Saat ini Larisa entah kenapa merasa sangat gelisah, padahal ia baru saja berpisah dengan pujaan hatinya.
Tiba-tiba saja Larisa merasa takut kehilangan Raymond.
Takut jika nanti Raymond direbut oleh adiknya, sang protagonis.Jika Raymond direbut bukankah seluruh usahanya hanya sia-sia belaka.
Padahal sama sekali tidak mudah mendekati Raymond.Raymond adalah seorang CEO muda yang telah banyak mengalami skema licik dari orang-orang terdekatnya.
Raymond selalu mewaspadai orang-orang yang mencoba mendekatinya.
Larisa juga termasuk salah satu orang yang diwaspadai oleh Raymond.
Bisa dibayangkan betapa susahnya Larisa mengakrabkan diri dengan Raymond.Untungnya ia lulus seleksi karena ketulusannya saat membantu Raymond hingga akhirnya ia bisa dekat dengan Raymond.
Tapi mengingat betapa mudahnya sang protagonis menjadi akrab dengan Raymond membuat Larisa kesal.
"Benar-benar tidak adil" seru Larisa dengan geram.
Larisa sempat bergaul dengan sang protagonis itu sebelum gadis itu berangkat ke luar negeri dan ia sama sekali tidak merasa cocok dengannya.
Selain sangat manja, gadis itu juga sangat cengeng.
Larisa benar-benar tidak tahan bersama dengannya walau hanya sebentar saja.Bergaul dengannya sama saja seperti bergaul dengan seorang bayi.
Mau tidak mau ia memandang rendah sang protagonis wanita ini.Entah apa yang membuat Raymond bisa tertarik dengan gadis seperti itu.
"Apa aku juga harus bertingkah menjijikan seperti itu untuk menarik Raymond?!"
Membayangkannya saja Larisa sudah bergidik ngeri.
Ia tidak mungkin bisa bertingkah seperti itu."Untung saja sekarang ia tidak disini dan masih ada banyak waktu sebelum ia pulang"
"Sebelum itu akan ku rebut posisinya dan saat ia pulang nanti, buat Raymond membencinya"
Meskipun sekarang hubungan Larisa dan Raymond sudah semakin dekat, tapi masih hanya sebatas teman dekat.
Bagaimana mungkin ia bisa merasa tenang jika Raymond belum membenci Aletta."Sayang sekali mereka belum pernah bertemu, akan sangat mencurigakan jika aku menghasut Raymond untuk membenci Aletta sekarang"
"Apa yang harus aku lakukan?!"
* * *
Pagi hari, Larisa yang terburu-buru pergi dihentikan oleh ibunya."Risa, kamu sudah mau berangkat, tidak sarapan dulu?!"
"Tidak bu, ada meeting mendadak pagi ini"
"Kalau begitu kamu bawa ini?!" ucap ibunya sambil menyodorkan tas berisi kotak bekal.
"Bukankah ini bekal untuk ayah?!"
"Tak apa kamu bawa saja, ibu bisa mengemasnya lagi"
"Baiklah kalau begitu, aku buru-buru jadi aku akan berangkat sekarang"
"Iya, hati-hati dijalan"
Setelah berpamitan Larisa mengeluarkan mobilnya dan segera pergi.
Saat tengah berhenti karena lampu merah, Larisa melirik bekal yang ia bawa.
Tiba-tiba Larisa memikirkan sebuah ide.Sekarang memang mustahil untuk membuat Raymond membenci Aletta tapi tidak untuk orang tuanya.
'Bagaimana jika aku membuatnya dibenci oleh orang tuanya?!' batin Larisa.
'Jika orang tuanya saja membencinya tidak mungkin Raymond akan memandang gadis itu dengan baik, itu benar-benar akan memutus kemungkinan mereka untuk bersama'
Larisa sangat gembira memikirkan ide yang baru saja ia temukan.
Dan kegelisahan yang ia rasakan sebelumnya telah menghilang saat ini.
.
.
.
Terima kasih sudah membaca..☺️☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Batu Loncatan Dan Sistemnya
FantasíaAletta bertransmigrasi setelah mengalami kecelakaan. Ditemani oleh sebuah sistem pemula,akankah hidup Aletta akan berjalan dengan damai seperti yang diharapkannya?!