia dikejutkan dengan kedatangan Larisa.

"Letta kenalkan ini Raymond, pacar kakak"

Aletta menatap Larisa dengan curiga.
Tapi Aletta masih dengan sopan menyapa dan memperkenalkan dirinya pada Raymond.

Setelah Aletta dan Raymond saling berkenalan, Larisa mulai menyombongkan pacarnya itu.
Larisa juga sesekali memamerkan kemesraannya.
Tentu saja Aletta hanya menatap datar tanpa peduli dengan keduanya.

Melihat ekspresi membosankan Aletta, diam-diam Larisa menjadi sangat marah.
Tapi teringat dengan tujuannya, ia segera meredam amarahnya.

"Letta kamu kan baru lulus dan belum memiliki pekerjaan, apa kamu tidak ingin bekerja di perusahaan besar seperti Moonlight company ?!"

Mendengar itu Aletta dengan spontan menjawab.

"Aku tidak tertarik, aku sudah memiliki toko kecil yang cukup untuk membeli kebutuhanku"

"Lagipula kalaupun aku ingin bekerja, aku akan memilih untuk bekerja di perusahaan milik ayah daripada bekerja di perusahaan milik orang lain"

Mendengar jawaban Aletta ini, tidak hanya Larisa yang marah Raymond juga merasa sedikit marah.

Raymond selalu membanggakan perusahaan miliknya ini dan tidak sembarang orang bisa bekerja di sana.
Ia mengecualikan Aletta karena itu permintaan dari kekasihnya.

Tapi mendengar Aletta dengan mudahnya mengatakan jika ia tidak tertarik bekerja disana, itu sangat melukai harga diri Raymond.

Sayang sekali Aletta adalah saudara dari kekasihnya.
Jika itu orang lain Raymond tidak akan berpikir dua kali untuk menghancurkannya.

'Dia sangat beruntung menjadi adik Larisa' batin Raymond.

Melihat ekspresi kakak dan kekasihnya sangat jelek, Aletta sedikit cemas karena ekspresi jelek mereka menandakan kehidupan menjengkelkan akan segera dimulai.
.
.
.
Terimakasih sudah membaca...😊😊

Si Batu Loncatan Dan SistemnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang